Friday, January 29, 2016

Cara Mudah Memahami Keuangan Syariah bersama iB Blogger Meet Up

Assalamu'alaikuuum.... Acara ini sudah lama saya ikuti, tapi baru sempat sekarang saya tulis reportasenya. Bukan apa-apa sih. Pertama, peserta tidak disuruh mempostingnya di blog. Kedua, saya juga sudah lupa materinya karena tidak diberikan modul materi hehe.... Maklum, bahasannya cukup berat nih walaupun judulnya Cara Mudah Memahami Keuangan Syariah. Hari Sabtu, 5 Desember 2015, saya mengikuti iB Blogger Meet Up yang diadakan oleh Komunitas Aku Cinta Keuangan Syariah, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan My Sharing di Arion Swiss-BelHotel, Kemang, Jakarta Selatan.


Saya mengenal komunitas Aku Cinta Keuangan Syariah karena mengikuti lomba blognya yang diadakan secara berseri. Saya ikut dua kali dan tidak menang dua-duanya. Buat saya, tak mengapa tidak menang karena yang penting saya ikut menyebarkan kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah. Ini berkaitan dengan prinsip agama saya yang mengharamkan riba, walaupun saya sendiri masih tersangkut dengan riba. Duh, susah ya yang namanya riba itu kan sudah seperti makanan sehari-hari (Naudzubillahimindzalik), karena sistem keuangan kita yang masih mengikuti Barat. Apa-apa ada ribanya. Dari mulai menabung biasa sampai hal-hal penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti kredit perumahan rakyat, asuransi, jaminan kesehatan, bahkan beli Panci Set Oxone

Sewaktu kuliah, saya juga bergabung dengan komunitas ekonomi Islam dan sejak SMA saya sudah menggunakan tabungan syariah. Namun, setelah menikah dan merencanakan masa depan bersama pendamping hidup, jujur saja ya, sulit sekali melepaskan diri dari riba. Dimulai dari Kredit Perumahan Rakyat. KPR Bank Syariah masih belum familiar, dan walaupun KPR konvensional itu ada bunga (riba)nya, tapi kalau pakai KPR Bank Pemerintah itu bunganya lebih kecil daripada margin keuntungan yang diambil oleh KPR Bank Syariah. Nah lho... sebagai "orang kecil" sudah tentu kami mengambil KPR Bank Pemerintah. Memang hitungannya masih pakai bunga, tapi jumlahnya justru lebih kecil dan tidak bikin bangkrut. Beda yah kalau pakai KPR Bank Swasta, nah itu baru deh mencekik.


Rumah pertama kami termasuk rumah subsidi, jadi memang pembiayaannya ditekan semurah mungkin oleh pemerintah. Alhamdulillah, sekarang cicilannya sudah lunas. Yang kedua, kartu kredit. Ini juga ada ribanya, tapi suami berpendapat selama kartu kredit itu dilunasi tepat waktu, tidak akan kena bunga. Kami hanya membayar biaya administrasinya. Selama ini suami selalu berusaha melunasi tagihan kartu kredit tepat waktu, jadi kami tidak ada masalah dengan kartu kredit. Dalam penggunaannya juga berusaha bijak, tidak untuk belanja berlebihan. Lain halnya kalau kita boros dan berutang banyak sehingga tidak bisa melunasi tagihan kartu kreditnya. Bunganya bisa bikin "mati segan, hidup tak mau."

Baca juga: OOTD: Pakai Batik Biar "Terlihat" Cantik


Namun, tetap saja ya, lebih baik tidak berhubungan dengan riba sama sekali. Oleh karena itulah, kami terus mempelajari mengenai keuangan syariah ini. Suami juga sekarang ini sering menyimpan dananya di rekening saya yang menggunakan Bank Syariah, katanya supaya tidak ada riba. Kemudian, kami pernah mencoba juga meminjam KPR di Bank Syariah, walaupun ternyata prakteknya tidak mudah. Akhirnya, ya kami menekan keinginan berinvestasi daripada jatuh lagi ke dalam belitan riba. Ujung-ujungnya sekarang kami memikirkan investasi dalam bentuk logam mulia (emas) dan investasi lain yang tidak perlu berhubungan dengan riba.

Itulah kenapa saya tertarik sekali ingin datang ke acara ini, untuk menambah pengetahuan mengenai keuangan syariah. Sebab, ternyata tidak cukup berbekalkan satu dua ayat tentang riba untuk bisa memahami keuangan syariah. Saya saja yang dulu sudah belajar di komunitas ekonomi Islam, masih banyak yang belum saya mengerti. Blogger, sebagai salah satu pegiat sosial  media, diharapkan dapat menyebarkan pengetahuan lebih banyak lagi mengenai keuangan syariah ini agar masyarakat (terutama muslim) menjadi lebih peduli. Bagaimanapun, memang riba itu jelas diharamkan. Kalau semua umat Islam kompak menerapkan ekonomi syariah, insya Allah perekonomian kita seluruhnya bebas riba. Aamiiin....

Kampanye Nasional Aku Cinta Keuangan Syariah itu sendiri telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Parkir Timur Senayan, tanggal 14 Juni 2015. Ke depannya akan dibentuk komunitas-komunitas Aku Cinta Keuangan Syariah di berbagai daerah. Acara IB Blogger Meet Up ini adalah yang pertama kali diadakan, setelah program-program perkenalan ACKS (iB Vaganza) di beberapa mall di 12 kota, dengan menampilkan kumpulan stan perbankan syariah. Acara ini dimulai jam 13.30 siang, dimulai dengan makan siang dulu di Swiss Cafe' Arion Swiss-BelHotel Kemang. Jadi, kami bisa mengikuti acara ini dengan perut kenyang.

Baca juga: Makan Siang di Arion Swiss-BelHotel Kemang

Acara dibuka oleh Bapak Achmad Buchori, Ketua Departemen Pengembangan Perbankan Syariah OJK, mengenai tujuan diadakannya IB Blogger Meet Up, yaitu untuk Edukasi, Sosialisasi, dan Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah. Kemudian, tampil pembicara pertama, Ibu Mieke Rini Sutikno, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi yang pernah mendalami keuangan syariah. Si ibu yang masih muda dan cantik ini menjelaskan bahwasanya saat ini penggunaan keuangan syariah di seluruh dunia baru sekitar satu persen! Padahal, krisis ekonomi tahun 2008 membuktikan bahwa keuangan syariah paling tahan krisis. Tidak ada Bank Syariah yang kolaps saat krisis keuangan yang hebat itu. Lalu, mengapa kita masih segan beralih ke keuangan syariah?

Mieke Rini Sutikno

Itu karena adanya paradigma bahwa keuangan syariah hanya milik satu agama, yaitu Islam. Sebenarnya bebas saja, mau agamanya apa pun, boleh lho menggunakan prinsip syariah ini karena nyatanya lebih adil dan tidak merugikan. Sebagai seorang muslim, kita mestinya menggunakan keuangan syariah karena berbasis Al Quran dan Hadist. Dalam mengelola keuangan, kita harus memiliki prioritas, yaitu memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, jangan hanya memilih salah satu. Dunia dapat, tapi akhirat lepas. Atau, dunia tidak dapat, karena tujuannya hanya akhirat. Sebaiknya, dua-duanya terpenuhi.

Hal-hal yang haru dihindari dalam Keuangan Syariah

Prinsip keuangan syariah adalah keadilan. Jangan sampai ada yang dirugikan, karena Islam menolak gaya hidup berlebihan, keserakahan, dan spekulasi. Nah, itu akan terjadi saat kita berhubungan dengan rentenir yang mengambil riba sebesar-besarnya sampai kita susah lepas dari jerat utang. Itu kenapa pembiayaan dalam keuangan syariah bertujuan membiayai kegiatan-kegiatan yang produktif, bukan spekulatif. Kegiatan produktif itu, misalnya saja Usaha Kecil dan Menengah. Hasilnya tentu baik untuk kegiatan perekonomian toh, daripada untuk spekulatif.

Pembicara yang kedua adalah Bapak Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah. Beliau menjelaskan mengenai pembiayaan-pembiayaan syariah. Jangan tunggu punya banyak uang untuk mengelolanya. Berapa pun uang yang kita miliki, harus dikelola untuk amal, tabungan, dan kebutuhan. Ingat yah, ketiganya harus terpenuhi lho, jangan semuanya untuk kebutuhan. Di Bank Syariah, ada produk yang dapat melepaskan kita dari jerat rentenir, yaitu Hawalah (anjak utang atau pengalihan utang). Selain itu, untuk bisa lepas dari rentenir, kita juga harus banyak berdoa dan dapat meminta bantuan Badan Amil Zakat (bila benar-benar tidak mampu). Satu lagi ya, jangan sekali-sekali mendekati rentenir yang menerapkan bunga tinggi sekali. Intinya, sebisa mungkin deh kita berupaya untuk menjauhi riba supaya hidup lebih berkah.

Setiawan Budi Utomo

Saya sendiri masih harus lebih banyak lagi belajar nih. Semoga ke depannya saya masih diberi kesempatan untuk menggali ilmu dan mempraktekkan keuangan syariah ini. Aamiin....

18 comments:

  1. riba emanga ada dimana-mana, dan udah jadi biasa aja, semuanya balik ke diri masing-masing akhirnya..

    ReplyDelete
  2. saya pernah S2 ekonomi Islam, cuma tahan 1 semester karean emang basicnya bukan keislaman, banyak istilah yg harus dipahami terus belajarnya ngebut...:( tp walau begitu tetap berharap ekonomi Islam terus tumbuh

    ReplyDelete
  3. Dibanding bank konvensional, memang lbih nyaman buat nasabah bank syariah. Di desaku sana, bank syariah malah nasabahnya banyak dari non muslim, karena merasakan kenyamanan

    ReplyDelete
  4. iya sepakat mbk, aku juga pinjam uang buat rumah dengan sistem bank syariah :)

    ReplyDelete
  5. Aku punya dua rek syariah karna kebutuhan penyaluran tunjangan dari kantor.. Awalnya memang gak sengaja, tapi lama2 aku main cinta dgn produk keuangan syariah, malah nambah satu rek lagi.. InsyaAllah aman dari riba..

    ReplyDelete
  6. Salah satu keuntungan jadi blogger (apalagi di kota besar) adalah dapat kesempatan untuk diundang ke acara2 keren seperti itu ya Mbak. Selain dapat ilmu, kita juga akan dapat teman baru.

    Makin sukses dengan ngeblognya yaa... (^_^)

    ReplyDelete
  7. Sangat sulit utk menghindari riba sekarang ini mbak.. Tapi kita memang hrs berusaha.. Smp sekarang, sy blm menggunakan bank syariah.. Insha allah ke depan akan berusaha...

    ReplyDelete
  8. Sangat sulit utk menghindari riba sekarang ini mbak.. Tapi kita memang hrs berusaha.. Smp sekarang, sy blm menggunakan bank syariah.. Insha allah ke depan akan berusaha...

    ReplyDelete
  9. aku sama suami sudah pake bank syariah tp masiha da bank konvensional juga mbak hikss.. kalo kpr rumah pake syariah juga,, semoga bisa mengurangi dosa riba,, aamiin

    ReplyDelete
  10. Butuh komitmen utk bs sepenuhnya lepas dr bank konvensional tp setidaknya bank komvensional cukup jd ajang keluar masuk gaji/pendapata tdk utk investasi maupun pinjam meminjam. Tp mmg berproses KPR sy di bank kpnvension jg msh lama nih cicilannya. Tinggal ini aja insyaAllah.

    ReplyDelete
  11. bacanya menohok pisan ella, makasih pencerahannya yaaa..cantik eyy...

    ReplyDelete
  12. Seu ya...makan siang terlebih dulu baru belajar. Kapan kapan aku kau belajar juga

    ReplyDelete
  13. Klo baca postingan ini jadi inget mata kuliah akuntansi syariah dan perbankan syariah. Nasabah Bank syariah gak musti orang islam kug, ada yg pernah cerita slah satu nasabah bank syariah adalah seorang chinese nonmuslim. Dia nyaman dan percaya pada bak syariah ketimbang bank konvensional

    ReplyDelete
  14. Kedepan ummat islam pasti jadi sasaran bagus untuk memperbaiki ekonomi negeri. Karna apa pun yang di sodorkan berbau syariah akan di minati. Karna kesadaran ingin berbuat sesuai kehendak Allah nampaknya mulai menular. Thanks sharing nya ya...

    ReplyDelete
  15. Apalagi aku yang tidak ikut lomba. tambah dijamin tidak pernah menang.

    ReplyDelete
  16. seru banget kelihatannya acaranya ya mba. waktu itu ga jadi datang mendadak. untung bisa baca di sini.. dapat ilmunya juga deh..

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....