Thursday, May 12, 2016

Tips Menumbuhkan Cinta dalam Pernikahan

Assalamu'alaikum. Sedih rasanya membaca berita-berita infotainment yang beredar yang rata-rata didominasi oleh perceraian artis. Memang, ada banyak alasan suami istri bercerai dan itu halal walaupun tidak disukai Allah. Di antara sekian banyak alasan, ada satu yang membuat saya terenyak. Sepasang suami istri yang baru menikah selama satu tahun, memutuskan untuk bercerai karena sudah tidak saling mencintai! Saya terpaku beberapa lama usai membaca alasan mereka bercerai yang dibeberkan di sebuah situs berita infotainment. Menurut sang suami, alasan-alasan lain seperti tidak ada komunikasi, suami tidak memberikan nafkah, dan lain-lain, hanyalah alasan yang dibuat-buat untuk mempermudah proses perceraian. Alasan sebenarnya sederhana saja: mereka sudah tidak saling mencintai. 


Hhm... saya menarik napas panjang. Kemudian teringat ketika saya diundang menjadi pembicara talkshow Pernikahan Taaruf di TV One, ceritanya baca di sini: Talkshow Makna dan Peristiwa di TV One. Sebelum acara dimulai, ada seorang kru TV One bertanya kepada saya. "Mbak, kok bisa sih menikah tanpa cinta? Itu bagaimana menumbuhkan perasaan cintanya? Terus, ada nggak kasus pasangan yang menikah tanpa pacaran itu, yang bercerai?" Dan saya jawab, "Bisa menikah tanpa cinta, setelah menikah insya Allah jatuh cinta. Yang bercerai, kalau dari teman-teman dekat saya sih nggak ada. Semuanya masih awet menikah sampai sekarang. Nggak tahu ya kalau yang lainnya. Bisa jadi mungkin ada yang bercerai." Si masnya mengangguk-angguk. Nah, ketika acara dimulai, di sela-sela jeda iklan, artis Terry Putri dan Teungku Wisnu juga sedikit tak percaya ketika saya mengatakan bahwa menikah tanpa pacaran itu bisa menumbuhkan cinta. Mereka juga bertanya-tanya  bagaimana cara jatuh cintanya kalau kenalan hanya sebentar? Masa sih bisa jatuh cinta? Hohohoho.....

Menikah dengan proses taaruf yang sebentar, bagi sebagian besar orang mungkin impossible. Tidak mungkin. Apalagi kalau kita sudah terlalu sering membaca dan menonton roman picisan yang mengagung-agungkan cinta. Seolah semua masalah bisa diselesaikan dengan CINTA. Padahal, perasaan cinta itu bisa hilang. Itu buktinya kasus pasangan artis yang bercerai karena sudah tidak ada lagi cinta. Kalau cinta bisa hilang, berarti cinta juga bisa ditumbuhkan. Logikanya kan begitu. Itulah yang saya yakini ketika saya memutuskan untuk menikah tanpa pacaran. Saya menjalani waktu taaruf yang sebentar. Hanya tiga hari. Kemudian saya ditanya apakah jadi mau menikah dengan si dia? Saya jawab yes, si dia pun jawab yes. Apakah pada waktu itu sudah tumbuh cinta di dalam diri kami? Belum tentu. Kami baru bertemu satu kali. 

Hari-hari berikutnya diisi dengan pertemuan untuk membicarakan rencana pernikahan. Kalau dijumlahkan, selama proses itu, kami hanya bertemu 4 kali. Pertama, bertemu dalam rangka taaruf. Kedua, si dia ke rumah saya untuk berkenalan dengan keluarga saya dan menjelaskan maksudnya datang ke rumah (yaitu untuk melamar). Ketiga, si dia datang lagi ke rumah saya bersama keluarganya untuk MELAMAR secara resmi dan membicarakan rencana pernikahan. Keempat, gantian saya dan keluarga saya yang datang ke rumahnya untuk berkenalan dengan keluarga besarnya dan mematangkan rencana pernikahan. Pertemuan kelima diadakan di singgasana pengantin. Dan selanjutnya kami bertemu terus karena sudah serumah dalam status suami istri. 

Cinta? Saya langsung jatuh cinta kepada suami saya itu. Perlu diketahui bahwa 6 bulan sebelum menikah, saya sempat patah hati karena gagal taaruf dan gagal menikah. Ceritanya ada di buku Catatan Hati Seorang Gadis, Buku Antologi Terbaru bersama Asma Nadia. Namun ternyata, kenangan pahit itu langsung hilang seperti tidak pernah terjadi setelah saya menikah dengan si dia. Seseorang yang saya nikahi tanpa cinta dan pacaran. Bagaimana bisa? Karena setelah ijab kabul, saya langsung jatuh cinta. Saya yakin bahwa saya jatuh cinta kepadanya. Malam pertama setelah pernikahan, saya memandangi wajahnya yang tertidur nyenyak dengan takjub dan tak percaya. Saya sudah menikah dan saya mencintai si dia. 

Sampai hari ini, saya masih mencintainya walaupun telah banyak yang berubah baik fisik maupun perbuatan. Kalau dulu masih malu-malu berinteraksi, sekarang kami blak-blakan. Tapi, tetap saja kami masih saling mencintai dan membutuhkan. Sebab, bukan CINTA yang menjadi pegangan kami untuk menikah. Melainkan niat beribadah bersama-sama, menggapai cinta ILAHI, dan bercita-cita menjadi istri dan suami yang dirindukan surga. Pernikahan bukan dibangun atas dasar cinta, karena cinta bisa lenyap bahkan dalam hitungan hari. Pernikahan dibangun dengan dasar komitmen untuk menjadi suami istri yang dirindukan surga dan menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Lalu, bagaimana tipsnya menumbuhkan cinta kepada pasangan? 

  1. Niat menikah untuk beribadah kepada Allah Swt, niscaya Allah akan mudahkan prosesnya.
  2. Berdoa kepada Allah agar mampu mencintai pasangan kita. Apa sih yang tidak mungkin bagi Allah? Kun fa ya kun. Apa yang dikehendaki-Nya, maka jadilah. Mudah saja bagi Allah untuk membuat kita mencintai pasangan kita. 
  3. Berkomitmen membina rumah tangga sakinah, mawaddah, warrahmah dalam rangka meraih surga Allah dan menciptakan generasi Robbani, anak-anak yang salih dan salihah. 
  4. Bangun komunikasi yang baik dengan pasangan. Semua pasti bisa kalau diusahakan. 
  5. Selebihnya bisa dibaca di buku saya yang terbaru: Istri dan Suami yang Dirindukan Surga. Kalau mau pesan, bisa baca di sini ya: Pesan Buku Istri dan Suami yang Dirindukan Surga
Testimoni Pembaca

Dalam pepatah Jawa, ada disebutkan: Witing Tresno Jalaran Soko Kulino. Sebab Cinta karena Terbiasa. Terbiasa bersama-sama, lama-lama jatuh cinta.  Pernah nonton drama Korea Full House, yang dibintangi Song Hye Kyo dan Rain? Mungkin itu satu-satunya drama korea yang banyak saya tonton serinya. Kedua tokoh utamanya melakukan kawin kontrak karena ingin mempertahankan rumahnya. Tak dinyana, dalam masa kawin kontrak itu (mereka tinggal serumah tapi tidak melakukan hubungan suami istri), keduanya malah jatuh cinta. Akhirnya, mereka menjadi suami istri betulan. Nah, kaaaan..... 

Jadi, menikah tanpa pacaran dan hanya melalui masa taaruf yang sebentar pun bisa menumbuhkan cinta asal kita mau berusaha. Menikah memang bukan urusan mudah, karena itu kita membutuhkan ilmu agar mampu melaluinya. Selalu berusaha menjadi istri dan suami yang dirindukan surga dan tidak begitu saja memutuskan bercerai hanya karena sudah tidak ada lagi cinta, sebab cinta bukanlah segalanya. 




7 comments:

  1. Saya juga menjalani proses taaruf dg suami. Sebelum menikah hanya bertemu dg suami 2 kali. Saya yakin karena sudah istikhoroh. Dan saya merasa jatuh cinta pada suami begitu akad nikah selesai dan saya mencium tangannya. Menurut saya proses cium tangan suami dan dido'akan setelah akad nikah itu adalah momen paling romantis. :)

    ReplyDelete
  2. Aku dan suami juga gak pacaran.. Kami juga taaruf selama sebulan langsung nikah.
    pacarannya pad setelah nikah aja..

    ReplyDelete
  3. Nice artikel (y)
    Ditunggu kunjungan baliknya di http://www.dzikirsm.web.id/2015/06/tanda2-datangnya-bulang-ramadhan-puasa.html
    .
    .
    #SalamBlogger #Blogwalking

    ReplyDelete
  4. Semoga makin samara ya Ela dan suami

    ReplyDelete
  5. Mba leyla 4x ya? Aku 6x kalo nggak salah deh, wkwkwk...Iya, sayapun jatuh cinta. Setelah bubaran resepsi dan kita sebelahan di mobil. Semoga keluarga kita samara selalu ya Mba. Allahumma Amin :)

    ReplyDelete
  6. Aku penasaran nih sama bukunya..penasaran pengen baca kisah2 di dalam buku tersebut..

    ReplyDelete
  7. Aku malah kagum banget Mak sama pasangan yang menikah melalui proses taaruf. Katanya lebih nikmat pacaran setelah menikah kan yaaa, ngebayangin pertama kali pegang tangan pasangan halal aja aku deg-degan maaak. Hihihi. Aku mikirnya malah kalo pacaran lama-lama nanti bosen pas nikahnya.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...