Friday, August 5, 2011

Resensi Buku: Lucia-Lucia

Lucia-Lucia, Chicklit yang Moralis



Wanita, berhati-hatilah dengan keinginanmu!

Chicklit, adalah bacaan yang dikhususkan untuk wanita lajang perkotaan, berusia di atas 25 tahun. Konflik yang dibangun berkisar masalah karier dan jodoh. Biasanya, para lajang itu dikisahkan doyan shopping, suka barang-barang branded, rajin menyambangi mall-mall kelas tinggi, naksir cowok-cowok yang ganteng, mapan, dan anak pengusaha kaya. Sekilas seperti tidak membumi, tapi bisa jadi memang ada orang-orang seperti itu. Yang pasti bukan gue, hehe….. Membaca chicklit atau metropop seperti membaca pergaulan sosialita kelas atas. Kalau emak-emak sukanya arisan panci, maka para tokoh chicklit sukanya arisan berlian.

Kalo gadis-gadis biasa menikahi pria-pria biasa dan memulai hidup dari nol, maka tokoh-tokoh chicklit (hanya mau) menikahi pria-pria prince charming, anak orang kaya, pengusaha sukses, yang bakalan menghadiahi mereka dengan berlian 1 ton, pakaian keluaran butik ternama 1 almari, tas Gucci, Versace, Louis Vitton asli (bukan tiruan), dan sebagainya. Yang satu pun dari barang-barang itu, belum pernah gue pegang. Bahkan mall-mall  yang disebutkan di dalam novel-novel metropop (chicklit asli penulis Indonesia) belum pernah gue sambangi. Paling-paling ITC Depok dan Carrefour, qiqiqi….. Dan jeleknya lagi, sebagian besar chicklit mengusung ide seks bebas, yang gak gue banget. Jadi sebenarnya, membaca chicklit itu gak gue bangeet…..

Kalau baca novel metropop yang pamer barang-barang branded, gue jadi gigit jari. Berasa iri dan dengki. Jika ada manusia-manusia yang rela buang-buang uang demi barang-barang branded. Tapi, sudahlah. Itu kan dunia mereka. Sekarang gue pengen cerita novel chicklit, Lucia-Lucia, yang anehnya gak dikategorikan ke dalam chicklit. Apakah mungkin karena settingnya tahun 1950? Tapi, ide ceritanya sama dengan chicklit kebanyakan lhoooo….

Ceritanya, si Kit, seorang penulis, tinggal seapartemen dengan seorang wanita jompo bernama Lucia (70 tahun). Tapi, jangan dikira udah jompo trus keriput ato pegimane. Nenek Lucia ini masih cantik dan awet muda di usianya yang sepuh. Suatu sore, Nenek Lucia mengajak Kit minum teh sambil ngobrol-ngobrol, soalnya si nenek kesepian. Dari situlah cerita bermula. Tentang masa lalu Nenek Lucia yang menakjubkan.

Tahun 1950, Lucia adalah gadis yang cantik, modis, dan elegan. Gadis keturunan Italia yang tinggal di New York itu sudah memiliki calon suami bernama Dante, sama-sama orang Italia. Lucia bekerja sebagai penjahit busana pengantin branded, di sebuah Departemen Store ternama. Jadi, setiap hari Lucia melihat barang-barang branded di tokonya, tapi tidak dibeli. Ia lebih suka membuatnya sendiri, wong dia  penjahitnya. Karena itulah penampilannya selalu modis dan chic.

Pertunangan Lucia dengan Dante akhirnya gagal setelah terjadi diskusi alot antara Lucia dan keluarga Dante, mengenai karier Lucia. Ibu Dante yang kolot menginginkan Lucia menjadi ibu rumah tangga tulen dan bukan wanita karier. Lucia takut membayangkan hidupnya dipenuhi rutinitas seperti ibunya sendiri, yang juga ibu rumah tangga—memasak, mencuci piring, mengurus rumah—oh,  tidaaak… Maka, Lucia memilih untuk membatalkan pertunangannya, meskipun Dante seorang lelaki yang sangat tampan.

Lucia semakin yakin pilihannya benar, ketika kakak sulungnya menikah karena pacarnya, Rosemary sudah hamdul… alias, hamil duluan. Ajaib, ternyata di tahun 1950, di New York, seks sebelum menikah masih tabu, lho…. Di sana, kalo perempuan ketauan hamil duluan juga bakal dikecam dan dicaci maki dan resepsi pernikahannya tidak diumumkan di gereja, alias nikah diam-diam. Rosemary pun menerima sikap yang tidak menyenangkan dari orang tua Lucia, sebagai Katolik taat. Lucia satu-satunya orang yang bersikap baik terhadap Rose, sampai akhirnya semua keluarga dapat menerima kenyataan itu.

Jadi, meskipun Lucia pernah bertunangan dengan Dante, Lucia dan Dante pun belum pernah berhubungan seks sebelum menikah. Berbeda dengan chicklit-chicklit impor lainnya yang gue baca, yang kayaknya para tokoh ceweknya maniak seks banget. Baru kenalan, langsung one night stand. Hidiiih….

Nah, saat Rose melahirkan itulah, Lucia berkata dalam hati, bahwa dia tidak mau punya anak, karena tidak enak hamil dan melahirkan, juga repot. Jadi, Lucia telah berjanji dalam hati: 1. Tidak mau menikah dengan laki-laki yang tidak membolehkannya berkarier. 2. Tidak mau punya anak.

OMG… gak lama setelah itu, Lucia berkenalan dengan cowok ganteng, selebritis, sebutlah namanya John. Lucia sangat ingin sekali masuk ke dalam dunia gemerlap milik John, juga karena telah tumbuh cinta di hatinya. Ternyata John juga menyukainya. Mereka akhirnya menjalin hubungan, dan tragisnya… Lucia menyerahkan keperawanannya! Why? Hanya karena John telah meminangnya dengan cincin berlian, dan mengatakan telah membangun rumah untuk tempat tinggal mereka kelak. Lucia pun yakin dengan John, karena John berasal dari kalangan socialite, yang makmur dan kaya raya.
Hingga akhirnya Lucia berhadapan dengan kenyataan bahwa semua itu hanyalah… M.I.M.P.I.

Seperti gue yang saat ini masih ngimpi kalo mau jadi bagian dari emak-emak sosialita, hehehe… boro-boro arisan berlian, arisan panci aja belum pernah. John ternyata seorang penipu ulung. Tabungan Lucia yang katanya buat nyicil bangun rumah, ternyata dipakai berjudi dan membiayai gaya hidup sosialita si John. Jadi inget Melinda Dee.. halooo….. pacarnya Melinda Dee kan pengeretan juga tuh. John melarikan diri entah ke mana, dan Lucia gigit jari. Sedangkan Dante datang hanya untuk bilang bahwa ia ingin menikah dengan gadis lain. Huhuhu….

Lucia, yang rela melepas karier demi Dante, ternyata harus menghadapi kenyataan pahit DIPECAT dari Departemen Store tempatnya bekerja, karena pergantian manajemen. Lucia rencananya mau pindah kerja ke Los Angeles, tapi gak jadi karena mendadak ibunya sakit keras, setelah bapaknya meninggal. Lucia—akhirnya—sepanjang hidupnya harus mengurus ibunya, karena sebagai wanita Italia, tugas mengurus orang tua ada di pundak anak perempuan. Sementara semua kakak lelakinya menikah, Lucia tidak pernah menikah sepanjang hidupnya dan tidak punya anak.

Dia baru bertemu Dante di usia 70 tahun,  yang telah menduda setelah istrinya meninggal. Cinta mereka awet sampai tua. Andai waktu bisa diputar kembali, Lucia ingin memilih menikah dengan Dante. Lucia juga mengunjungi John di penjara. Rupanya, laki-laki itu kagak kapok juga menjadi penipu. Setelah ditangkap karena membawa lari uang Lucia, dia masuk penjara lagi karena menipu lagi.

Begitulah akhir ceritanya. Amanat dari cerita ini, silakan disimpulkan sendiri. Tugas dari Guru Bahasa Indonesia, hehe…. Tapi, sekarang gue tau kenapa novel ini gak dikategorikan ke dalam chicklit….

1 comment:

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....