Tuesday, March 31, 2015

Multiwriting: Strategi untuk Bertahan Menjadi Penulis

"Ih, kamu kayak penulis asongan aja. Semuanya ditulis."
"Duh, jangan pakai kata 'asongan' dong... mending pakai kata 'multiwriting.'"
"Tapi kan jadinya nggak fokus kalau semua genre ditulis....."
"Yang penting seneng ajalah nulisnya...."


Multiwriting, saya mengenal istilah itu dari Riawani Elyta, partner mentoring dalam kelas privat menulis novel. Ditujukan untuk penulis yang menulis segalanya, ya cerpen, novel, puisi, esai, feature, blog, dan lain-lain. Saya, salah satunya. Pertama kali mengenal dunia tulis menulis, saya hanya menulis cerpen dan novel (fiksi). Lama-lama, saya menulis buku nonfiksi, dan sekarang menekuni blog. Penulis asongan?

Hey, kenapa harus disebut penulis asongan, sih? Seperti pedagang asongan gitu yah, yang menjual beraneka ragam dagangan. Padahal, supermarket besar dan mall-mall juga menjual beraneka ragam dagangan. Kalau kita bisa menggunakan kata yang lebih positif, mengapa tidak? Jadi, kenapa saya memilih multiwriting? Tidak fokus ke novel saja, misalnya? 

Jawabannya hanya satu: BOSAN. Iya, saya ini pembosan berat. Ada kalanya saya bosan menulis novel. Ada kalanya saya hanya ingin menulis yang ringan-ringan, seperti blog. Bahkan, sekarang saya lebih sering menulis blog daripada novel, walaupun ide-ide novel masih terus bermunculan. Dan... dengan berbagai macam tulisan yang saya hasilkan itu, saya bisa bertahan. Bertahan menjadi penulis. Bertahan menulis. 

Tahu kan kalau penulis itu sering terkena Writer Block? Atau, kemandegan menulis. Saya juga sering. Untuk mengatasinya, saya memilih menulis apa saja yang sedang saya suka. Tidak harus novel. Bahkan, sekadar tulisan seperti ini pun sudah cukup membuka penyumbat otak. Bagi saya, lebih baik menulis apa saja daripada tidak menulis sama sekali. 

Jadi, mari kita menulis.


Sebelum novel Aku, Juliet ini sulit didapatkan di toko buku-toko buku, lebih baik beli sekarang :D

Foto: Luckty Giyan Soekarno








13 comments:

  1. setuju mak... yg penting ga berhenti menulis dan berbagi ya :)

    ReplyDelete
  2. Aku juga penulis multiwriting... segala media menulis dirambah...biar bisa ngikut jejak leyla hana yang selalu keren ini

    ReplyDelete
  3. Sepakat buat mbaknya, saya pun termasuk yang pemakan segala mbak :) hampir semua jenis tulisan saya suka

    ReplyDelete
  4. aku baru tahu istilah penulis asongan gini mbak

    ReplyDelete
  5. sayapun pembosan mbak. makanya saya menulis apapun di blog saya. hihi

    ReplyDelete
  6. Penulis Asongan.. hahaha :D

    Piye kabare Leyla? semoga senantiasa sehat selalu dan kita diberikan kelapangan untuk senantiasa bersilaturrahmi... Aamiin.. :)

    Dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:

    "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahmi"

    *SaHaTaGo (Salam Hangat Tanpa Gosong) pojok Bumi Kayong, Ketapang-Kalimantan Barat

    ReplyDelete
  7. Wiiiihhh, pejuang nih. Semangat nulisnya mesti menggebu-gebu banget. :D

    ReplyDelete
  8. Betul itu mbak, lebih baik ngasong dari pada gosong gak jadi apa2.

    ReplyDelete
  9. Produktif banget mbak Leyla.. saya baru baca yg Brisbane. Nanti nyari yg Aku Juliet juga ah ^_^

    ReplyDelete
  10. Salah satu cara diversifikasi talenta ya, bun. Hihi. Jadi pemasukan tetep lancar. :D

    ReplyDelete
  11. Aku juga nulis macam-macam hihihi...tergantung wangsit ajaa :)

    ReplyDelete
  12. Justru menurt saya keren banget kalau bisa menulis asongan.hihihi

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...