Bayiku, Muhammad Salim Luthfi,
kini usianya sudah 3,5 bulan. Lihatlah tingkahnya semakin menggemaskan. Dia
sudah mencoba miring-miring ke kiri, dan bahkan berhasil tengkurap. Semula aku
merasa tak siap menerima kehadirannya, karena kedua kakaknya masih balita.
Tetapi kini aku tak siap bila ditinggalkannya. Sebentar saja kutinggalkan, sudah
rindu tak kepalang. Ingin terus kucium dan kepeluk dirinya. Membaui tubuhnya
menimbulkan sensasi tak terlukiskan, meskipun dia belum dimandikan. Kadang aku
kesal dengan tangisannya yang tak berhenti, terutama bila sedang capai atau
masuk angin. Namun, kucoba bersabar dan syukuri kehadirannya. Naluriku sebagai
ibu, cenderung mengasihinya dan selalu ingin melindunginya.