Wednesday, August 8, 2012

Suka Duka Naik Mobil Second-Hand


Kebutuhan akan mobil sudah tidak dapat dielakkan lagi oleh keluarga kami.  Punya dua anak yang masih kecil, ditambah dengan calon anak ketigaku yang sebentar lagi lahir, membuat sepeda motor suamiku tak dapat diandalkan untuk membawa kami berlima. Terlebih, kami tinggal di perumahan yang cukup jauh dari kota. Kalau mau ke kota,  harus menempuh perjalanan minimal 1,5 jam. Sudah banyak pengalaman tidak mengenakkan selama berkendara dengan motor. Jika matahari sedang terik, aku harus bersusah payah menutup kepala dan tubuh anak-anakku dari sengatan matahari. Terlebih kalau jalanan sedang macet. Kasihan, anak-anak jadi rewel karena tidak tahan dengan panas matahari.



Gayanya kalau lagi di mobil....

Sering juga kami kehujanan di perjalanan, sehingga harus mencari tempat berteduh dulu. Bila hujan amat deras dan lama, berarti kami juga harus berteduh dalam waktu lama. Sering kali kami tidak mendapatkan tempat berteduh yang kondusif. Kami tidak bisa memilih tempat berteduh lagi, karena hujan sudah terlanjur deras. Anak pertamaku, bahkan pernah kehujanan saat usianya baru empat bulan, saking kami tak dapat menemukan tempat berteduh saat hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Belum lagi kalau mudik ke Garut, kampung suamiku. Berhubung dekat, suamiku jadi keranjingan ke rumah orang tuanya, dan orang tuanya juga sering mendesak kalau kami sudah lama tidak ke Garut. Barangkali bisa dua bulan sekali kami ke Garut. Tanpa mobil pribadi, berarti kami harus menempuh perjalanan naik kereta listrik 45 menit ke terminal bus, dilanjutkan dengan naik bus ke Garut. Anak-anakku yang masih kecil-kecil, sering tak betah duduk di dalam bus yang sempit. Jadi kami harus sigap mengambil tempat duduk di belakang supir, yang lebih lapang. Kalau bus penuh dan kebagian di belakang, pasti ada anakku yang rewel karena sempit dan pengap.

Sudah sering kejadian anak-anakku muntah dan rewel di dalam bus. Apalagi kalau pulang kampung pada akhir pekan dan libur besar. Selain macet, penumpang bus membludak. Bukan hanya penumpang yang duduk, tapi juga penumpang yang berdiri. Sampai tak ada ruang tersisa di dalam bus. Mungkin juga kami berebut oksigen, saking napas terasa sesak. Naik bus pun tak memungkinkan kami leluasa buang air kecil. Bus hanya berhenti saat mengisi bahan bakar, itupun hanya sekali dalam sekali perjalanan. Selanjutnya, kami harus menahan diri.

Solusi dari permasalahan di atas, tentu saja dengan mengganti alat transportasi kami dengan mobil. Motor hanya digunakan untuk jarak dekat. Membeli mobil harus dipikirkan matang-matang oleh kami, berhubung harganya yang tak main-main.  Membeli mobil sama dengan membeli rumah. Harga mobil baru di atas lima puluh juta. Apalagi mobil untuk keluarga.

Alhamdulillah, tahun lalu, kami diberikan kemudahan untuk membeli sebuah mobil bekas. Itupun karena bantuan bapak mertua yang memberikan keringanan untuk pembayaran down payment. Maklumlah, mobil bekas yang kami beli tak lain adalah mobil bekas bapak mertuaku. Sebenarnya, kami ragu untuk membelinya karena sering mogok di jalan. Berhubung dana terbatas, terpaksa kami menerima apa yang ada. Dan benar saja, hampir setiap bulan, mobil itu selalu masuk bengkel. Pertama-tama soal hobinya yang suka mogok di tengah jalan. Hobi yang sangat merepotkan. Kami khawatir mobil itu mogok saat jalanan sedang padat. Bisa mengganggu pengendara lainnya, kan?

Urusan mogok sudah beres, setelah ganti aki, yang memakan biaya ratusan ribu. Eh, tak lama ada masalah lain berupa klakson mobil yang mati. Lagi-lagi keluar uang ratusan ribu untuk perbaikan. Terakhir, persnelingnya yang tiba-tiba sulit digerakkan. Semula kami pikir itu ulah anak-anak yang suka bermain di mobil, ternyata memang karetnya sudah kendor. Suamiku harus keluar uang ratusan ribu lagi untuk memperbaikinya. Repot juga punya mobil bekas. Kalau dihitung-hitung mungkin malah lebih baik beli mobil baru daripada mobil bekas.
Anak-anakku bisa lebih nyaman bila bepergian dengan
mobil pribadi

Meskipun dana belum terkumpul, suamiku sudah punya niat untuk beli mobil baru. Dia suka membuka-buka situs jual beli mobil di intenet. Membandingkan harga dengan anggaran yang tersedia. Kami berencana membeli mobil baru, supaya tidak mendapatkan banyak kerepotan sebagaimana saat mempunyai mobil bekas.

Doain ya semoga kami bisa beli mobil baru. Kalau bisa sih dapat hadiah mobil dari lomba blog, xixixix....


5 comments:

  1. semoga cepet dpt beli moblnya mbaaaa

    ReplyDelete
  2. wataww mba elaaa..produktif bangett...(kenalan sama blog baruku yaa)

    ReplyDelete
  3. hihi foto anak anak nya lucu mba...yang namanya Shidiq yang mana?

    ReplyDelete
  4. Makasih banyak info kontes SEOnya, semoga sukses & manffat buat semua

    ReplyDelete
  5. mau kasih tau ajah, Bunda.. kita menjual baby hamper, parcel, souvenir untuk ulangtahun, dkk .

    yuk visit
    klik sini

    makasih Bunda :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....