Wednesday, August 10, 2011

Novel: TRUE LOVE (7)


TUJUH


Sekelas dengan Hara lagi. Baru saja Arya melihat pengumuman pembagian kelas dan ternyata ia harus sekelas dengan Hara lagi. Sebenarnya ia malas berhubungan lagi dengan gadis yang sok lugu itu. Hara dengan segala kebohongannya. Mengaku-ngaku sebagai sepupu. Ia ingin segera berpisah dengan Hara. Ia tak mau melihat wajah yang sok innocent itu. Wajah yang selalu mengganggu konsentrasinya akhir-akhir ini. Hara. Arya melirik Hara yang duduk tak jauh dari tempatnya duduk.
Ternyata Hara juga sedang meliriknya. Keduanya berbarengan membuang muka. Hara menghela napas. Semua kebohongan ini harus diakhiri. Dia harus mengatakan sesungguhnya kalau antara dia dan Arya tidak ada hubungan saudara sama sekali.
***
 “Arya!” Hara memanggil Arya yang sudah berjalan jauh di depannya. Arya mendengus. Ia menghentikan langkah.
“Ada apa, sih?”
“Pulang bareng, yuk! Kita kan searah.” Hara tersenyum.
Arya membuang wajah.
 “Kamu kenapa sih, Ya? Kok kayaknya  bete banget?”
“Ah, enggak, kok.”
“Kamu nggak pake sepatu roda lagi?”
“Aku kan cuma kadang-kadang aja makenya. Tapi sekarang kayaknya enggak lagi, deh. Capek.”
“Oh…kalau gitu kita bisa pulang bareng terus, dong?”
“Kamu seneng, ya?”
“Iyalah. Kan ada temennya.”
“Kamu nggak takut digosipin macem-macem?”
“Apa?”
“Yah…digosipin pacaran.”
“Ah, orang-orang kan taunya kita sepupu.”
“Kapan kamu akan bilang ke orang-orang kalau semua itu bohong?”
“Memangnya kamu terganggu, ya? Itu yang bikin wajah kamu jutek akhir-akhir ini?”
“Iya lah!”
“Maaf deh, Ya. Habis, aku nggak enak sama Dita. Aku takut Dita marah karena aku udah ngebohongin dia.”
“Tapi kebohongan ini tetap harus diakhiri.”
“Iya, iya. Ntar deh nunggu waktu yang tepat. Eh, Ya, katanya sekarang ini Ariel jadi baik banget lho sama Dita.” Hara mengalihkan pembicaraan.
“Dari dulu juga sebenarnya Ariel memang bermaksud baik sama Dita. Dita-nya aja yang udah phobia duluan. Malah saat aku berantem sama dia dulu itu, aku tidak sangka Ariel menelponku hanya untuk minta maaf. Itu pertanda apa kalau bukan pertanda bahwa Ariel memang punya niat baik. Yah, minimal kalaupun dulu pernah tidak baik, permintaan maaf itu sudah cukup menandakan bahwa dia ingin berubah menjadi baik.”
“Oh ya? Mungkin Ariel naksir Dita, ya?”
Ngapain sih dipikirin? Itu urusan mereka.”
“Ya…Dita kan sahabatku. Dita itu cantik, ya? Makanya Ariel naksir dia.”
“Iya, kali.”
“Kalau menurutmu gimana, Ya?”
Gimana apa?”
“Kamu…naksir Dita juga, nggak?” 
Ngapain kamu nanya gitu?”
“Ya…nanya aja.”
“Menurutmu, apa semua cowok di sekolah ini naksir Dita?”
“Ya…nggak tahu.” Hara garuk-garuk kepala. Arya tersenyum sinis.
“Kalau semua cowok di sekolah ini naksir Dita, berarti aku juga naksir. Kalau hanya Ariel yang naksir Dita, berarti aku enggak,” katanya sambil meninggalkan Hara yang termangu.
“Arya! Tunggu!” kejar Hara. Arya menghentikan langkahnya.. “Kalau begitu siapa yang kamu sukain?” tanya Hara.
Arya menatap mata bening Hara hingga gadis itu tertunduk.
“Pikirkan saja sendiri!” jawabnya, ketus. Hara termangu. Pikirkan saja sendiri?
***
Hara membolak-balikkan bukunya tak jelas. Ia masih teringat kejadian tadi siang. Jawaban Arya tadi siang berarti…Arya nggak suka Dita juga? Duh, kasihan Dita. Kalau Arya tidak suka, bagaimana ia bisa menjodohkan mereka? Cinta itu kan ada kalau keduanya saling suka. Kalau salah satunya tidak suka, ya tidak bisa. Kecuali kalau Arya mau berkorban. Ah, mana mungkin Arya mau berkorban. Laki-laki itu kan maunya mencintai, bukan dicintai. Perempuan yang harus selalu mengalah.  Siapa gadis yang disukai Arya, ya? Atau jangan-jangan Arya sudah punya pacar?
***
Arya menatap lukisan di dinding. Sebenarnya tatapannya tidak ke lukisan itu, tapi menerawang jauh entah ke mana. Lukisan itu…lukisan itu menjelma menjadi wajah Hara. Apa maksud Hara menanyakan siapa yang ia sukai tadi siang? Apa maksud Hara membawa-bawa Dita dalam obrolan mereka? Apa, Hara? Apa? Tolong,  jangan buat teka-teki di hati ini semakin melebar. Tolong….
***
Bersambung....
klik di sini untuk baca lanjutannya yaa

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...