Wednesday, January 17, 2018

Napak Tilas Sejarah di Pantai Ngobaran Yogyakarta


Foto: Tribbunnews.com


Salah satu pelajaran yang saya suka selama bersekolah dulu adalah Sejarah. Saya tertarik membaca buku-buku Sejarah yang seperti buku cerita. Bahkan, setelah menjadi penulis buku, saya juga ingin menulis cerita berlatarbelakang Sejarah. Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sangat menarik untuk diceritakan, dari zaman Majapahit sampai setelah kemerdekaan. Sayangnya, di dalam buku-buku pelajaran sejarah, kisah-kisah itu hanya diceritakan secara singkat karena keterbatasan halaman dan waktu belajar mengajar. 


Ada yang merasa pelajaran Sejarah yang menghapal? Nah, makanya kita perlu untuk datang langsung ke lokasi kejadian. Dijamin pelajaran Sejarah jadi lebih menyenangkan. Contohnya saja sejarah kerajaan Majapahit yang memiliki banyak tokoh dan kisah. Kalau hanya dihapal pasti mudah lupa deh. Apalagi nama raja-rajanya memiliki nama yang sama, hanya dengan ditambahi angka berbeda. Seperti Raja Brawijaya V yang konon membakar dirinya setelah melahirkan diri ke Pantai Ngobaran dari kejaran Raden Patah. Jujur, saya lupa dengan cerita sejarah ini karena banyaknya kisah yang harus saya baca di buku Sejarah.

Yogyakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Pantai Ngobaran di Gunungkidul itu memiliki sejarah peninggalan Raja Brawijaya V, raja terakhir kerajaan Majapahit. Saya baru membaca kisahnya di Blog Traveloka, sehingga jadi semakin tertarik untuk menelusurinya. Yogyakarta ternyata tak hanya bisa menjadi destinasi menarik untuk bulan madu, tapi juga napak tilas sejarah. Apalagi masuk ke Pantai Ngobaran ini hanya dikenakan biaya tiket Rp 3000. Murah banget kan.

Jadi, seperti apakah kisah Raja Brawijaya V ini? Saat Islam memasuki tanah Jawa, sangat tak disangka ternyata Raden Patahlah, putra dari Raja Brawijaya V, yang akan membantu penyebaran Islam di Jawa. Raden Brawijaya V melarikan diri dari kejaran Raden Patah ke sebuah pantai. Menurut mitos yang beredar, Raden Brawijaya V membakar dirinya (moksa) bersama salah seorang istrinya di pantai itu, sehingga pantai itu kemudian disebut sebagai Pantai Ngobaran. Mengapa mitos? Karena kebenaran ceritanya masih diragukan setelah melihat sisa pembakarannya tak ada tulang manusia. Hanya ada tulang-tulang anjing. Ke manakah Raja Brawijaya V? Hingga saat ini masih ditelusuri jejaknya oleh para ahli sejarah.

Walaupun demikian, di pantai yang diduga menjadi tempat pelarian Raden Brawijaya V itu, sering diadakan ritual kejawen untuk mengingatkan kembali peristiwa moksa tersebut. Pantai itu juga diberi nama Pantai Ngobaran yang diambil dari peristiwa api berkobar-kobar pada saat Raden Brawijaya melakukan moksa. Di daerah sekitar pantai, kita juga akan temukan perpaduan budaya dan agama yang kental antara agama kejawen Hindu Jawa yang ada pada zaman Majapahit dan agama Islam. Nuansa Hindu akan semakin kental bila datang saat bulan purnama karena akan diadakan Upacara Galungan dan Upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi.

Foto: Indonesia-tourism.com

Suasana Pantai Ngobaran pun seolah membawa kita sejenak ke Bali dengan kehadiran Pura dan nuansa Hindu di sekitarnya. Saat memasuki Pantai Ngobaran, kita akan menemukan beberapa patung dewa-dewa Hindu seperti Shiwa, Ganesha, dan Brahma. Kemudian ada sebuah pura yang besar di atas tebing jadi mirip seperti Tanah Lot di Bali. Jadi, buat kita yang kangen Bali, bisa datang dulu ke Pantai Ngobaran ini. Akan tetapi, disarankan untuk datang pada pagi hingga sore hari saja karena di area pantai ini belum ada listrik. Sedangkan bagi yang muslim, terdapat juga musola kecil yang menghadap ke Selatan tapi ada penunjuk ke arah Kiblat.

Untuk sampai di pantai ini, kita juga harus menggunakan kendaraan pribadi yang bisa disewa setibanya di Yogyakarta karena belum ada kendaraan umum yang mengarah ke lokasi pantai. Jangan khawatir kelaparan karena penduduk sekitar sudah menyediakan hidangan laut dengan harga yang sangat terjangkau, seperti landak laut, lobster, rumput laut, dan lain-lain. Usai mengunjungi pantai ini, kita bisa berkeliling Yogyakarta lagi karena kota yang satu ini masih banyak menyimpan kekayaan sejarah lainnya yang patut kita telusuri. Saya jadi kangen berat nih sama Yogya.

Sepertinya saya harus melirik penawaran dari Traveloka yaitu paket tiket pesawat dan hotel. Maksudnya gimana? Jadi, kalau pesan paket tiket pesawat dan hotel secara bersamaan, akan lebih hemat daripada pesan terpisah. Hematnya sampai 20% tanpa kode promo apa pun.Ini saja saya dapat diskon paket dari Rp 2 jutaan hingga hanya Rp 500 ribuan. Wow, keren banget ya. Jadi deh napak tilas sejarah ke Yogya.



11 comments:

  1. Iya mbak, kalo suka sejarah mending dateng dan sering jalan-jalan buat napak tilas sejarah.

    ReplyDelete
  2. Mau ah napak tilas sejarah ke Jogja �� Kemarin2 sih aku pesen tiket dan hotel.secara terpisah..baru ngeh kalau pesannya.sekaligus, kita bisa dapat potongan 20% hehehe..yuk ah jadi tertarik..buat liburan selanjutnya ����

    ReplyDelete
  3. Bagusssss jadi kangen ke jogja lagi..

    ReplyDelete
  4. Wah....sangat kaya informasi, btw jd inget lg dgn pelajaran sejarah dl, soalnya waktu ke Jogja blm sempet mampir ke tempat sejarah yg lainnya

    ReplyDelete
  5. Iiih ide bagus utk belajar sejarah lewat datang langsung ke lokasi sejarahnya. Buat pembelajaran Abang Fi.

    Di blognya traveloka ada juga tempat2 sejarahnya? Sekalian rekomendasi buat pesen tiket plus paket hotel nih. Mantab lah

    ReplyDelete
  6. Baru tahu ada pantai Ngobaran di Yogya. Bisa jadi tujuan destinasi buat melancong, ditambah ada promo hotel dan tiket yang murah meriah

    ReplyDelete
  7. Baru denger malah kalau doi Yogyakarta ada Pantai Ngobaran. Noted kudu dikunjungi kalau ke Yogyakarta aamiin :D

    ReplyDelete
  8. Aku pernah kesini mba 2 tahun lalu, beneran serasa ada di Bali ya.

    ReplyDelete
  9. Aku suka sekali dengan bangunan tempo dulu, apa lagi candi-candi... Tertarik dengan kata Lopster yang murah nyummeyyy

    ReplyDelete
  10. Malah belum pernah ke sini, bagus ya

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....