Masih puasa? Saya sedang sahur, nih. Usai berbuka, semua nafsu bisa dikenyangkan, kecuali harta. Ya, setelah melihat, mengamati, dan merenungkan, saya berkesimpulan bahwa nafsu terhadap harta memang tidak akan bisa kenyang. Nafsu terhadap makanan, bisa dikenyangkan karena lambung punya batas menampung makanan. Nafsu terhadap syahwat, ada batasnya pula. Tetapi, harta?
Semakin saya perhatikan orang-orang yang berambisi mengejar harta, sebenarnya banyak dari mereka yang sudah berkecukupan. Sudah punya mobil, rumah, gadget, dan semuanya, kalau dikasih gratis pasti mau lagi. Entahlah nanti mau dibuat apa, yang penting ada di genggaman. Waktu itu pernah lihat berita tentang rumah-rumah Jenderal Polisi yang korupsi, Mr. Dj. Beberapa di antara rumah itu tidak ditempati. Jadi, buat apa memiliki? Pasti jawabnya, ya buat "nyimpen."
Hanya ada tiga simpanan dunia yang bermanfaat untuk kehidupan di akhirat: amal baik, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang soleh. Semuanya memiliki satu muara: BERBAGI. Amal baik, beramal kepada siapa? Manusia. Ilmu yang bermanfaat, manfaatnya baru terasa bila dibagi kepada sesama manusia. Anak yang soleh hanya dapat diciptakan oleh orang tua yang fokus terhadap pendidikan iman dan akhlak anak-anaknya. Bukan orang tua yang sibuk mengejar materi dunia.
Simpanlah dunia di genggamanmu, bukan di hatimu. Bila dia ada di hatimu, kau akan terus bergantung kepadanya. Bila hanya ada di genggamanmu, kau tahu bahwa dia bisa terlepas sewaktu-waktu. Bila sudah terlepas, jangan kautangisi, sebab dunia pada mulanya adalah fana.
iya mbak, kalo harta, manusia ga ada puas2nya
ReplyDeletegak ada habis2anya mikirin harta ya mbak
ReplyDelete