Sunday, May 28, 2017

Morinaga Allergy Week: Platinum Kids Olympics 2017 Dukung Anak Alergi Agar Tetap Berprestasi



Astrid Tiar dan Anabele

Menjadi ibu itu tantangannya memang luar biasa besar, karena tugas utamanya membesarkan seorang generasi penerus bangsa. Ada saja masalah yang terjadi di dalam proses tumbuh kembang seorang anak, salah satunya alergi. Dulu, saya merasa heran melihat seorang bayi di bawah usia setahun, diminumkan teh manis dan sirup sebagai pengganti susu. Kata kakeknya, cucunya itu alergi susu sapi. Kalau minum susu sapi, sekujur tubuhnya akan berbintik-bintik kemerahan. Sayangnya, ibunya juga tidak memberikan ASI. Jadilah si kecil diberikan minuman apa saja sebagai pengganti susu sapi.


Apa yang terjadi sekarang ini? Berat badan anak itu di luar batas normal anak seusianya, alias terkena obesitas, karena teh manis dan sirup mengandung gula berlebih. Dia juga sering mengalami sembelit, atau susah buang air besar akibat terlalu sering minum teh. Daya tangkap belajarnya juga kurang. Saya memperhatikan sendiri karena anak itu satu kelas dengan anak saya, gurunya harus sabar sekali mengajarinya. Belum lagi, di tengah pelajaran, anak itu sering mengeluh sakit perut dan ingin buang air besar, tapi tidak ada yang dikeluarkan akibat sembelit. Otomatis, mengganggu proses belajar mengajar.

Apakah anak alergi akan sulit beprestasi? Saya sendiri alhamdulillah dikaruniai anak-anak yang sehat, tidak ada alergi serius. Pernah dulu anak sulung alergi makanan laut. Setiap makan makanan laut, tubuhnya gatal-gatal dan kemerahan. Syukurlah alergi itu tidak lama, semakin bertambah usia, alerginya pun hilang. Bagaimana dengan anak yang terus mengalami alergi terhadap sesuatu dan berdampak pada proses tumbuh kembangnya? Contohnya seperti anak tetangga saya itu yang mengalami alergi susu sapi, sehingga minumannya diganti teh manis dan sirup yang mengandung gula tinggi. Akibatnya, proses tumbuh kembangnya terhambat karena dia mengalami obesitas dan kurang daya tangkap.
Saya di acara Morinaga Allergy Week, Platinum Kids Olympics 2017

Maka, sudah benar jika World Allergy Organization (WAO) mengadakan program tahunan yaitu World Allergy Week untuk meningkatkan pemahaman mengenai alergi dan penyakit lainnya yang terkait, serta menggagas pelatihan dan sumber daya untuk melakukan diagnosa dan tindakan pencegahan. Morinaga, yang merupakan salah satu brand unggulan PT Kalbe Nutritionals mendukung program tahunan World Allergy Week ini dengan meluncurkan berbagai program edukasi di bawah kampanye Semua Dari Ingin Tau sejak tahun 2015 lalu.

Tahun ini, 2017, bertempat di Lapangan Aldiron, Jl Jenderal Gatot Subroto Pancoran tanggal 14 Mei 2017, diadakan Morinaga Allergy Week: Platinum Kids Olympics, yaitu sebuah acara perlombaan untuk si kecil terutama anak-anak yang memiliki alergi untuk menunjukkan bahwa anak alergi tetap dapat berprestasi. Anak-anak berlomba dari pukul 06.00-10.00 pagi, diikuti pula oleh Astrid Tiar, figur publik, Brand Ambassador Morinaga Specialities dan putrinya, Anabel, yang punya alergi terhadap susu sapi. Platinum Kids Olympic terdiri dari 3 langkah: TAU-CEGAH dan ATASI - SEBAR.

Dalam konferensi pers Morinaga Allergy Week: Platinum Olimpics 2017 dihadirkan 3 narasumber, yaitu DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp. A (K) selaku Konsultan Alergi Imunologi Anak, Dr. Rose Mini A. Prianto, M. Psi selaku Psikolog dan Konsultan Multiple Intelligence, dan Dewi Angraeni, Senior Brand Manager Kalbe Nutritionals.
Narasumber

Choky Sitohang membuka acara dengan kaus yang telah basah oleh keringat karena ikut berlomba bersama anan-anak alergi di Platinum Kids Olympics 2017, kemudian memanggil Astrid Tiar dan Anabel untuk maju ke atas panggung. Astrid Tiar menceritakan tentang putrinya yang mempunyai alergi susu sapi. Alergi susu sapi merupakan alergi yang paling banyak ditemukan pada anak, padahal dalam 1000 hari pertamanya, anak membutuhkan asupan nutrisi dari susu.

Alergi susu sapi tentu akan membingungkan para orangtua. Morinaga memberikan banyak wawasan mengenai nutrisi dan penangangan alergi. Harapannya, semoga Platinum Kids Olympic dan dukungan dari media serta blogger dapat membantu membangkitkan sportifitas dan penyebaran informasi yang tepat tentang alergi anak. Sehingga anak tetap berprestasi walaupun memiliki alergi. Anabel, meskipun memiliki alergi, terlihat aktif dan sehat. Anabel pun bersemangat mengikuti Platinum Kids Olympics 2017.

Selanjutnya, DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp. A (K) selaku Konsultan Alergi Imunologi Anak menjelaskan tentang penyakit alergi, penyebab, dan pencegahannya. DR Zakiudin menunjukkan data bahwa Atopic Dermatitis, atau penyakit peradangan kulit yang disertai rasa gatal dan disertai penyakit alergi lain seperti asma, merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak yang prevalensinya terus meningkat pada tahun-tahun terakhir di Asia Pasifik seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Australia.
DR. Dr. Zakiudin Munasir

Di Jakarta, penyakit Asma, Rinitis Alergi, dan Dermatitis Atopi pada tahun 2006 mencapai 13,9%, 12, 3%, dan 24,6% penderita. Alergi dari bahasa Yunani Allo Argon, yang artinya reaksi yang berbeda atau menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan atau zat dari luar tubuh, misalnya makanan, debu, obat-obatan, dan sebagainya. Sedangkan Atopik dari bahasa Yunani, Topos, artinya tidak pada tempatnya. Di dunia kedokteran berarti bakat terhadap terjadinya alergi yang diturunkan.

Alergi merupakan penyakit karena sistem imun memiliki sensitivitas yang berlebihan terhadap protein asing yang bagi individu lain tidak berbahaya. Anak yang paling berisiko terkena alergi adalah anak yang memiliki faktor genetik keturunan alergi dari orangtuanya. Jika orangtua tidak memiliki alergi, maka risiko alerginya hanya 5-15%. Jika ada satu saudara kandung yang positif alergi, maka risiko yang diturunkan antara 25-30%. Jika salah satu orangtua memiliki alergi, maka risiko yang diturunkan sebesar 20-40%. Dan jika kedua orangtua memiliki riwayat alergi, maka risiko yang diturunkan sebesar 40-60%. Risiko akan meningkat sebanyak 80% jika orangtua menderita gejala alergi yang sama.

Jika anak memiliki risiko tinggi terkena alergi, maka orangtua harus mencegah dan mengatasinya. Cara mencegahnya yaitu dengan memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, menghindari paparan rokok selama hamil dan setelah bayi lahir, ibu tetap mengonsumi makanan yang sering menjadi pencetus alergi seperti telur, kaang-kacangan, seafood, dan susu sapi selama hamil dan menyusui, pengenalan makanan padat mulai usia 6 bulan, tidak menunda pemberian makanan pencetus alergi, dan memberikan susu formula protein terhidrolisat parsial (P-HP) dan protein terhidrolisat penuh untuk bayi-bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI.

Gejala alergi susu sapi, di antaranya:
  • Saluran cerna mengalami bengkak dan gatal di bibir sampai lidah dan orofarings, muntah, diare, sampai tinja berdarah.
  • Kulit mengalami biduran (urtikaria) dan eksim (dermatitis atopik).
  • Saluran napas mengalami batuk, asma, rinitis.
Untuk menangani anak yang mengalami alergi susu sapi, tentunya harus dihindari konsumsi protein susu sapi dan produk turunannya. Bila bayi minum ASI, ibu harus pantang makanan protein susu sai dan turunannya. Sedangkan jika bayi minum susu formula, maka harus diganti dengan susu formula kedelai, susu formula terhidrolisat ekstensif, dan susu formula asam amino. Ternyata dari semua jenis susu formula pengganti itu, biaya paling murah adalah susu formula Soya atau kedelai.

Setelah orangtua mengetahui, mencegah, dan mengatasi alergi pada anak, maka yang selanjutnya adalah menyebarkan informasi tersebut kepada orangtua lainnya agar semakin banyak anak yang dapat mencegah dan menangani alergi secara tepat.

Kemudian, Dr. Rose Mini A. Prianto, M. Psi, Psikolog dan Konsultan Muptiple Intelligence mengatakan bahwa setiap orangtua mendambakan memiliki anak yang cerdas dan berprestasi. Kecerdasan itu tidak hanya dari satu dimensi saja. Misalnya, anak yang cerdas Matematika, maka dia hanya menguasai Matematika. Dr. Howard Gardner memperkenalkan istilah kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) di mana indikator kecerdasan itu terdiri atas banyak aspek.
Dr. Rose Mini

Setidaknya ada 9 kecerdasan anak, yaitu Musika, Naturalis, Linguistik, Interpersonal, Visual Spatial, Logical Mathematic, Intrapersonal, Kinestetik, dan Moral. Ada dua aspek yang menunjang perkembangan kecerdasan anak, yaitu: NATURE (pemberian dari Tuhan yang sulit diubah) dan NURTURE (pengaruh lingkungan, stimulasi, motivasi dari orang-orang di sekitarnya).

Dengan demikian, lingkungan di sekitar anak juga berpengaruh terhadap kecerdasannya. Sehingga harus diberikan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan anak. Tapi bagaimana jika anak memiliki alergi yang menghambat perkembangannya? Lebih dari 60% orangtua dari anak yang alergi, cenderung menunjukkan sikap otoriter dan terlalu membatasi anak sehingga stimulasi menjadi terbatas dan potensi anak kurang teraktualisasi secara optimal.

Orangtua dari anak alergi itu cenderung khawatir jika alergi anak itu muncul, sehingga membatasi ruang gerak anak. Misalnya, anak alergi debu, anak pun dilarang main kotor-kotoran. Anak yang alergi juga memiliki kendala seperti aktivitas bermain dan belajar yang terganggu, kualitas tidur menurun, konsentrasi belajar anak terganggu, mood anak menurun, dan prestasi belajarnya terhadap.

Bukan berarti anak alergi tidak dapat berprestasi. Ada cara untuk mengembangkan kecerdasan majemuk pada anak alergi, yaitu dengan menyesuaikan pola pengasuhannya, menyesuaikan bentuk stimulasinya, dan bermain dalam PLATINUM KIDS OLYMPICS. Beberapa jenis permainan di Platinum Kids Olympics, diantaranya: Jaring Laba-laba, Rintangan Ban, Balok Keseimbangan, dan Merangkak dan Memanjat Tali.
Facebook: Morinaga Platinum

Program Platinum Kids Olympics dari Morinaga itu sendiri memiliki 3 langkah, yaitu:

TAU
Langkah pertama adalah dengan mengenali gejala alergi pada anak yang bisa dicek di www.cekalergi.com, yaitu modul digital Morinaga untuk mengakses berbagai informasi mengenai alergi di kecil secara digital, Juga ada layanan coaching clinic atau konsultasi mengenai alergi dengan nutritionist di semua gerai KalCare.

CEGAH-ATASI
Morinaga memiliki program tetap yaitu Morinaga Allergy Total Solution, solusi total alergi si kecil melalui sinergi nutrisi yang tepat, dikembangkan oleh PT Kalbe Nutritionals. Memiliki 3 keunggulan: solusi nutrisi total untuk pencegahan alergi dan tata laksana alergi susu sapi, tersedianya produk nutrisi untuk anak dari lahir sampai usia 12 tahun, dan sinergi nutrisi yang tepat mencakup Brain Care, Body Defense, dan Body Growth. 

Morinaga mengeluarkan susu Chil Kid Soya untuk anak yang intoleransi terhadap laktosa atau protein susu sapi atau yang menderita galaktosemia. Inovasi kandungan MoriCare + Prodiges pada Morinaga Allergy Total Solution ini adalah satu-satunya yang mengandung Probiotik yang baik dan bermanfaat membantu menurunkan timbulnya gejala alergi dan membantu penyerapan di saluran pencernaan yang sehat.
Salim suka minum susu kedelai

SEBAR
Langkah terakhir yaitu dengan menyebarluaskan informasi mengenai alergi pada anak agar dapat dilakukan pencegahan dan penanganan yang tepat. Morinaga mengadakan seminar edukasi skala nasional untuk awam dan medis di sepanjang tahun 2017 dengan tema “Dukung si Kecil yang Alergi tetap Berprestasi.” Juga menggunakan Brand Ambbassador untuk Morinaga Specialities, yaitu Astrid Tiar dan Anabel. Dengan adanya figur publik yang dikenal masyarakat luas, harapannya tujuan edukasi jadi lebih bisa dipahami dan bermanfaat, kata Dewi Angraeni, Senior Brand Manager Kalbe Nutritionals.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Morinaga dan program-programnya, ikuti saja semua akun media sosialnya di:

Facebook: Morinaga Platinum
Twitter: @morinagaid
Instagram: @morinagaplatinum


14 comments:

  1. Anak2 alergi pun tetap bisa berprestasi ya mb alhamdulillah. Morinaga ini keren ngadain acara platinum kids olympics

    ReplyDelete
  2. Wah seru banget ya mak bisa datang langsung ke acara morinaga allergy week dan dapat banyak ilmu juga

    ReplyDelete
  3. Acarqnya keren ya, syg kmrn ga bs ikut..tfs mak

    ReplyDelete
  4. Beda dengan 10 tahun lalu kalau anak alergi panik, sekarang bisa konsultasi di websitw Morinaga ya��

    ReplyDelete
  5. Wah anakku alergi tuh. Mau ah cek ke cekalergi.com.

    ReplyDelete
  6. Susu kedelai memang sementara dianggap aman, minim alergi

    ReplyDelete
  7. Dulu keponakanku juga sempat alergi susu sapi Mbak Ley dan semoat bingung penanganannya seperti apa karena mamanya udah harus kerja. Acara kek gini bermanfaat sekali buat para ibu untuk mengedukasi dan mengatasi anak2 yg terkena alergi

    ReplyDelete
  8. Anak saya juga alergi mba, alerginya sama udara dingin, kasihan kalau lagi muncul alerginya..bagus infonya nih..

    ReplyDelete
  9. Sampe umur segini saya masih alergi susu tertentu ,Mbak. Khususnya yang tinggi laktose. Syukurlah sekarang ada produk baru seperti ini. Siapa tahu cucu ada yg spt saya? Jadi sdh siap solusinya. Thanks sharingnya,Mbak Leyla yang baiik..:)

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  11. alhamdullilah ada susu buat anak yang alergi sapi. kasihan khan kalo kurang pertumbuhan otak dan tubuh gara gara gak minum susu, masa minumnya air tajin (duh kembali ke zaman mama mpo dong ) :)

    ReplyDelete
  12. wah alhamdulillah skr udah ada morinaga soya. jaman kk rasyad kecil pas alergi dulu belum ada. untung ga lama pakai soya merk lain-nya, pas sembuh langsung balik lagi minum morinaga :)

    ReplyDelete
  13. aduh kasian juga ya kalo anak kena alergi susu sampe merah2 kulitnya, untung skrg banyak susu kedelai sbg alternatifnya spt Morinaga Soya ini

    ReplyDelete
  14. Eh, astrid tiar udah punya anak ya. Ngemesin dan kelihatan aktif

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...