Tuesday, May 17, 2016

Menikah Beda Suku, Mengapa Tidak?

Saya Jawa-Betawi, Suami Sunda :D
Assalamu'alaikum. Gara-gara obrolan di sebuah grup WA, saya jadi ingin menuliskan catatan ini. Sebenarnya sudah lama ingin saya tulis, tapi selalu tidak sempat karena lupa terus. Jadi, ceritanya, ada seorang gadis muda yang minta dicarikan jodoh tapi kalau bisa jangan orang Sunda. LHAH? Memangnya kenapa kok bukan orang Sunda? Suami saya orang Sunda, alhamdulillah nggak apa-apa hehehe.... Dari zaman saya masih gadis, urusan menikah beda suku ini ternyata masih menjadi salah satu masalah dalam memilih jodoh. 

Stigma yang terbentuk dari suku tertentu membuat seseorang tidak mau menikah dengan orang dari suku tersebut. Sebut saja, ada yang tidak mau nikah dengan orang Batak karena katanya orang Batak itu keras perangainya. Ada yang tidak mau nikah dengan orang Minang karena katanya orang Minang itu perhitungan sekali dalam soal keuangan. Ada juga yang tidak mau nikah dengan orang Sunda karena katanya orang Sunda itu suka mendua. Eh, tapi itu stigma yang terbentuk di masyarakat lho ya, bukan saya yang bilang. Agak bahaya juga nih ngomongin suku, tapi yang satu ini perlu dibahas. 

Nah, kebetulan di dalam keluarga suami, ada kakak sepupu suami yang belum menikah. Bayangkan. Suami saya saja sudah punya anak tiga, lah itu kakak sepupunya belum nikah. Bisa dikira-kira umurnya berapa ya, sudah mendekati 40 tahun deh. Saya tanya ke suami kenapa sih belum nikah? Dari segi pekerjaan, sudah mapan. Beliau bekerja di sebuah bank pemerintah yang sangat terkenal. Orang Bank gitu, lho... Ternyata jawabnya, "Dia maunya cuma sama orang Sunda." Nah lhooo! Gadis Sunda kan banyak, tapi kenapa dia belum juga bisa mendapatkan seorang gadis Sunda pun? Bisa jadi ya, ini sih perkiraan saya, bisa jadi Allah menjodohkan dia dengan orang Jawa (Tengah/ Timur) atau Betawi atau Padang atau suku-suku lain selain Sunda. Berhubung dia maunya dengan gadis Sunda, ya tertundalah jodohnya itu karena bisa jadi jodohnya bukan orang Sunda! 

Hari gini lho, menikah masih lihat-lihat suku? Coba buka Al Quran Surat Al Hujuraat ayat 13, yang sudah dipelajari sejak SMP. Hayoo... dibaca nggak? Coba direnungkan, ya.  "Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." 

Sudah dibaca, kan? Allah menciptakan manusia berbeda-beda bangsa dan suku untuk saling mengenal. Tujuannya apa? Ya, menjalin silaturahim, salah satunya dengan menikah. Jangankan beda suku, menikah beda bangsa pun diperbolehkan. Dalam Islam, tidak ada larangan menikah karena beda suku. Saya sendiri berbeda suku dengan suami. Saya suku Jawa Tengah dan Betawi, suami suku Sunda. Sebenarnya dari segi Sejarah, orang Sunda dan orang Jawa Tengah itu bermusuhan gara-gara Perang Bubat, konflik antara kerajaan Sunda dan Majapahit (Jawa) yang menyebabkan Dyah Pitaloka (Putri dari Kerajaan Sunda) melakukan bunuh diri karena malu. Informasi lebih komplit, digoogling saja ya. Intinya, sejak itu ada mitos bahwa orang Sunda (terutama perempuan Sunda) dilarang menikah dengan orang Jawa. Kalau mereka tetap menikah, hidupnya bakal susah. 

Mitos itu juga sempat mempengaruhi masa taaruf saya dan suami di mana dari keluarga suami juga agak meragukan diri saya. Alhamdulillah, mitos tersebut tidak berlaku karena sampai hari ini kehidupan berjalan lancar. Kerikil satu dua dalam pernikahan sih wajar.  Barangkali, jika suami bertahan tidak mau menikah dengan gadis Jawa, sampai hari ini dia juga masih melajang karena Allah menjodohkannya dengan saya hehehe.... Kalau saya, sejak masih gadis memang impiannya menikah dengan lelaki Sunda karena ganteng-ganteng #apasih. Yah intinya, kami percaya bahwa apa yang diberikan oleh Allah itu yang terbaik. 

Pernikahan berbeda  suku itu sendiri sebenarnya akan memberikan tambahan wawasan dan keilmuan bagi kita. Contohnya, kita bisa mempelajari adat istiadat, tradisi, budaya, dan bahasa dari daerah asal pasangan suami atau istri kita. Kita juga bisa mengetahui bahwasanya belum tentu stigma yang selama ini dilekatkan pada suku tertentu itu benar adanya. Ada seorang teman saya yang asli suku Batak, tapi orangnya halus dan lembut. Tidak ada itu suara keras teriak-teriak. Kalau dia berteriak pun, suaranya masih biasa saja. Tidak membuat lantai bergoyang, apalagi sampai benda-benda berjatuhan. Jadi, tidak semua orang Batak itu keras. 

Sebaliknya, saya yang kelahiran Solo ini, ternyata kata suami saya, jauh dari perangai orang Solo yang konon katanya halus, lembut, dan kemayu. Saya  mah apa da hehehe.... Lah, saya kan ada campuran Betawinya. Nah, ada juga yang bilang orang Betawi itu pemalas, sukanya tidur. Pada bagian suka tidur itu mungkin benar, tapi kalau pemalas sih jauh. Update Blog saja sehari tiga postingan, beuuuh.... Ya begitulah, jangan terlalu percaya dengan stigma suku tertentu karena belum tentu benar. Menikahlah untuk meraih ridho Allah. Jangan persempit kesempatan jodohmu hanya karena perbedaan suku. Di mata Allah, orang yang paling mulia itu bukan orang Jawa, Sunda, Batak, Padang, Papua, dan sebagainya, tetapi orang yang paling TAKWA. Pilihlah jodoh karena ketakwaannya. Setuju? 

Baca juga: 


20 comments:

  1. hihi setuju :)
    ortuku beda suku. lumayan seru juga liat perbedaannya di keluarga besar :)

    ReplyDelete
  2. Jangan menikah dengan gadis betawi mahar mahal nanti setelah menikah orang tua minta jatah bulanan, itu stigma orang2 kampung saya Mbak.

    Tapi adek saya nekad nikah sama orang betawi, dan ternyata tak semengerikan cerita orang2 :)

    ReplyDelete
  3. wah iya itu mitos bgt Mbak, wanita jawa lelaki sunda, skrg zaman udah berubah, suku manapun nampak sama aja kalo kata aku sih.. kesian gak nikah karena alasan klasik begini..

    ReplyDelete
  4. baru tahu mba Ela ada betawinya, tadinya sempet mikir: Kok, mba Ela katanya Jawa tapi ada gesture2 Betawinya..ternyata memang ada ya xixixi. Ibu atau ayah, mba ela?
    Aku juga suku Jawa tapi lebih kayak orang sumatera kata temen2, karakternya keras :D

    ReplyDelete
  5. pernikahan beda suku, tergantung yang jalani hehehe.
    Kalau masing-masing berpegang teguh pda kebiasaan dan tradisi suku, terkadang muncul friksi juga.
    Kalau dikembalikan ke niat awal pernikahan, tentunya akan meminimalkan perbedaan.

    ReplyDelete
  6. aku mah cari yang sesuku dan yg dekat2 aja bukan apa2, susah kalo acara tueng dara baro (menghantar pengantin perempuan ke rmh pengtn laki2) kalo jauh2 aku suka mabok :)

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah dapet suami beda suku mba. Hahahaha. Aku Aceh, suami Melayu. Ya walo propinsinya tetanggaan tetep aja adat budaya dan kebiasaannya beda. Tapi malah seneng karena jadi tau banyak tentang kebiasaan suku lain. Mungkin karena dulu org tua juga nikahnya beda suku, jadi anak2nya juga nurun deh :D

    ReplyDelete
  8. Aku Tionghoa suamiku Batak ����
    Seru dan menantang. Tapi selama ada kasih sayang semua perbedaan bisa dikompromikan kan ya?
    Salam kenal mba Leyla..

    ReplyDelete
  9. Saya dan suami sama-sama sunda emang jodohnya satu suku hihi.. padahal dulu sebelum nikah pengen punya suami suku jawa alasannya karena saya suka masakan yg manis2 hahaha..

    ReplyDelete
  10. saya dan suami juga beda suku mbak, malah kalau keluarga besar saya ipar beripar semua suku ada, kita Indonesia banget mbak pokoknya hehe

    ReplyDelete
  11. Aku dan suami beda suku. Aku 100% jawa, suami kental banget sama adat betawi bekasinya. Yang pasti kalau kumpul keluarga jadi seru. Dia jadi belajar tata cara hidup orang jawa, saya juga sebaliknya. Dari kebiasaan, makanan, semuanya beda. Asyiknya lagi kalau pulang ke kampung suami cuma setengah jam dari rumah qiqiqiqi :D

    ReplyDelete
  12. Mbak leyla, aku maunya beda negara. Aku indonesia, dia korea. Hehehe *kenapa jadi kayak request ya*

    Suka ending tulisannya: Pilih jodoh karena ketakwaan.

    Setujuuu. Orang korea yg bertakwa hihi

    ReplyDelete
  13. Wah ternyata Mbk Ella ada Betawinya pantesan gaya bicaranya beda hihihi.. Suka nyeplosan spontan. Iya nikah beda suku gpp ya, apalagi beda provinsi hihi

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah dalam darah saya ada Minang + Banten + Sunda, alhasil banyak yg bilang kayak orang India/ Arab. :)

    ReplyDelete
  15. Mba mau tanya katanya keluarga suami mba sempat ragu?
    Nah gimana caranya mba meyakinkan keluarga suami mba?
    Hehhee terima kasih

    ReplyDelete
  16. Aduh... Ini sedang saya alami sekarang mba... Ortu laki" tidak setuju dengan hubungan kami.. Padahal kami memutuskan untuk menikah..

    ReplyDelete
  17. jawa sama jawa sunda sama sunda banten sama banten dayak sama dayak batak sama batak
    itu paling cocok

    ReplyDelete
  18. Ini yg saya alami sekarang,niat saya untuk menikah dengan wanita yg saya cintai terpaksa kandas,dikarnakan saya keturunan suku sunda (padahal lahir di palembang) & wanita yg ingin saya nikahi keturunan suku jawa,ternyata saya di tolak oleh keluarganya karna alasan berbeda suku itu,depresi iya,sedih sudah pasti,niat baik saya di tolak cuma gara gara beda suku,dalam agama padahal sudah tertulis jelas bahwa ga ada larangan menikah kalo beda suku.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....