Saturday, December 14, 2013

Resolusi 2014: Sekolah Menulis Online dan Offline


Belajar bersama Be a Writer
Saya harus berpikir lama untuk menuliskan tentang resolusi 2014. Ya, kurang dari satu bulan lagi kita akan memasuki tahun 2014. Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Saya tidak ingin merugi bila hari esok sama saja dengan hari kemarin. Baru-baru ini, saya membaca kisah Ollie (Aulia Halimatussa’diah) tentang perjalanan karir menulisnya. Jauh sebelum dia menjadi terkenal seperti sekarang, dia pernah berkata dengan lantang di hadapan rekan-rekan calon penulis, bahwa lima tahun ke depan dia akan menjadi penulis terkenal. Sekarang, dia sudah menjadi penulis terkenal. Ceritanya itu menyadarkan saya akan perlunya mengumumkan kepada dunia mengenai impian yang ingin kita capai. 


Dua tahun lalu, ketika mengandung anak ketiga, saya tidak pernah bermimpi bisa meneruskan karir menulis ini. Saya pikir, saya mungkin baru bisa menulis lagi kalau anak ketiga sudah berusia tiga tahun. Ternyata saya tidak bisa melepas hobi menulis itu. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan kepada saya untuk terus menulis. Saya suka mengikuti kompetisi menulis, awalnya memang tertarik dengan hadiahnya, tetapi lama-lama saya menyadari bahwa kompetisi-kompetisi menulis itu bisa menjadi patokan kualitas tulisan saya. Dari sekian banyak kompetisi yang saya ikuti, tidak banyak yang saya menangkan.  Hanya beberapa saja yang memberikan hadiah besar. Tak seperti penulis-penulis lain yang memenangkan lomba berhadiah puluhan juta rupiah, menang lomba novel, dan sebagainya. Dari situ saya berpikir bahwa tulisan saya memang masih banyak kekurangannya. Saya masih harus terus belajar dan tidak tinggi hati. 

Ketika kalah, ada kalanya saya kecewa. Mengapa saya  yang sudah berpengalaman menulis bertahun-tahun ini masih saja kalah? Akan tetapi, saya kembali lagi kepada ingat bahwa dua tahun lalu saya tak mengira masih bisa menulis setelah punya bayi lagi. Artinya, apa yang sudah saya lakukan sekarang ini masih lebih baik daripada prediksi sebelumnya. Saya masih bisa menulis di sela mengasuh bayi dan dua balita. Walaupun kualitasnya mungkin menurun, setidaknya saya masih survive. Lalu, tahun depan, apa yang ingin saya capai?

Beberapa waktu lalu, ada pemilihan Ibu Teladan, Perempuan Inspiratif, dan masih akan ada penghargaan-penghargaan lain. Namun, saya tidak tertarik mengikutinya karena merasa belum pantas. Jadi bukan itu yang ingin saya capai. Sungguh, saya tidak tahu apa yang ingin saya capai mengingat untuk sekarang ini prioritas adalah anak-anak. Saya tidak bepergian jauh ke mana-mana karena harus mengasuh anak-anak. Saya juga tidak bisa mengabaikan anak-anak untuk memenuhi ego pribadi. Dengan kata lain, sudah bisa menulis seperti sekarang dengan waktu yang terbatas saja sudah amat saya syukuri. Sikap easy going itu juga saya terapkan terhadap komunitas Be a Writer yang saya dirikan.

Jadi, resolusi 2014, apa yang ingin saya capai?


Sebuah  pesan masuk ke inbox FB saya. Isinya hanya satu kalimat pertanyaan: “Ajari saya menulis?”

Saat itu saya bengong. Tidak ada salam perkenalan. Tidak ada basa-basi, tahu-tahu minta diajari menulis. Saya sudah sering mendapatkan inbox serupa, tetapi tak tahu bagaimana menanggapinya kecuali menjebloskan mereka ke dalam grup BAW. Pada akhirnya, mereka menemukan soul mate dan melesat dengan sendirinya, atau bersama-sama dengan soul mate-nya itu. Rasanya saya tidak mengajari apa-apa, selain menunjukkan semangat dan konsistensi dalam menulis. Sesekali memang ada sharing, tetapi masih sulit dipahami untuk penulis pemula.

Nah, saya terpikir untuk membuat sekolah menulis online dan offline yang benar-benar fokus mengajari mereka. Walaupun saya sendiri juga masih belajar, setidaknya ada sedikit ilmu yang bisa dibagi. Tentunya itu tidak instan, karena saya harus menyusun modul-modul pembelajaran agar target menulis satu buku untuk setiap peserta dapat tercapai. Dulu saya pernah ditawari untuk menjadi guru menulis online dengan jam konsultasi tertentu,  tetapi menguap begitu saja karena masih menyesuaikan diri dengan mengeloni bayi (jam belajarnya malam hari).

Sebagai seseorang yang easy going, lagi-lagi resolusi itu masih terasa mengawang-awang buat saya. Ah, semoga saja Allah berikan jalan untuk mewujudkan resolusi itu. Kalau saya benar-benar membuka sekolah menulis online dan offline itu, apakah kamu mau ikut? Hehehe…..

12 comments:

  1. Pasti ikut mbak.. Ilmu mbak sudah luber, saatnya ditularkan.

    ReplyDelete
  2. emanga daku boleh ikut? kalo nggak boleh, kasih bocoran, gitu, Bund!!!
    Biar aku bisa ngintip,kelasnya.. he.. he..
    *tokoh Jang Geum yg ngajarin**

    ReplyDelete
  3. Saya juga mau belajar nulis mbak, cuma bingung mau belajar sama siapa.

    ReplyDelete
  4. Semoga impiannya tercapai ya mbak. Aamiin

    ReplyDelete
  5. bunda, cara daftar di BAW gimana?
    langsung buka webnya aja gitu?

    ReplyDelete
  6. Aamiin, Insya Allah tercapai mbak :)

    ReplyDelete
  7. Kalau lagi senggang, main ke lapakku yuk mak : http://goresanpemenang.blogspot.com/2013/12/resolusi-2014-menulis-ulang-kehidupan.html ^^

    ReplyDelete
  8. amienn...
    smoga sukses ea,, :)
    saya juga maw belajar bgaimana sich caranya menulis cerpen atow novel yang baik...

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....