Tuesday, October 31, 2017

Sudah Siapkah Kita Menggunakan E-Toll?



Assalamualaikum. Hari ini tanggal 31 Oktober adalah penerapan total e-toll. Jadi, kita-kita yang setiap hari melewati jalan tol, jangan lupa ya kartu tollnya dibawa. Kalau enggak, ya nggak bisa lewat jalan tol. 


Kemarin, suami saya mengeluhkan soal ini. Akibat kelupaan bawa e-toll, dia harus membeli kartu baru di gerbang tol karena kebetulan gerbang tol yang akan dimasukinya itu nggak ada pintu yang melayani pembayaran tunai. 

Saya juga ikut misuh-misuh. Rasanya kebijakan e-toll ini memberatkan. Soalnya harga kartunya aja udah Rp 75.000 dan isi kartunya cuma  Rp 50.000. Jatuhnya rugi kan. Padahal di rumah udah punya e-toll. Cuma gara-gara ketinggalan, jadi harus bayar lagi. 

Ada lagi teman saya yang naik transportasi online (mobil) memasuki jalan tol dan supirnya juga nggak punya e-toll. Yah terpaksa deh teman saya membelikan e-toll untuk si pak supirnya. 

Nah, kamu termasuk yang keberatan dengan kebijakan e-toll ini kah? Kalau begitu, perlu disimak Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 yang saya hadiri kemarin di Galeri Nasional Indonesia dengan tema: Implementasi E-Toll: Memudahkan atau Menyulitkan? 


Acara yang berlangsung dari pukul 13.00-15.00 WIB ini menghadirkan narasumber: 

Vice President Operasional Management PT Jasa Marga, Raddy R Lukman. 
Hendra Utoyo, perwakilan dari Himbara (BRI) 
Nanda Sadaya dari Mandiri
Yayat Supriyatna, pengamat perkotaan Universitas Trisakti 
Ellen Sophie Wulan Tangkudung, Pengamat Transportasi Universitas Indonesia. 

Apa sih yang jadi masalahnya sehingga kita keberatan dengan penerapan e-toll ini? Pemerintah menetapkan tanggal 31 Oktober seluruh transaksi pembayaran di semua jalan bebas hambatan (jalan tol) dilakukan secara nontunai, alias menggunakan e-toll. 

Sebenarnya, manfaat penggunaan e-toll ini banyak lho. Menurut Raddy R. Lukman, tujuan implementasi E-Toll adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jalan tol, yaitu: 

  1. Praktis, tidak perlu menyiapkan uang kas. Kita nggak perlu lagi bawa uang kas banyak-banyak, cukup satu kartu aja yang sudah terisi uang. 
  2. Tidak perlu menyimpan uang receh. Nah, uang receh ini cukup banyak memadati tas saya. Bingung juga dari mana datangnya. Tau-tau udah banyak aja. 
  3. Kemudahan pembayaran dengan sistem tapping. Ada mesin tapping yang disediakan sehingga memangkas waktu transaksi pembayaran. Tahu sendiri kan kalau pakai tunai dan jalan tol sedang padat-padatnya, pasti jadi lama. Apalagi kalau bayarnya pakai uang besar. Petugas tol makan waktu untuk memberikan uang kembalian. Kalau pakai mesin tapping ya tinggal ditap aja. 
  4. Menghindari peredaran uang palsu. Coba bayangin ya, petugas tol bisa aja kurang teliti mengenali uang palsu apalagi kalau antriannya panjang. 
  5. Menghindari dari kemacetan. Dengan proses tapping yang cepat, lalu lintas kendaraan pun jadi lebih lancar. 
PT Jasa Marga sendiri mengakui bahwa pembayaran tunai membuatnya harus menyediakan milyaran uang receh setiap harinya untuk kembalian. Bayangin ya, tukang sayur aja suka ngeluh kalo kita bayar pakai uang gede dan nggak ada kembaliannya. 

Per tanggal 30 Oktober, PT Jasa Marga telah menerapkan pembayaran non tunai sebanyak 92%. Tanggal 31 Oktober akan genap menjadi 100%, demikian ungkap Herry Trisaputra, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol. Kebijakan ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman antara PT Jasa Marga, Bank Indonesia, dan Kementerian PUPR untuk menyukseskan gerakan non tunai. Itu untuk kebaikan pengguna juga, karena proses tapping kartu hanya memakan waktu 3 detik, sedangkan pembayaran tunai perlu waktu 7 detik. 

Foto: Bank Indonesia 

Jadi jangan harap lagi ada gerbang tol yang bisa menerima pembayaran tunai. Untuk menyukseskan program pemerintah ini, PT Jasa Marga bekerjasama dengan Perbankan dalam penyediaan kartu, mesin atau reader, top up uang elektronik, hingga sosialisasi masif bersama Badan Usaha Jalan Tol lainnya di bawah koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Bank-bank yang menyediakan kartu e-toll saat ini baru 4: Mandiri, BNI, BRI, dan BCA. PT Jasa Marga juga telah mengantisipasi dan memastikan infrastruktur berfungsi dengan baik melalui Standard Operating Procedure (SOP) apabila terjadi kepadatan di jalan tol akibat saldonya habis atau kartunya mendadak rusak. Akan disediakan petugas tol yang membantu. 

Perbankan siap mendukung kesuksesan e-toll.
Foto: Twitter @fmb9id

Nandan Suryana dari Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) mengatakan bahwa perbankan nasional telah menyediakan 1,5 juta kartu gratis yang dibagikan di gerbang tol untuk pengguna kendaraan yang belum memiliki e-toll sampai tanggal 31 Oktober ini. Baru setengahnya yang terdistribusi. Jadi, kalau hari ini melewati jalan tol dan belum ada e-toll, masih ada kesempatan mendapatkan kartu gratis itu. Pengguna hanya membayar saldonya saja. 

Untuk top-upnya bisa melalui ATM, kantor cabang, dan mobile banking khusus Bank Mandiri. Total ada 800-an sarana top up e-toll. Selain itu, bisa top up di gardu tol, tapi sebaiknya sih jangan supaya nggak tambah antri. Bisa juga top up di rest area. So, pastikan dulu e-tollnya cukup saldo sebelum memasuki jalan tol. Kalau merasa saldonya hampir habis, melipir dulu ke rest area yang menyediakan sarana top up.

Foto: Bank Indonesia 

Nah, bagaimana dengan petugas tolnya? Banyak yang khawatir juga bakal ada pemecatan besar-besaran karena tugas penjaga tol diambil alih oleh mesin. PT Jasa Marga menegaskan bahwa TIDAK ADA pemecatan atau pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang bekerja di gerbang tol karena PT Jasa Marga telah menyiapkan program alih profesi (A-Life) di lebih dari 900 formasi di kantor pusat Jasa Marga, cabang, anak perusahan atau menjadi wirausaha bagi karyawan yang ingin pindah profesi. 

Tahu nggak sih, alih profesi itu justru menguntungkan untuk karyawan yang selama ini bekerja di gerbang tol. Kondisi kesehatan mereka banyak terganggu karena menghirup polusi udara, terpapar matahari yang terik, bahkan sudah libur. Coba lihat, saat kita semua berlebaran, petugas tol itu masih menjaga gerbang tol. Kapan lebarannya??

Walaupun begitu, Pengamat Transportasi UI, Ellen Sophie memberikan masukannya bahwa untuk mengubah kebiasaan masyarakat menggunakan uang cash itu memang tidak instan. Wajarlah kalau sekarang ada kritik dan protes. Kesiapan infrastruktur e-toll harus benar-benar diperhatikan karena ada pengalaman kartu e-toll tidak berfungsi saat akan ditaping. 

Sedangkan Yayat Supriyatna, Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti mengungkapkan bahwa penggunaan e-toll memang harus dipaksa meskipun sebagian masyarakat ada yang protes. Kalau tidak, maka tidak akan sesukses kartu KRL Commuter dan Transjakarta. 

Perubahan itu adalah hal yang pasti terjadi dalam setiap sektor kehidupan. Awalnya mungkin ada penolakan, lama-lama akan terbiasa. Sudah siapkah kita menerima perubahan? Siap nggak siap ya harus siap. Lebih lanjut mengenai diskusi ini bisa dilihat di vlog saya: 



Informasi lebih lanjut mengenai Diskusi Media FMB9 bisa disimak di: 







6 comments:

  1. Keren tuh. :D Siap2 saja sih, soalnya kayanya nggak ribet aja gitu.

    ReplyDelete
  2. Betul banget. :D Namanya juga kemajuan zaman.

    ReplyDelete
  3. Saat tinggal di Amerika masih merasakan bisa bayar tol pakai tunai. Tapi, saya setuju e-Toll di Indonesia daripada uang tunai, karena:
    -tingkat korupsi di sini yang masih tinggi, jadi non-tunai adalah pilihan teraman
    -nikai uang receh kita yang "gede". Kalau di Amerika misal tol seharga 50 cents, cuma sekeping recehan. Lha kalau di Indonesia itu berarti 7500, sudah berapa lembar&keping uang.
    - Di sana tol lebar+pintu banyak..Di sini pintu banyak, jalan cuma 2-4 lajur...potensi antri tinggi

    ReplyDelete
  4. apa di palembang nanti, langsung pake e-tol ya ? :(

    ReplyDelete
  5. sebenarnya positif saja dan memang itu tren saat ini, tetapi yang disayangkan adl e-toll 50ribu dijual 75ribu, sama dengan calo yang dilegalkan

    ReplyDelete
  6. Saya biasa aja sih mbak kalo harus pakai e-toll. Masyarakat jg hrs diedukasi bahwa kebijakan baru itu dibuat sebenarnya untuk memudahkan ya. Commuterline aja bisa pakai card, kenapa di toll nggak bisa. Hanya soal kebiasaan aja sih.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....