Friday, February 21, 2014

Harapan untuk Kampung Fiksi di Usianya yang Ketiga

Jajaran buku fiksi di toko buku

Bermula dari kesukaan membaca cerita-cerita rakyat di buku Bahasa Indonesia dan cerita dongeng di Majalah Bobo, akhirnya saya jatuh cinta pada dunia fiksi. Di awal SMP, entah bagaimana saya terpikir untuk membuat sebuah novel. Ya, novel, bukan cerpen. Sampai sekarang, saya lebih suka menulis panjang daripada pendek. Saya mulai menulis novel di buku tulis (belum ada komputer, apalagi laptop). Rasanya seperti terbang ke dunia lain, dunia imajinasi yang membuat saya memiliki harapan baru dari sekadar hidup di dunia nyata yang tidak menyenangkan. Saya bisa menjadi apa dan siapa saja selama berenang di lautan imajinasi.


Saya menikmati proses penulisan itu sampai beberapa tahun kemudian, kelas 1 SMA, seorang teman menganjurkan untuk mengirimkan naskah-naskah itu ke majalah.  Saya mulai membaca cerpen-cerpen di majalah. Ah, sepertinya saya harus membuat cerpen. Cerita-cerita yang saya buat itu terlalu panjang. Sejak itu, saya belajar membuat cerpen secara otodidak. Meminjam mesin tik dari teman, dan mengirimkannya ke majalah. Harapan dimuat tentu saja ada, tetapi cerpen-cerpen itu kembali kepada saya disertai catatan dari editornya: konflik kurang kuat, ending kurang nendang, cerita klise, dan lain sebagainya.

APA PULA ITU…?

Jujur, saya tidak mengerti maksud editor itu. Saya baca berulang-ulang catatan dari mereka yang berupa tulisan tangan dengan pensil. Sekarang, kita tidak akan mendapatkan catatan tangan editor seperti itu  lagi, ya? Hehehe…. Seandainya ada yang bisa mengajari saya menulis cerpen, hiks…. Akhirnya, saya belajar sendiri, mengasah kemampuan menulis, sampai bertemu dengan organisasi penulis dan belajar secara offline (karena online belum lazim). Sekarang, saya melihat betapa mudahnya seorang penulis untuk belajar menulis. Dunia digital telah memudahkan segalanya, termasuk belajar menulis!

Ya, ada banyak komunitas menulis di dunia maya yang memberikan ilmu gratis, salah satunya KAMPUNG FIKSI. Menilik namanya, komunitas menulis yang satu ini hanya khusus mengupas segala hal mengenai fiksi. Ini wadah yang cocok untuk calon penulis fiksi. Selain memberikan teori menulis, Kampung Fiksi juga menantang anggotanya untuk menulis 50 ribu kata dalam 31 hari (J50K). Beberapa lomba di Kampung Fiksi juga menguji keseriusan kita dalam menulis. Sekarang tinggal bagaimana kita saja, mau atau tidak menjadi penulis? Kalau serius, mau, pasti bisa. Bayangkan saat masih belajar menulis seperti saya dulu, butuh bertahun-tahun untuk bisa menerbitkan buku karena belajar otodidak!

Happy Birthday, Kampung Fiksi!
Menjelang usianya yang ketiga, saya berharap Kampung Fiksi ke depannya akan lebih:

Konsisten memberikan ilmu-ilmu menulis, even-even kepenulisan, terutama di web Kampung Fiksi ini, jangan sampai mati suri.
Aktif mengadakan kontak dengan anggota-anggotanya, baik melalui kegiatan online dan offline.
Mumpuni, dalam memberikan ilmu-ilmu menulis fiksi.  
Produktif berkarya, diantaranya dengan menerbitkan buku bersama anggotanya.
Unik melakukan terobosan-terobosan baru dalam me-manage anggotanya.
Narsis terus di mana-mana: media massa, radio, bahkan masuk TV!
Gaul dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan kepenulisan fiksi.
FIKSI, tetap fokus pada genre menulis fiksi untuk membedakan dengan komunitas menulis lainnya.
Selamat ulang tahun yang ke-3 untuk KAMPUNG FIKSI! Sukses dan jaya terus!




"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersamaSmartfrenMizanBentang PustakaStiletto Book danLoveable."














7 comments:

  1. happy birthday kampung fiksi :) btw, salut dengan perjalanan menulisnya :)

    ReplyDelete
  2. Ehm...
    Harapan saya apa ya, untuk Kampung Fiksi?
    Saya coa kaji dulu deh.. :)

    Salam..

    ReplyDelete
  3. berbagi ilmu buat pemula seperti aku ya mbak

    ReplyDelete
  4. Di kampung fiksi di tahun ini saya ikutan event J50K tapi gatot Mbak, gak posting blas..

    Semoga kampung semakin banyak menebar ilmunya

    ReplyDelete
  5. Wah, luar biasa sekali. Ehem, ya ini satu cita-cita masa remaja saya yg tidak kesampaian, menulis menulis dan menulis. Ehem! Walau gk jelas apa yg di tulis. Mngkn karena jalan kesana yg tdk kesampaian.

    ReplyDelete
  6. Undangan Menjadi Peserta Lomba Review Website berhadiah 30 Juta.

    Selamat Siang, setelah kami memperhatikan kualitas tulisan di Blog ini.
    Kami akan senang sekali, jika Blog ini berkenan mengikuti Lomba review
    Websitedari babastudio.

    Untuk Lebih jelas dan detail mohon kunjungi http://www.babastudio.com/review2014


    Salam
    Baba Studio

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...