Wednesday, July 13, 2011

Kisah di Balik 3 Novel Teenlitku

Trilogi: Oke, Kita Bersaing, Cinta Buat Chira, dan Butterfly.

Saya mulai menulis sejak kelas enam SD. Tapi baru sebatas synopsis. Kelas dua SMP, saya mulai menulis diary. Waktu itu sedang musim kartun Sailormoon. Saya beli semua barang yang bergambar Sailormoon, termasuk buku diary. Percuma kan kalau cuma beli tapi nggak dibaca?


Saya punya  teman akrab bernama Anita. Dia suka menulis cerita dan memamerkannya pada saya. Karena sudah dari sananya saya termasuk tipe orang yang tidak mau kalah, saya jadi  termotivasi untuk menulis cerita seperti dia. Saya pun mulai berkhayal (bahasa kerennya berimajinasi kali, ya). Cerita khayalan saya yang pertama berjudul: Dream of Hongkong!

Yak! Saya memang sangat ingin pergi ke Hongkong! Saya ngefans berat sama semua artis Hongkong. Saya hobi menonton film mereka. Saya bermimpi bisa pergi ke sana. Cerita yang saya buat itu absurd banget. Ceritanya, suatu hari ada angin kencang yang menerbangkan saya sampai ke Hongkong dan jatuh tepat di atas rumah Andy Lau. Ha-ha. Namanya juga cerita buatan anak SMP.

Memasuki SMA, barulah cerita-cerita saya bisa diterima akal. Kebanyakan cerita saya bertutur tentang percintaan ABG. Saya tidak pernah terpikir untuk mempublikasikan cerita-cerita saya itu. Sampai suatu hari seorang teman bernama Desi, menyarankan agar saya mengirimkan cerita-cerita itu ke majalah. Katanya, saya bisa dapat uang dan bisa terkenal. Dua hal itu cukup membuat jiwa ABG saya tertarik.

Saya mengirimkan cerpen-cerpen remaja saya ke majalah Gadis dan Kawanku. Tidak pernah dimuat, tapi diberi masukan apa saja yang kurang. Sewaktu saya kelas tiga SMA, barulah salah satu cerpen saya dimuat di majalah Kawanku.

Ada satu cerpen yang berjudul Lila VS Lira. Itu adalah cerpen yang diangkat dari kisah nyata. Saat kelas satu SMA, saya  punya teman bernama Lira yang kelihatanya iri sekali dengan saya. Dia selalu berusaha menyaingi saya, padahal dia sendiri sebenarnya lebih segala-galanya dari saya. Banyak banget yang dia lakukan untuk membuat saya kesal. Saya jadi terinspirasi untuk membuat cerpennya. Rencananya mau saya kirim ke majalah Gadis, tapi tidak pernah kesampaian.

Waktu berlalu. Saat kuliah, saya berkenalan dengan fiksi islami. Saya membaca tulisan Mbak Helvy. Katanya, semua perbuatan kita akan diminta pertanggungjawaban-Nya, termasuk tulisan. Jadi, menulislah yang baik-baik saja. Sejak itu, saya hijrah ke penulisan fiksi islami. Saya berkaca pada Annida, sehingga cerpen-cerpen saya seperti cerpen-cerpen yang ada di Annida.

Semua orang berkembang.  Termasuk tulisan-tulisan saya. Dari cerpen, saya ingin mencoba membuat novel. Tapi saya masih bingung. Novel islami itu seperti apa? Saya tidak punya ide. Sampai akhirnya saya menemukan naskah lama saya: Lila VS Lira. Aha! Bagaimana kalau cerpen itu saya buat novel? Saya buat saja ceritanya dari awal dan memperbanyak konflik. Lila itu tidak lain saya sendiri. Untuk memasukkan nilai islaminya, tentu saja sangat mudah. Saya tinggal memasukkan proses saya sendiri saat menemukan Islam yang sebenarnya.

Lila VS Lira pun jadilah. Judul awalnya, Bias Kasih Dua Dara. Saya ajukan ke penerbit Era Intermedia. Ternyata ditolak karena ceritanya sangat gaul dan agak melenceng dari kebanyakan cerita-cerita islami di FLP. Novel saya itu bisa dibilang mirip teenlit. Saya kecewa. Mungkin karena saya yang menulis, saya merasa novel itu bagus. Syukurlah kekecewaan itu terobati saat saya menemukan pengumuman lomba mengarang novel GIP. Saya yakin novel saya itu bagus. Maka saya percaya diri saat mengirimkannya ke lomba tersebut dan ternyata saya menjadi pemenang kedua!

Novel itu diterbitkan dengan judul, Oke, Kita Bersaing!

Dari awal sebenarnya cerita itu saya mau  buat triloginya. Trilogi bukan berarti ketiganya saling berhubungan, tapi cerita ketiganya memiliki alur yang sama dan ide cerita yang sama. Tentang gadis-gadis yang hijrah.

Cinta Buat Chira adalah bagian kedua dari trilogi itu. Kali ini saya menceritakan teman sebangku saya yang karakternya mirip sekali dengan Chira. Gendut, jerawatan, tidak pintar, mudah jatuh cinta, mudah geer, tapi selalu ditimpa kemalangan. Seperti itulah teman sebangku saya. Bagaimana akhirnya Chira mendapatkan hidayah dan menemukan cinta yang sejati? Semua saya jelaskan dalam novel itu.

Butterfly adalah bagian ketiga yang berarti bagian terakhir dari trilogi itu. Kali ini bercerita tentang seorang gadis yang temperamental, bermasalah, dan selalu menyusahkan orang banyak.  Novel ini belum terbit, tapi sedang menunggu jadwal terbit di Lingkar Pena Publishing House. Dan tahukah Anda siapa Rara (tokoh utamanya) itu dalam dunia nyata? Dia adalah saya.

Saya sangat menyenangi masa SMA saya.  Terlalu banyak inspirasi yang saya dapatkan di masa SMA saya. Semua karakter teman-teman saya sangat menarik untuk dijadikan karakter tokoh-tokoh dalam novel-novel saya. Anak-anak SMA itu sangat alami, naïf, dan apa-adanya. Berbeda ketika sudah memasuki dunia kampus di mana semua mendadak memakai topeng.

Saya puas usai menyelesaikan ketiga novel itu, karena novel-novel itu sangat menyatu dengan diri saya. Insya Allah, bagi teman-teman yang dulu belum sempat membeli dan membaca ketiga novel itu, akan membacanya secara GRATIS di blog ini. 






No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....