Tuesday, November 20, 2012

[JEDA] SAVE GAZA


“Rasulullah bersabda, ‘Senantiasa ada segolongan dari umatku yang berada di atas kebenaran dan menghadapi musuh mereka dengan kekuatan. Tak ada yang bisa memberi mudharat kepada mereka sampai Allah mendatangkan urusan-Nya sementara mereka tetap berada dalam kondisinya (tetap di atas kebenaran dan berjuang dengan kekuatan).’ Para sahabat bertanya, ‘Di mana mereka ya, Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Di Baitul Maqdis dan sekitarnya.” HR. Ahmad.


Baitul Maqdis adalah Yerusalem, Palestina.  Dan di tempat itulah kini Furqon berada. Di tanah jihad yang dijanjikan. Tanah suci tiga agama; Islam, Nasrani, dan Yahudi. Tanah kelahiran para nabi. Sejak dulu, Palestina selalu membara dan menjadi tempat pertumpahan darah. Masjidil Aqsha, di Baitul Maqdis, adalah tempat persinggahan Rasulullah saat Isra Mikraj. Kaum muslimin ingin menziarahinya, tetapi faktor keamaan menghalangi. Bermula dari migrasinya bangsa Semit, suku Kanaan ke tanah yang kini disebut Palestina. Lalu, hijrah keluarga Nabi Ibrahim ke Yerusalem, Palestina. Hingga Nabi Ishaq memiliki anak, Nabi Yaqub, yang mempunyai julukan “Israil,” berarti Hamba Allah.

Dari keturunan Nabi Yaqub-lah asal mula Bani Israil, yang kini disebut Israel. Hingga Nabi Musa dan Nabi Daud, di mana Bani Israil menjadi bangsa yang kuat di bawah pimpinan Nabi Daud dan mencapai puncak keemasan di masa Nabi Sulaiman. Agama mereka disebut juga Yehuda, atau Yahudi, sesuai nama keturunan Nabi Musa yang paling banyak anaknya. Sayangnya, lambat laun terjadi penyimpangan dalam agama Nabi Musa. Nabi Sulaiman mendirikan Haikal Sulaiman, yang kemudian dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar.

Lalu, kota itu jatuh ke tangan Romawi dan menjadi pusat agama Nasrani. Hingga kemudian ditaklukkan oleh Umar bin Khattab, dan membangun peradaban Islam dengan tetap bersikap toleransi dan menghargai para penganut agama lain seperti Yahudi dan Nasrani. Maka, tak heran bila kelak Yerusalem menjadi kota suci bagi tiga agama; Islam, Nasrani, dan Yahudi. Akan tetapi, atas perintah Paus Urbanus, terjadilah perang salib, di mana penganut agama Islam dan Yahudi dibantai habis-habisan. Sampai datanglah Salahudin Al Ayyubi yang kembali menaklukkan Palestina, tetapi bersikap adil terhadap pemeluk Nasrani. Mereka tidak dibunuh dan dibantai sebagaimana yang terjadi kepada umat Islam. Hanya orang-orang Nasrani yang membantai umat Islam saja yang mendapatkan hukuman, sedangkan yang tidak, dibiarkan untuk tetap tinggal di Palestina dengan damai.

Dan kini, Palestina berada di tangan Israel, yang rupanya tidak kalah kejam dengan tentara perang salib. Israel ingin mengembalikan masa keemasan mereka saat di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman, sayangnya dengan cara-cara yang tidak berperikemanusiaan, berupa genosida warga Palestina yang bukan keturunan Yahudi. Mereka dibunuh dengan jalan kekerasan maupun blokade ekonomi. Rumah-rumah warga Palestina dihancurkan, tanah dirampas dan dijadikan pemukiman warga Israel. Warga Palestina terpaksa tinggal di tempat-tempat pengungsian yang tidak layak serta memiliki masa depan suram. Tidak ada lapangan pekerjaan di Palestina, fasilitas terbatas. Makanan, air bersih, semuanya dijatah oleh Israel. Warga Gaza hanya memiliki otonomi secara administratif, lain-lainnya diatur oleh Israel. Bila ada pemberontakan, hasilnya bombardir besar-besaran sebagaimana yang dilihat oleh mata kepala Furqon.

Namun, di balik kesulitan hidup mereka, warga Gaza tetap ramah terhadap pendatang, sebagaimana yang dialami para dokter yang memperluas wilayah pengobatannya dengan mendatangi langsung rumah-rumah penduduk Gaza. Setiap bertemu warga Gaza, ucapan salam selalu terlontar disertai jabat tangan. Mereka terharu karena mendapatkan bantuan dari Indonesia, merasa tak sendiri lagi dalam menghadapi perang. Para dokter disambut dengan ramah di rumah-rumah, disuguhi minuman teh khas Gaza dan beberapa potong roti, meski mereka sendiri sedang kesulitan.

Furqon menengadahkan kepalanya ke langit Gaza. Ya, di sinilah tanah jihad itu. Tanah suci para nabi. Salah satu tempat persinggahan Rasulullah saat Isra Mikraj. Tempat sejarah-sejarah besar terjadi. Tanah suci yang disebut-sebut di dalam Al Quran. Betapa bahagianya dia telah menginjakkan kakinya di tanah ini. Wangi darah para syuhada tercium di mana-mana. Angannya mengembara. Bila saja ia bisa menjadi salah satu dari para syuhada itu….. 

------------------------------------------ Bab 29 dari calon novelku yang masih menunggu acc penerbit: SURGA YANG TERLARANG

9 comments:

  1. Wah, mantap nih. mb ela nulis dengan setting Palestina. selamat menunggu mbak :)

    ReplyDelete
  2. Semoga lancar proses terbitnya, mba...

    ReplyDelete
  3. penasaran sama novelnya keknya bakal menyentuh banget, moga cepet lahiran nih novelnya mba...

    ReplyDelete
  4. Semoga lancar prosesnya sampai terbit. Ikut menunggu :)

    ReplyDelete
  5. semoga novelnya cepat terbit mba'
    salam kenal

    ReplyDelete
  6. semoga bisa segera terbit mbak, segala niat baik pasti akan dimudahkan mbak

    ReplyDelete
  7. Kutipannya aja udh bgus gtu... Mg cpt trbiit,amiin

    ReplyDelete
  8. Tadi sy bertanya2, siapa ya Furqon? Tokoh novel ya ternyata. Semoga cepat terbit ya mbak :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....