Thursday, May 19, 2016

Ini Cara Saya agar Tetap Happy di Tanggal Tua




Tanggal tua? Oh, tidaaak! Tanggal tua adalah tanggal menakutkan bagi siapa saja, terlebih ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan tetap seperti saya.  Kengeriannya melebihi tanggal 13 di hari Jumat alias Friday the Thirteen yang konon pada tanggal itu hantu-hantu bergentayangan. Ya itu sih hanya ada di film. Kenyataannya, tanggal 13 yang lalu jatuh pada hari Jumat dan tidak ada apa-apa.  Yang betul, setelah tanggal 13 adalah tanggal di mana momok mengerikan tanggal tua mulai menghantui. 


Gejalanya:

  • Sering melihat dompet dan menghitung sisa uang yang ada.
  • Mencoret daftar belanjaan yang sudah dirinci.
  • Mencari uang recehan yang bertebaran (biasanya sih cuek).
  • Menjauhi tempat-tempat yang berhubungan dengan tagihan-tagihan (rumah satpam komplek yang menagih iuran keamanan, rumah bendahara RT yang menagih iuran RT, rumah tukang kredit barang, mall-mall, lapak pedagang mainan—bisa “dirampok” anak-anak kalau tetap lewat, dan toko-toko penjual gamis yang sengaja memamerkan gamis cantiknya di depan toko).
  • Pura-pura tidak mendengar saat ada tetangga yang mengundang ke acara kawinan, syukuran, bahkan lahiran. 


Berhubung suami saya gajian tanggal 25, maka tanggal tua dimulai dari tanggal 18. Kadang-kadang malah dari tanggal 14 pun sudah terasa tanggal tua, ihiks…. Setiap pengeluaran diperhitungkan benar-benar. Dulu saya selalu was-was dan cemas setiap memasuki tanggal tua. Bahkan pernah dua hari sebelum suami gajian, saya hanya punya uang Rp 5.000. Jadilah suami harus meminjam ke saudara dan teman-teman dekat, yang akan dilunasi setelah gajian.

Kenapa sih rasa-rasanya uang gaji tidak pernah cukup sampai tanggal tua terlewati? Saya sudah merinci penyebabnya:

Boros di tanggal muda
Saat baru gajian, dompet kita terasa penuh. Kita pun seperti ingin segera menghabiskannya. Beli ini itu, jalan-jalan ke sini ke situ, dan tentu saja bayar cicilan utang di mana-mana. Ya kredit rumah, kendaraan, sampai seprai dan peralatan rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, saat tanggal tua itu inginnya menyenangkan seisi rumah dengan menu masakan yang lain dari biasanya, menggunakan bahan-bahan yang harganya mahal (seperti daging sapi, ikan salmon, udang ukuran jumbo, dan sebagainya). Ya tidak ada salahnya sih sesekali, asal tetap diperhitungkan dengan uang yang dipegang. Itu belum makan-makan di luarnya. Mumpung tanggal muda, jalan-jalan ke mall dan makan di restoran. Saya merasakan sekali padatnya mall setiap tanggal gajian (sekitar tanggal 25 dan tanggal 1). Jalan raya pun macet total. Mau makan di restoran pun harus antri. Sebaliknya, saat tanggal tua, jalanan sepiii…. Pasti semua orang sedang mengencangkan ikat pinggang di rumahnya.

Kurang perhitungan
Sejak sebelum menikah, suami sudah mewanti-wanti agar saya mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran supaya kalau uangnya kurang, bisa ketahuan habisnya ke mana. Sekarang, saya memang sudah tidak lagi mencatat. Tapi, saya sudah membuat perkiraan pengeluaran harian yang dikalikan dengan jumlah hari dalam satu bulan. Suami pun memberikan uang sejumlah perkiraan tersebut. Kalau ada meleset sedikit, ya masih dimaklumi. Kalau banyak, tanya kenapa? Nah, kalau kita kurang perhitungan, melesetnya bisa banyak. Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. 

Ada pengeluaran mendadak
Fiuuh… sudah tak terhitung deh pengalaman derita di tanggal tua gara-gara pengeluaran mendadak ini. Hati sudah senang karena sisa uang terakhir dapat menambal pengeluaran di tanggal tua, eh tiba-tiba dapat tagihan ini itu. Contohnya saat ini saja, menjelang tanggal 20-an, saya dapat undangan pernikahan dan tagihan Pajak Bumi dan Bangunan. Aduh, kenapa sih datangnya pas tanggal tua? Padahal, kita sudah hemat-hemat mengeluarkan uang, eh ada tagihan mendadak. Pernah juga saat tanggal tua terkena musibah anak-anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit, orangtua menelepon meminta uang, bahkan ada keluarga besar yang meminjam uang di saat kami juga sedang berhemat. 

Saya tidak mau lagi tersiksa oleh tanggal tua. Saya ingin tanggal tua sama saja dengan tanggal muda: HAPPY. Bagaimana caranya? Ini dia:

Mencari penghasilan tambahan
Memang tidak harus semua ibu rumah tangga mempunyai penghasilan tambahan, tetapi saya mencoba mencari penghasilan tambahan dengan kemampuan dan kesempatan yang saya miliki. Jika ibu-ibu belum mampu mencari penghasilan tambahan ya tidak apa-apa. Nanti ibu-ibu bisa baca tips lainnya supaya tetap bahagia di tanggal tua. Kalau saya, berhubung memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menulis, maka saya memanfaatkannya guna mencari penghasilan tambahan. Alhamdulillah, hobi menulis itu bisa menghasilkan tambahan rupiah untuk menutupi pengeluaran di tanggal tua. 

Jual-jual Barang
Dalam kondisi terdesak di mana invoice-invoice dari pekerjaan freelance belum cair, saya terpaksa menjual  barang. Barang yang sering saya jual adalah BUKU. Alhamdulillah, saya hobi membaca dan membeli buku. Beberapa kali saya berhasil menyelamatkan diri dari horor tanggal tua karena menjual koleksi buku pribadi di perpustakaan mini saya. Menyesal? Tidak, karena saya menjualnya ke teman-teman yang juga suka membaca dan merawat buku. Kalau buku itu dibaca oleh orang lain,  tentu ilmunya akan tersebar. Daripada hanya teronggok di lemari buku yang berdebu. Saya pun bisa bernapas lega karena mendapat sedikit amunisi untuk melanjutkan napas di tanggal tua. Ibu-ibu punya barang apa yang tidak terpakai? Jual saja, daripada mubazir. Saya pernah dengar cerita seorang teman yang membeli penggorengan karena sedang tren, eh tidak pernah dipakai karena dia malas memasak. Lebih baik dijual kepada teman yang suka masak, kan?

Jangan boros
Itu sudah pasti. Kalau belum bisa mencari tambahan penghasilan, ya solusinya harus pintar berhemat. Jangan membeli barang yang tidak atau belum kita butuhkan. Apalagi kalau hanya untuk ikut-ikutan. Banyak ibu rumah tangga yang tidak mau ketinggalan tren. Ingin memiliki barang-barang yang juga dimiliki oleh ibu-ibu lainnya, padahal penghasilan suaminya terbatas. Utamakan beli barang yang penting dulu, misalnya bahan makanan kebutuhan sehari-hari. Untuk barang-barang pelengkap, seperti pakaian, aksesoris, alat kecantikan, dan sebagainya, tunggu tanggal tua! Lho kok? Nanti ya saya kasih tahu caranya. 

Cari diskonan
Sebagai emak-emak MoDis (Modal Diskon), mencari diskonan itu penting! Ibu-ibu kalau mau boros, coba deh digeser waktunya. Yang tadinya belanja-belanja di tanggal muda, coba tahan sedikit. Tunggu tanggal 18-20, karena MatahariMall punya promo Tanggal Tua Surprise di mana kita bisa belanja superhemat dengan diskon hingga 80%. Semua produk ya, dari peralatan rumah tangga sampai makanan. Jagain aja waktunya. Jadilah seperti Budi yang tanggal tuanya tetap happy. 

Itu dia #KisahTanggalTuaku, bagaimana kisahmu? Pasti seru juga kan?


11 comments:

  1. Derita dan suka duka tanggal tua membuat kita jadi smart menghadapi hidup ya Mba. Terpenting kita jadi sering bersyukur dengan kaliamat " Untung ada ini, ada itu sebagai dewa penyelamat. Yang heboh lagi kadang pas tanggal tua justru pengeluaran tak terduga bertubi-tubi hingga susah beri skala prioritasnya.. Ampun deh

    ReplyDelete
  2. cara yang pertama jitu banget tuh. Punya passive income adalah sebaik-baiknya investasi di tanggal tua :D

    ReplyDelete
  3. duh...fenomena tanggal tua kayaknya menjadi momok bagi para emak ya, btw bila kita bisa mensiasatinya kita bisa ucapkan selamat tinggal tanggal tua ya Mba..

    ReplyDelete
  4. Iya euy kalau tanggal muda rameee yg wiskul dan ngemall. Biasanya ngatur jadwal ke suami, wiskul dan jalan2nya tanggal tua aja. Tapi godaan belanja pas tanggal muda emang suka gimana gitu..

    ReplyDelete
  5. Tanggal tua emang menakutkan, mba Leyla. Hihii

    ReplyDelete
  6. Tanggal muda merdeka, tanggal tua suka terjajah.. hehe

    ReplyDelete
  7. Wah, tipsnya bagus banget! Makasih yaaa?

    ReplyDelete
  8. HUhuhuhu, saya sih tanggal tua terus, Mbak. Nggak pernah gajian sih, hahaha.

    ReplyDelete
  9. tanggal tua bad day banget ya mbak :-)

    ReplyDelete
  10. Tanggal tuaku...masih lebih tua usiaku sih kayaknya. .hehehhe

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....