Wednesday, November 16, 2011

Tips Menulis: Apa Nama Penamu?

Novel pertama saya, menggunakan nama asli sebagai nama pena
Saya masih ingat ketika pertama kali masuk FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang, Mbak Yeni (Afifah Afra) bertanya, “Nama penanya apa, La?” Saya tersenyum, lalu menggeleng. Nama pena? Nggak perlulah. Saya cukup pede dengan nama saya, dan lagipula saya ingin dikenal dengan nama asli saya. Tapi, Mbak Yeni mengerutkan kening, kemudian memberi saran agar saya menggunakan nama pena yang mudah diingat. Jiwa muda saya memberontak. Terserah saya dong... mau pakai nama apa pun.... cieee..... So, saya tetap pakai nama asli. Memang, pernah terlintas ingin pakai nama pena. Beberapa calon nama pena di antaranya; Hana Syahidah, Alia Syahidah, sampai Pingkan Hana, ta elaah.... qiqiqiqi..... Semuanya gatot. Belum sempat aku luncurkan nama Hana Syahidah,  sudah muncul duluan Novia Syahidah. Nanti disangkanya saya mengekor dia atau menebeng popularitasnya.


Nama saya memang susah, Leyla Imtichanah. Dari dulu, orang-orang kerap salah mengucapkannya. Ada yang menyebut Laila, Lela, Istikomah, Istihana, dsb. Sebel, deh. Tapi saya pikir, karena saya menulis fiksi islami, nama tersebut sudah cukup islami. So, nggak perlu nama pena lagi, kan? Saya pikir juga, kalau orang-orang sering melihat buku saya dengan nama tersebut, lama-lama pasti jadi terbiasa melafalkannya. Wuah… narsis banget, ya?! Apalagi, novelku terbit dan penerbitnya gak bilang-bilang dulu. Terpampanglah nama saya di sana, Leyla Imtichanah. Saya pun tidak berminat mengganti nama lagi. Biarlah begitu. Sampai kemudian saya sekantor dengan penulis terkenal.  Sekilas, beliau juga menyinggung soal nama pena, tapi bukan untuk saya, melainkan untuk para penulis pemula. Nama pena itu penting. Carilah nama pena yang indah dan mudah diingat. Sebab, salah satu hal yang mendorong seseorang membeli buku adalah nama penulisnya.

Satu-satunya novelku yang menggunakan nama pena Lady Hana
Dua belas buku dan beberapa cerpen telah dipublikasikan dengan nama tersebut, dan saya tidak juga terpikir untuk pakai nama pena. Lagipula, ribuan orang pasti sudah lebih familiar dengan nama itu, ketimbang kalau saya pakai nama pena. Sampai akhirnya terjadilah peristiwa itu. Yup. Peristiwa lolosnya naskah novel remaja saya di Penerbit Cinta. Jika telah terbit, teman-teman akan melihat bahwa nama yang tercetak di sana adalah Lady Hana. Itulah nama pena saya, khusus untuk buku-buku remaja dan dewasa umum. Saya menetapkannya mulai tahun 2007. Kenapa? Sebab, menurut Mas Benny Rhamdani (Editor Cinta), nama itu untuk membedakan tulisan islami dan tidak. Bukan berarti novel saya yang berjudul Dreams (Januari, 2007) tersebut tidak islami. Saya tetap memasukkan unsur islaminya secara tersirat, tapi memang nuansa teenlitnya sangat terasa. Saya memang ingin masuk ke pembaca umum. Setelah saya pikir-pikir, saya memang perlu pakai nama yang lebih umum, lebih mudah diingat, dan mungkin lebih keren (karena saya paling susah bikin nama).

Lady Hana. Itulah nama pena saya untuk novel-novel tertentu. Tetapi ternyata hanya sekali saja nama itu dipakai. Berikutnya, saya malah ingin memakai nama lain, yang diusulkan Mas Benny kala itu; Hana Lee. Khusus untuk novel romantis, hehe…. Lebih enak diucapkan dan lebih menjual. Mengingat saat ini pembaca kita banyak yang terlena dengan penulis luar negeri. Saya banyak menemukan di pasaran, para penulis Indonesia menggunakan nama-nama “luar negeri,” dan bukunya laris manis. Ah, ternyata dalam hal jualan buku pun, masih banyak pembaca yang tidak mencintai merk dalam negeri. Sebut saja, Ilana Tan, Jullie Nava, Agnes Jessica, Clara Ng, dsb. Aslinya, mereka penulis dalam negeri yang pakai nama luar negeri.

Untuk novel islami dan buku-buku nonfiksi, saya memutuskan untuk memakai nama Leyla Hana. Hana, artinya bahagia. Dalam bahasa Jepang, artinya bunga. Mudah-mudahan jadi lebih mudah diingat. Eh, ternyata benar. Ada orang yang memanggilku "Hana." Jadi, gak enak... belum terbiasa, soalnya.  So, apa nama penamu? Sebelum meluncurkan buku solo, pikirkan baik-baik. Sebab, nama pena juga menentukan minat orang untuk membeli bukumu (terutama novel) meski prosentasenya tidak besar. Coba jika nama pena seperti ini yang tercantum di kover bukumu:

Insya Allah, sudah mantap menggunakan nama pena Leyla Hana



-------------------------------------------------------------------------



Seanakhirnyazaberweisqi
Nadiaqucantiqbeib
Xtraweightsasyahaya

Gampang gak bacanya? Kamu aja pusing, apalagi yang mau beli bukumu, hihihi….
Pilih nama pena yang indah dan mudah diingat. Contoh:

Helvy Tiana Rosa
Pipiet Senja
Esti Kinasih
Eni Martini
Riawani Elyta
Ella Sofa
Rena Puspa

Selanjutnya, selaraskan semua identitasmu dengan nama pena itu: FB, Imel, blog. Jangan berbeda-beda. Misalnya, nama pena: Nadia Cahyani. Nama Fb: Anak Ummi. Nama blog: gadiscantik. Pembaca bukumu bisa bingung, lhooo… Saat mau search blogmu, gak ada blog Nadia Cahyani.

Ingat-ingat: nama pena adalah merkmu....


Lanjutkan dengan membahas tentang kekuatan sebuah judul, yah.. klik di sini...


2 comments:

  1. xixixi my name is Naqiyyah Syam lho, kok nama rekening berbeda? Twew...wew...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gpp mba Naqi... banyak kok penulis yg begitu, hehe

      Delete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...