Friday, September 16, 2016

Manajemen Laktasi Ibu Bekerja, Agar Bayi Tetap Mendapatkan ASI Eksklusif

Saya & Salim di Sunny Side Up
"Karena Setiap Tetes ASI Begitu Berharga...."

Motivasi untuk bisa memberikan ASI harus ditanamkan sejak ibu akan hamil. Dari sebelum hamil, ibu sudah harus mencari informasi dan pengetahuan bagaimana agar nantinya bisa memberikan ASI Eksklusif untuk bayinya," begitu kata Dr. Natia.


Assalamu'alaikum. Minggu lalu, tepatnya hari Kamis, 8 September 2016, saya diundang oleh Majalah Mother & Baby Indonesia untuk menghadiri Lunch Talk dengan tema Manajemen ASIP untuk Ibu Bekerja, di Sunny Side Up, Upper Ground, Food Society, Kota Kasablanka, Jl. Casablanca Raya, Tebet, Jakarta. Acara yang menghadirkan dr. Natia Anjarsari, SpA dari Brawijaya Women & Children Hospital dan Celebrity Mom, Joanna Alexandra itu dimulai dari pukul 10.00-12.00 WIB, dilanjutkan dengan makan siang di Sunny Side Up, mencicipi menu-menu masakan Jepang di restoran yang terkenal dengan Omuricenya itu.

Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ibu Sandra dari Mother & Baby yang sekilas menceritakan pengalamannya memberikan ASIP kepada bayinya, Ibu Deborah, dari Sunny Side Up sebagai tempat berlangsungnya acara. Kemudian Bapak Fendy dari Tommee Tippee.
Ibu Deborah & Bapak Fendy


Sebagaimana yang sudah kita ketahui, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Disebut juga ASI Eksklusif, karena tidak boleh memberikan makanan atau minuman lain sebelum bayi melewati usia 6 bulan itu. Setiap ibu pasti ingin memberikan ASI untuk bayinya, begitu juga ibu  bekerja. Akan tetapi, sering kali mereka menghadapi hambatan dalam memberikan ASI. Di sekitar saya juga ada beberapa ibu bekerja yang akhirnya gagal memberikan ASI karena keterbatasan informasi dan pengetahuan mengenai ASI Perah, juga kurangnya support system di sekitar mereka. Misalnya saja, adik kandung saya hanya sempat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya selama tiga bulan, yaitu saat cuti melahirkan. Setelah kembali ke kantor, dia menyerahkan penyusuan bayinya kepada ibu mertuanya. Ibu mertuanya yang masih belum mengerti mengenai ASI Perah, malah membuang-buang ASIP tersebut karena dianggap tidak sehat dan menggantinya dengan susu formula. Akhirnya adik saya menyerah dan gagal memberikan ASI Eksklusif. 

Nah, di acara Lunch Talk ini, dr. Natia Anjarsari, SpA memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Manajemen Laktasi, khususnya ASI Perah untuk para ibu bekerja. Sebenarnya bukan hanya ibu bekerja yang dapat memerah ASI. Ibu yang di rumah pun perlu sesekali memerah ASI, terutama saat produksi ASI melimpah. Sebab, ASI yang melimpah dan tidak diperah akan membuat payudara membengkak. Ibu pun dapat terserang demam. Saya sendiri sering mengalami demam ketika produksi ASI melimpah tapi tidak banyak diisap bayi.  ASI yang diperah dapat disimpan di pendingin khusus ASIP. Jadi jangan dicampur dengan bahan makanan lain. ASIP diberi tanggal pemerahan dan gunakan ASIP yang tanggalnya lebih lama. 
Dr. Natia & Joanna

Ada dua hormon yang berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI, yaitu Oksitosin dan Prolaktin. Hormon Prolaktin lebih banyak dibentuk pada malam hari, yaitu saat ibu mengantuk dan relaks. Karenanya, sepulang bekerja, ibu harus memberikan ASI kepada bayinya secara langsung. Kemudian hormon Oksitosin dihasilkan oleh kontraksi otot rahim dan otot sekitar aveoli yang menyebabkan ASI mengalir deras. Isapan bayi akan merangsang sensorik dari puting dan menambah produksi ASI. Jadi, semakin sering bayi menyusu, semakin banyaklah produksi ASI-nya. ASIP dapat diperah dengan jari dan pompa. Teknik memerah ASI dengan jari yaitu dengan memijit payudara ke depan, lalu ditampung di gelas. Sedangkan memerah ASI dengan pompa, bisa menggunakan Pompa Manual atau Pompa Elektrik. 

Setidaknya ada tiga tahapan memproduksi ASIP: Memerah dan Menyimpan => Membekukan => Menghangatkan

Tips Memerah dan Menyimpan ASI:
  • Cuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun saat menyimpannya. 
  • Pastikan wadah penyimpanan harus bersih, yaitu botol kaca atau kontainer plastiknya ditutup dengan rapat, menggunakan bahan bebas BPA. Jangan gunakan kantong plastik biasa maupun botol susu disposable. Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun, lalu dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
  • Simpan ASI sesuai kebutuhan bayi. Misalnya, bayi biasanya minum 100 ml, maka memerah ASIP juga hanya sebanyak 100 ml per botol. Jangan lebih dari itu, karena ASIP yang sudah diminum tidak bisa dipakai lagi. Harus dibuang. Sayang, kan kalau ASIP-nya dibuang. 
  • Beri label pada ASIP yaitu tanggal pemerahan. ASIP dengan tanggal yang lebih lamalah yang lebih dulu diminum. 
  • Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah penyimpanan.  
  • Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena bisa merusak komponen pentingnya. 

Tips Membekukan ASI:
  • Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya.
  • Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena saat beku volume ASI akan meningkat.
  • Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.  
  • Durasi penyimpanannya: jika disimpan di meja, maka durasinya hanya 6-8 jam dalam ruangan ber-AC dan 4 jam dalam ruangan tidak ber-AC. Jika disimpan di Cooller Bag tertutup, maka durasi penyimpanannya 24 jam. Disimpan di lemari es bisa tahan 5 hari, sedangkan bila di freezer lemari es satu pintu akan tahan 2 minggu. Bila disimpan di freezer lemari es dua pintu, akan tahan 3-6 bulan. Dan menggunakan freezer khusus, ASIP bisa disimpan selama 6-12 bulan. Jika lebih dari masa durasinya sesuai media penyimpanan,  maka ASIP tidak boleh lagi dikonsumsi. 

Tips Menghangatkan ASIP: 
  • Cek tanggal pada label wadah ASI dan gunakan ASI yang lebih dulu disimpan
  • ASI tidak harus dihangatkan. Bisa juga diberikan dalam keadaan dingin.
  • Untuk ASI beku: pindahkan dulu dari freezer ke lemari es selama satu malam, atau ke bak berisi air dingin. 
  • Untuk ASI dalam lemari es: hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat.
  • Wadah ASI jangan ditaruh di dalam microwave karena panasnya tidak merata dan bisa merusak komponen ASI serta memecahkan botol.
  • Sebelum diberikan kepada bayi, teteskan dulu ASI ke tangan bagian dalam untuk mengecek suhunya.
  • Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu maksimal 24 jam. Kalau ASIP tidah habis, jangan dibekukan ulang.
Demo pemakaian Tommee Tippee Express & Go

Memang membutuhkan tekad yang kuat untuk memberikan ASIP, dari mulai memerah, menyimpan, membekukan, dan menghangatkan. Makanya saya salut dengan ibu bekerja yang mau melakukan tahapan-tahapan itu dengan sabar. Apalagi sepulang bekerja pasti lelah dan malas melakukannya. Untuk memudahkan ibu bekerja dalam hal  memerah ASI, Tommee Tippee mengeluarkan produk Express and Go. Bapak Fendy mendemonstrasikan penggunaan Express and Go, sebuah alat yang berguna untuk memerah, menyimpan, menghangatkan, dan menyusui secara mudah dan cepat. Satu paket alat ini hanya dijual seharga Rp 700.000. Investasi yang tidak mahal demi bisa memberikan ASI yang terbaik untuk bayi. Jadi ibu bekerja tidak ada lagi alasan tidak memberikan ASIP karena repot ya. Lho, memangnya sepraktis apa sih? 

MEMERAH, yaitu menggunakan Breast Pump Adapter Set yang dapat disambungkan ke alat pompa mana pun (Medela, Philips Avent, Pigeon, Spectra, Tommee Tippee). Proses pemerahannya begitu mudah dan tidak sakit. ASI yang diperah langsung ditampung di kantung ASI steril (Breast Milk Pouches). 

MENYIMPAN, sampai 12 kantung ASI di dalam lemari pendingin atau pembeku dengan storage case yang juga sudah disediakan (Breast Milk Storage Case) untuk menghindari rusaknya ASI saat penyimpanan. 

MENGHANGATKAN, ASI yang akan dipakai kemudian dihangatkan dengan menggunakan bottle and pouch warmer. Penghangat pintar dengan tiga pengaturan yang mudah. Secara otomatis menghangatkan ASI ke suhu yang tepat dari kondisi beku, dingin, maupun suhu ruangan. Cocok untuk segala macam botol dan kantung ASI merek umum lainnya. Proses menghangatkan ASI pun jadi lebih cepat, tak perlu menunggu sampai semalaman. 

MENYUSUI, tak perlu memindahkan ASI dari kantung ke botol. Bayi bisa langsung menyusu dari kantong ASI melalui dot Closer to Nature yang ada pada botol. Jadi kantung ASI-nya tinggal disambung ke dot.

Bintang tamu, Joanna Alexandra menceritakan pengalamannya memberikan ASI kepada anak-anaknya. Selebriti muda yang masih langsing meskipun sudah melahirkan tiga anak itu berkata bahwa memberikan ASI itu memang penuh perjuangan, apalagi untuk ibu bekerja. Anak pertamanya pun berhenti minum ASI saat usia 9 bulan karena kesibukannya bekerja. Makanya pada anak ketiga, Joanna bertekad memberikan ASI sampai dua tahun. Acara pun berakhir saat jam makan siang. Para peserta yang beruntung mendapatkan hadiah dari Majalah Mother & Baby, Tommee Tippee, dan Sunny Side Up, yaitu pemenang Live Tweet dan Selfie terbaik di Instagram, pemenang kuis, dan penanya terbaik. Semoga dengan pengetahuan tentang manajemen Laktasi dan semakin modernnya Express and Go dari Tommee Tippee, ibu-ibu bekerja semakin bersemangat memberikan ASI untuk bayinya. Karena setiap tetes ASI begitu berharga....

Para pemenang

8 comments:

  1. Jadi teringat masa2 memerah ASI. Meski aku bukan working mom, tapi memerah ASI nggak ada ruginya :D

    ReplyDelete
  2. acaranya seru bgt ya mbak, byk ilmu yg baru didapat pas bgt buat para ibu menyusui yg bekerja.

    ReplyDelete
  3. Wah,ini acara bermanfaat buat aku nih

    ReplyDelete
  4. Bagi ibu bekerja penting banget ya Mba mengatur pola pemberian ASI agar si kecil tetap terpenuhi nutrisi sehatnya..

    ReplyDelete
  5. samai usia Aqla 9 bulan,aku belum pernah merah ASI...pernah sekai manual tapi g sabar hehe

    halo mbak..apa kabar??semoga sehat selalu^^

    ReplyDelete
  6. Beruntungnya ibu bekerja sekarang, maish bisa terus kasih ASI ke anak karena banyak produk bagus yg mendukung :)

    ReplyDelete
  7. Skarang udah makin banyak perlengkapan yang memudahkan untuk menyusui ya mba. DLu aku peras ASI pakai tangan krn emang ngerasa lebih praktis. Makaish tips2nya mba Leyla :)

    ReplyDelete
  8. ASI memang perlu diperjuangkan, apalagi buat para ibu bekerja kudu pinter-pinter bagi waktu buat pompa ASI. Dulu, saya pakai pompa ASI manual rasanya lebih nyaman dibanding pompa elektrik

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....