Saturday, December 23, 2017

Hari Ibu 2017: Mengenang Perjuangan Ibu



22 Desember 2017. Setiap hari ibu selalu menghadirkan kesedihan di hati saya. Ketika media sosial ramai oleh foto anak dan ibunya, maka saya tak bisa mengupload foto terbaru bersama Mamah. Satu-satunya foto terbaru adalah foto 13 tahun lalu saat usia saya masih 22 tahun. Kami sempat foto sekeluarga. Tak disangka, itulah foto terakhir Mamah dalam kondisi sehat. Setahun kemudian, Mamah terkena kanker dan meninggal dunia dua tahun berikutnya. 


Di masa itu, saya belum punya handphone berkamera jadi tidak bisa sering-sering mengambil foto. Ah, kalau saja dulu sudah punya handphone berkamera, pastilah saya punya banyak foto kenangan bersama Mamah. Hanya memori di dalam ingatan saya saja yang masih hidup, tentang semua perjuangan Mama untuk saya. Di hari Ibu ini, saya mau mengenang kembali apa saja perjuangan Mama yang sangat berkesan untuk saya. 

Proses Melahirkan yang Sulit 
Saya adalah anak pertama yang membuat Mama mengalami pengalaman pertama melahirkan. Umumnya, pengalaman pertama melahirkan itu lebih susah dibandingkan pengalaman kedua, ketiga, dan seterusnya. Ya karena baru pertama dan baru tahu rasanya. Mamah sering cerita bagaimana proses melahirkan saya dulu yang memang sangat sulit. 

Mamah yang merantau ke Jakarta, ingin melahirkan di Solo. Ayah pun menemani pulang ke Solo. Saat merasakan tanda akan melahirkan, Mamah dibawa ke rumah sakit. Sampai beberapa hari di rumah sakit, saya tidak juga lahir. Akhirnya Mamah pulang lagi ke rumah. Ayah pun tak bisa lama-lama menemani karena bekerja di Jakarta. Meskipun sudah berkali-kali kontraksi, saya tak kunjung lahir. 

Mendengarkan cerita itu dulu, terbayang di pikiran saya betapa sabarnya seorang ibu yang sedang menunggu proses melahirkan. Merasakan kontraksi yang sakit tapi bayinya tak kunjung keluar. Gara-gara cerita  Mamah, saya sempat takut melahirkan juga. Walaupun akhirnya saya rasakan juga pengalaman itu, sempat trauma karena luar biasa ehm. Eh, tobatnya tobat sambal. Buktinya, anak saya sudah 3. Kok bisa? Iya dong, karena indahnya menjadi ibu melebihi rasa sakitnya melahirkan.

Kesabaran dalam Mendidik Anak 
Mamah adalah ibu yang sangat sabar, padahal anaknya nakal-nakal. Boleh dong ya saya sebut kalau saya dulu anak yang nakal. Gimana enggak, meskipun perempuan, kelakuan saya seperti anak laki-laki. Memanjat pohon, jendela, nyebur ke empang dan kali, nilai sekolah jelek, dan lain-lain.

Semua adik saya juga perempuan. Jadi kami 3 bersaudara perempuan dengan usia selisih 2 tahun. Nah, saat kami masih kecil itulah rumah Mamah sangat ramai oleh suara berantem khas anak-anak perempuan. Hebatnya, Mamah jarang marah. Kalaupun marah, Mamah tidak pernah membentak. Mamah sangat sabar menghadapi kami. Beliau hanya menegur pelan dan mengomel dengan nada rendah. 

Begitulah. Saya tak pernah melihat wajah marah Mamah dengan ekspresi mata melotot, tangan menuding-nuding, dan suara membentak. Lain dengan saya sekarang hehehehe.... Entah bagaimana cara Mamah menahan kesabaran. Jangankan memukul dan mencubit, memarahi dengan suara tinggi saja tidak pernah. Paling hanya ceramah panjang lebar dan sindiran-sindiran halus.

Bekerja Keras untuk Menyekolahkan Anak 
Mamah dan Ayah bekerja sebagai PNS dengan gaji yang tidak cukup banyak untuk memberikan fasilitas mewah kepada anak-anaknya. Ayah juga masih punya tanggung jawab menyekolahkan adik-adiknya. Di keluarga kami dulu, masih sedikit yang sekolah sampai sarjana karena keterbatasan ekonomi. Bahkan Ayah baru kuliah setelah punya anak 3.

Mamah membantu pemasukan keluarga dengan bekerja siang dan malam. Pagi beliau ke kantor dan malamnya menerima pesanan jahitan karena dulu pernah belajar menjahit sebelum menjadi PNS. Mamah sering tidur larut malam, sehingga berdampak pada kesehatannya. Semua itu demi agar saya dan adik-adik bisa jadi sarjana. Mamah sering bilang bahwa beliau ingin semua anaknya jadi sarjana walaupun perempuan.

Saya kuliah di Semarang dan membutuhkan biaya banyak untuk transportasi dan akomodasi. Mamah mengusahakan semuanya. Pernah saya ketinggalan kereta ke Semarang padahal tiket sudah dibayar oleh teman saya. Mamah membeli tiket eksekutif yang harganya 3x lipat lebih mahal dari bisnis hanya supaya saya tetap berangkat hari itu juga. Kereta itu terasa mewah buat saya dan saya tahu demi itu pasti Mamah harus mengikhlaskan tabungannya. Belum lagi tiket bisnis yang sudah dibeli pun harus diganti.

Apa pun Dilakukan Demi Anak
Dengan kondisi ekonomi pas-pasan, Mamah berusaha memenuhi permintaan saya. Waktu kecil saya ingin punya kulkas supaya bisa minum air putih dingin, Mamah membelikannya. Saat saya sudah suka menulis, Mamah bela-belain beli komputer bekas untuk memfasilitasi saya. Dan saat saya menikah, dalam keadaan sakit pun Mamah membuatkan baju akad untuk saya.

Kini setelah menjadi ibu, saya pun mengerti rasanya memiliki naluri untuk membahagiakan anak-anak. Di hari ibu ini, jika saja masih ada Mamah, saya ingin memberikan kado yang berharga. Sebagaimana yang saya cita-citakan dulu jika sudah punya uang sendiri. Sayang, hanya doa yang bisa saya panjatkan supaya Mamah bahagia di sisi-Nya.

Untuk pembaca yang masih memiliki ibu, sayangilah Ibu mumpung masih ada kesempatan. Jika ada sikap dan sifat ibu yang tak menyenangkan, sesungguhnya itu hanya karena beda frekuensi. Ketahuilah, seorang ibu menyayangi kita sejak dia memutuskan untuk melahirkan dan merawat kita di masa kecil. Saksikanlah video ini untuk tahu bahwa seorang ibu senantiasa berjuang untuk anak-anaknya.


Selamat hari ibu 2017. Semoga kelak anak-anak kita merasa bangga memiliki ibu seperti kita. 

49 comments:

  1. iya deh mbak mengingat perjuangan ibu ketika aku kuliah itu terasa wow. Aku minta laptop, sering pulang, dsb eh ada aja uang dari ibu. Masya Allah, ibu ga pernah cerita gimana susahnya cari duit. Yang penting kebutuhan anak tercukupi.

    ReplyDelete
  2. Pastinya mba,,Seorang Ibu akan melakukan apapun demi anak-anaknya.

    ReplyDelete
  3. Ibuku selalu ada untukku, bahkan setelah berumahtangga pun selalu ada aja yang dilakukannya untk kami. Tapi lebih drpd itu alhamdulilah, ibu sellau doain anak2nya biar sukses...

    ReplyDelete
  4. Ibuku selalu ada untukku, bahkan setelah berumahtangga pun selalu ada aja yang dilakukannya untk kami. Tapi lebih drpd itu alhamdulilah, ibu sellau doain anak2nya biar sukses...

    ReplyDelete
  5. Duh... selalu meleleh air mata kalau membaca perjuangan Ibu. Ibukupun...hingga kini, padahal lagi kena skoliosis, beliau yang ambil alih semua urusan makanan anak-anakku terutama saat aku di luar kota. Jadi mikir, kapan berhenti merepotkan beliau :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu gak pernah berhenti memperhatikan anak-anaknya mbak.

      Delete
  6. Semoga mamanya tenang di alam sana ya mbak. Semoga sakitnya dapat mengurangi dosanya aamiin. Gemes emang kalau ingat ingat kelakuan kecil kita dulu ya, berasanya setelah punya anak begini hahaha. Berasa bahwa kalau jadi ibu itu ga segampang yang dibayangin, mesti kudhu banyak stok sabar ya hahaha. Baru tahu deh, kenapa dulu yang namanya ibu ibu itu cerewet ya xixi.

    ReplyDelete
  7. Dulu aku sering bilang ibu cerewet banget, padahal itu karena sayang ya demi kebaikan anak, takut anaknya kenapa napa. Selamat hari ibu ya mbaak .

    ReplyDelete
  8. Kita sama mba, saat hari ibu jadi moment agak baper kadang. Yg bisa dipublish hanya foto2 lama utk mengenang

    ReplyDelete
  9. selamat hari ibu mbak leyla, namnya emak dimana saja sama ya, berjuang untuk kebahagiaan keluarga

    ReplyDelete
  10. Ibu selalu menjadi yang paling disebelin, karena cerewet. Tetapi juga paling di kangenin karena kasih sayang dan perhatiannya untuk keluarga.

    ReplyDelete
  11. Untuk pembaca yang masih memiliki ibu, sayangilah Ibu mumpung masih ada kesempatan. Jika ada sikap dan sifat ibu yang tak menyenangkan, sesungguhnya itu hanya karena beda frekuensi. Ketahuilah, seorang ibu menyayangi kita sejak dia memutuskan untuk melahirkan dan merawat kita di masa kecil. Saksikanlah video ini untuk tahu bahwa seorang ibu senantiasa berjuang untuk anak-anaknya.

    ini ngena banget mb... thanks for remind.. al fatihah ya buat mama

    ReplyDelete
  12. Dulu waktu kecil aku ga terlalu peduli susah nya jadi seorang ibu, tapi begitu sekarang udah jadi ibu, aku paham betul gimana rasanya dan jadi makin kagum ama si emak... Duhh kalau dibandingin beliau mah aku ga ada apa apa nya lah...

    Selamat hari ibu ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di mata anak mba Natara, pasti juga seorang ibu yg tak ada tandingannya.

      Delete
  13. Setelah jadi ibu, baru Kita bisa paham ya, bagaimana rasanya diposisi ibu. Di satu sisi ingin selalu menyenangkan anak, tapi di sisi lain juga ada kewajiban untuk mendidik, so ga semua keinginan anak bisa dipenuhi

    ReplyDelete
  14. Setelah menjadi Ibu baru terasa betapa beratnya mama saat merawat kita dulu,,,
    Selamat Hari Ibu.

    ReplyDelete
  15. Aamiin. Semoga kita dapat memberi yang terbaik bagi anak-anak. Sebenarnya yang ibu lakukan pada anak bakal berefek ke ibu di masa tua, apakah anaknya berbakti atau tidak

    ReplyDelete
  16. Aamiin. Semoga kita juga bisa jadi ibu terbaik untuk anak-anak kita

    ReplyDelete
  17. Pantesan mba milih fashon sebagai nichi, bakat dari mama nya ya. Suka bikin model jahitan

    ReplyDelete
  18. Kerja keras dan usaha mama ternyata berhasil, anak nya jadi mandiri dan cucu nya juga imut, ceria dan pintar. Tinggal nungguin cucu aja sambil main di taman

    ReplyDelete
  19. Makin kangen banget sama Mamaku Mba...
    Sudah Natalan dan Tahun Baru gak bisa pulang karena kerjaan

    ReplyDelete
  20. I feel you mba. Aku juga ngerasa perjuangan jadi ibu nggak mudah, tapi kalo dinikmati jadi indah. Banyak hal yang aku dapetin setelah jadi ibu malahan

    ReplyDelete
  21. Kini, aku hanya bisa mendoakan mama yang insyaAllah dterima disisi Allah. TAk terbayar deh segala pengorbanan yang mama lakukan bagi anak anaknya mba

    ReplyDelete
  22. Haa bener tobat sambel, kayaknya kalo anak udah pada gede malah pengen hamil dan punya bayi lagi.

    ReplyDelete
  23. Kayaknya anak jaman dulu punya hobi sama ya masa kecilnya. Ga laki ga perempuan sama. Sama2 suka manjat pohon, kecebur dikali, dll. Karena dulu nggak ada gadget dan kayaknya fun banget main spt itu ya. Dan orangtua dulu jg lebih sabar kayaknya.. xixi..

    ReplyDelete
  24. liatnya jadi terharu,.pekerjaan seorang ibu memang tidak semudah yang terlihat. mesti multitasking. salut untuk seluruh ibu di dunia

    ReplyDelete
  25. Mamah mb Leyla bisa menjahit yah wow keren. Ibu memang kepengen anak3nya sukses. Ibu membantu ayah yg PNS dengan segala usaha keras dan jerih payah yang tak terhitung bisa menyekolahkan anak2 hingga sarjana. Alhamdulillaah ��

    ReplyDelete
  26. Seorang ibu itu luar biasa ya. Apapun dilakukan untuk anak-anakku Dan betul-betul tanpa pamrih. Semoga almarhumah ibu mbak Leyla tenang di alam sana Dan diberikan tempat settinggi-tingginya. Al-fatihah..

    ReplyDelete
  27. Jadi kangen alm. Mama.. walau aku uda lupa2 inget krn ditinggal beliau pas umur 7 tahun..

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....