Tuesday, September 4, 2018

Cara Cegah Depresi pada Ibu Rumah Tangga




Depresi bisa menyebabkan kematian? Dulu, penyakit ini belum dianggap serius walaupun kita familiar dengan orang yang disebut "orang gila." Sebutan itu sangat tidak manusiawi dan terkesan merendahkan. Perlakuan kepada mereka pun sangat kejam. Salah satunya dengan memasung kakinya sehingga tidak bisa ke  mana-mana.


Mengapa dipasung? Karena dengan kondisi mental yang tak menentu, mereka bisa melakukan sesuatu yang tidak normal di mata orang sehat. Seperti mengejar-ngejar orang, menganiaya orang, kabur dari rumah dengan kondisi tak berbusana, dsb. Orang dengan kondisi mental yang tak menentu sehingga terlihat aneh itu sebenarnya adalah orang yang mengalami depresi parah.

Untuk sampai ke tahap kehilangan kesadaran itu, ada proses yang cukup panjang yaitu tahapan-tahapan depresi. Jadi, seseorang tidak serta merta mengalami depresi. Ada pemicunya. Ironisnya, depresi bisa membunuh penderita, bahkan orang-orang di sekitarnya. Cukup banyak kasus ibu rumah tangga yang depresi, lalu tanpa sadar membunuh anak-anaknya.

Depresi dapat menimpa siapa saja, tetapi di sini saya khususkan pada ibu rumah tangga di mana saya adalah salah satunya. Mengapa seorang ibu rumah tangga dapat terkena depresi dan tak hanya menyebabkan kematian pada dirinya tapi juga anak-anaknya? Saya sering membaca komentar ketika ada ibu membunuh anak-anaknya. Mereka bilang, "bunuh diri sendiri aja, nggak usah ajak anak-anak." Eit, mestinya sih ibunya juga jangan bunuh diri.

Mereka tidak tahu bahwa sebelum kehilangan kesadaran sehingga melakukan bunuh diri dengan mengajak anak-anaknya, ibu itu tentu sudah mengalami proses panjang pergulatan batin dan beban pikiran sehingga dia terkena depresi parah. Ada penyebab mengapa seorang ibu sampai terkena depresi, meskipun dia bukan seorang pekerja kantoran yang memiliki beban kerja berat, dimarahi bos, atau terkena macet di jalan.

Kondisi ekonomi yang kurang
Ini masalah utama yang menjadi penyebab paling umum. Apalagi jika sudah punya banyak anak kecil-kecil yang ribut minta susu dan jajan, sedangkan ibunya tidak punya penghasilan. 

Suami tak peduli
Masalah ekonomi diperparah dengan sikap suami yang tak peduli. Boro-boro menambah uang belanja, membantu pekerjaan rumah tangga pun ogah.  Suami juga tidak bisa menjadi pendengar yang baik terhadap keluhan-keluhan istrinya. Ketika istri curhat, suami justru tersinggung dan akhirnya malah perang.

Beban pekerjaan rumah tangga 
Banyak yang menyelepekan pekerjaan rumah tangga padahal sangat berat. Terutama jika masih ada anak yang kecil-kecil dan harus dilayani dari bangun tidur sampai tidur lagi. 

Tak ada apresiasi
Berbeda dengan pekerja kantoran yang mendapatkan apresiasi dalam bentuk gaji, penghargaan lain, dan kenaikan jabatan. Ibu rumah tangga tak mendapatkan itu semua, kecuali pahala yang bentuknya masih tak terlihat. 

Bosan 
Rasa bosan berada di rumah terus juga memberikan beban pikiran, ditambah dengan rutinitas pekerjaan yang itu-itu saja.

Tak ada teman bicara 
Jika seorang ibu hanya berada di rumah sepanjang waktu, sudah tentu dia tak memiliki teman bicara untuk berbagi cerita dan perasaan. Padahal, berbicara dengan orang lain yang mengerti kita dapat meringankan beban. 

Data WHO tahun 2016 menyebutkan bahwa ada sekitar 35 juta orang di dunia yang terkena depresi. Wow, jumlah yang tak sedikit ya. Bahkan diprediksikan jumlah itu akan meningkat pada tahun 2020 sehingga menjadi beban kesehatan nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. 

Bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata jumlahnya juga terus meningkat. Terutama mereka yang tinggal di perkotaan seperti di Jakarta, akibat tekanan hidup yang semakin berat. Apalagi sekarang 1 dolar hampir mencapai Rp 15.000. Tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga barang yang dibeli pakai dolar atau barang impor. Dan Indonesia masih bergantung pada impor. Kedelai untuk membuat tempe pun impor. 

Nah, berimbas juga ke ibu rumah tangga kan? Kalau harga tempe naik, apa jadinya? Harga ayam dan telur juga bisa naik karena makanan ayam masih impor. Sebelum depresi, yuk kenali gejalanya. Alhamdulillah, tanggal 29 Agustus 2018, saya diajak oleh Momblogger Community untuk mengikuti Blogger Gathering bersama Halodoc dengan tema "Kenali Kesehatan Mental Sejak Awal, Dapat Menekan Laju Depresi." 

Narasumbernya adalah Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia. Beliau mengatakan bahwa banyak penderita yang tidak sadar terkena gejala awal stres dan berpotensi memicu depresi. Apa sih penyebab depresi? 

Dr. Eva Suryani


Faktor Biologi
Ternyata faktor biologi juga berpengaruh, yaitu faktor genetik (bawaan atau keturunan) dan disregulasi neotransmitter aminergik (ketidakseimbangan kondisi di otak). Jadi kalau ada orangtua yang pernah mengalami depresi parah, kemungkinan menurun ke anak-anaknya. 

Faktor Psikosional
Kalau ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang menyebabkan tekanan psikis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau perasaan cinta, pola asuh orangtua yang berat (misal, orangtua suka melakukan kekerasan kepada anak, tidak menghargai anak-anaknya, tidak menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada anak), pernah mengalami kekerasan yang traumatik, dan pernah mengalami konflik kehidupan yang berat. 

Sementara itu, gejala depresi dapat diketahui bila mengalami sebagian atau semua kondisi di bawah ini: 
  • Sering murung atau sedih. Bawaannya tuh mau nangis terus, tapi bukan karena nonton drama yang sedih. Orang ngomong salah sedikit saja, kita sensi dan sedih. 
  • Kehilangan minat atau kesenangan. Hal-hal seindah apa pun tak membuat kita tertarik. 
  • Kehilangan energi, cepat lelah. Rasanya hidup sangat melelahkan. Bawaannya capek terus. 
  • Sulit berkonsentrasi. Hati-hati jika pikiran ke mana-mana dan sulit berkonsentrasi, bisa jadi gejala depresi.
  • Kepercayaan diri berkurang. Sudah tak punya rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu karena takut salah, takut ditertawakan, dll. 
  • Mudah pesimis dan merasa tak punya masa depan. Jika sudah tak yakin bahwa di masa depan ada kehidupan yang baik untuk kita, itu tandanya terkena depresi.
  • Punya keinginan bunuh diri.
  • Selalu didera rasa bersalah. Kasus pada ibu rumah tangga yang membunuh anak-anaknya ini pada umumnya mereka merasa bersalah karena tak bisa memberikan kehidupan yang baik untuk anak-anaknya. 
  • Gangguan selera makan. Penderita depresi sudah malas makan, bukan karena diet tapi memang tak berselera.
  • Gangguan tidur. Umumnya penderita depresi mengalami insomnia atau kesulitan tidur. 
Lalu, bagaimana jika kita sudah mengalami gejala-gejala di atas? Didiamkan saja atau berusaha diobati? Sarannya, mulailah berkonsultasi ke Psikiater karena mereka akan memberikan penanganan yang tepat yaitu terapi Farmakologi dan Psikologik. 

Pada terapi Farmakologi, pasien akan diberikan obat-obatan antridepresan yang dapat mengatasi gejala depresi dari sedang sampai berat. Diberikan untuk jangka waktu 6 bulan sampai 1 tahun. 

Pada terapi Psikologik, psikiater akan melakukan pendekatan personal seperti terapi kognitif perilaku, mengubah skema berpikir yang tadinya negatif jadi positif, dan melatih teknik manajemen stres. 

Permasalahan yang terjadi di Indonesia ini, jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan mental di Indonesia masih minim. Mungkin karena masih banyak yang abai terhadap kesehatan mental. Masyarakat juga masih memiliki pandangan negatif terhadap penyakit kesehatan mental sehingga enggan ke psikiater.

Para penderita depresi dianggap sebagai orang gila. Penderita khawatir kalau ketahuan berkonsultasi ke psikiater, nanti disebut orang gila. Itu mengapa Aplikasi Kesehatan Halodoc memiliki fitur Kontak Dokter yang salah satunya menghadirkan dokter spesialis kesehatan mental untuk dihubungi saat ingin berkonsultasi mengenai gejala depresi yang dihadapi.

Konsultasi dilakukan secara online sehingga tak akan diketahui oleh orang lain. Kerahasiaan juga terjamin. Jadi sekarang kalau mau curhat serius, buka aplikasi Kontak Dokter di Halodoc dan pilih dokter spesialis kesehatan mental. Tidak hanya akan menampung unek-unek kita tapi juga memberikan jalan keluar demi kesembuhan mental kita. 

Halodoc
Jadi buat para ibu rumah tangga yang merasa mengalami gejala depresi seperti di atas, unduh segera aplikasi Halodoc di Playstore atau Appstore secara gratis. Ada 3 fitur layanan yaitu Apotek Antar, Kontak Dokter, dan Lab Service. Nah, langsung saja konsultasi ke dokter spesialis kesehatan mental dan nantinya akan diberikan saran-saran untuk mengatasi depresi. 

28 comments:

  1. Ngeri ya akalau ibu sudah mengalami depresi. Ini harus ada pencegahan dengan sadar gejala dan penyebab depresi ya.

    ReplyDelete
  2. Bahaya juga ya depresi yang tidak cepat tertangani, ngeri jadinya. Tapi pas ikut acara hallodoc kemarin jadi tau ternyata penanganan gangguan kesehatan jiwa dengan tepat, cepat bisa menghambat lajunya depresi. Makannya jangan malu ya kalo mulai merasa stress kalo tidak bisa curhat ada baiknya konsultasi dgn org yg profesional kaya psikolog. Apalagi di halodoc free dan bisa dilakukan cuma lewat hape aja ya..

    ReplyDelete
  3. Ibu rumah tangga bisa jadi terbebani akan suatu masalah tapi ga mau berbagi dengan teman baiknya atau ga punya org yg terpercaya. Makanya jd depresi. Org luar melihat betapa IRT itu simple aja kerjaannya pdhal beuuuh segunung kan ga terkira. Skrg ada Halodoc yg bs mjd solusi tempat bertanya yg aman dan terpercaya ya mb Leyla ��

    ReplyDelete
  4. Halo mba Leyla. Perasaan bosan dan kurang apresiasi serta tak ada teman bicara yang memang kadang bikin stres. Seperti tak ada pelampiasan untuk menyalurkan keinginan ya mba. Mau ah cegah cara agar tak depresi

    ReplyDelete
  5. Auwwww...serem kalau udah bahas depresi ibu rumah tangga katena efeknya gak cuma pribadi si ibu, tapi suami dan masa depan anak-anak

    ReplyDelete
  6. klo dengar dari cerita temnan-teman penyakit depresi bisa menyebabkan kematian. sudah hidup sehat, pola makan benar ternyata stress/banyak pikiran malah bikin dia sakit parah

    ReplyDelete
  7. Mak El, aku baru tau ternyata ada faktor biologis juga. Depresi bisa menurun ke anak, ya. Jadi Ibu itu kerja yang gak ada habis-habisnya, ya, makannya rentan depresi.. Peran suami untuk ibu rumah tangga memang penting banget.. Paling enggak mau mendengar dan ngasih apresiasi aja udah bisa jadi obat..

    ReplyDelete
  8. aku coba kemarin soalnya suasana hati di otak kaya suka ada hawa gak enak tiba-tiba muncul kepingan yang aneh gitu mba. wakakakakaka. Coba skrining awal dikasih masukan dan lumayan healing juga. bagus sih untuk tindakan awal

    ReplyDelete
  9. Ngomongin depresi kok aku jd langsung ingat artis Korea yah? Di sana kn banyak yg kena kasus mati binuh diri gara2 depresi.

    ReplyDelete
  10. pasti banyak yang terbantu nih kalau ada psikolog dan psikiater di Halodoc. Karena penderita gangguan kesehatan mental biasanya memang segan kalau ngantri ke klinik langsung. Keluarga juga malu..
    Halodoc makin keren dan makin mambantu. Salut!

    ReplyDelete
  11. Penyebab depresi pada ibu rumah tangga itu tenyata banyak ya dan memang harus dihindari jangan sampe depresi deh.. tapi ini aplikasi halodoc beneran membantu banget ya mba.. meringankan pekerjaan ibu rumah tangga yang terkadang butuh informasi tentang kesehatan untuk diri sendiri maupun keluarga.. bye depresi

    ReplyDelete
  12. Dulu sebelum jadi ibu-ibu, kalau liat berita ibu bunuh anaknya juga pasti mbatin, "kok tega banget ibunya". Tapi setelah jadi ibu, jadi lebih empati sama orang depresi dan sedih kalau lihat komentar judgemental di sosial media.

    ReplyDelete
  13. Jadi bisa curhat online ya mba bersama dokter/psikiater? bisa jadi solusi kalo lagi cari temen curhat tapi temennya sibuk, atau ngga bisa terbuka kalo curhat sama orang yang udah kenal..

    ReplyDelete
  14. Aku termasuk emak yg rada depresi nih, kali ini bukan dari keluarga, tapi justru dari luar, bikin mumet deh

    ReplyDelete
  15. Jangan sampai deh kita para ibu jadi depresi, efeknya pasti ke anak.

    ReplyDelete
  16. Berita seorang ibu bunuh diri bersama anak karena depresi atau kemiskinan teramat menyedihkan.

    Kasian anak jadi korban ,minum racun serangga. Semoga kita jadi mom yang kuat menghadapi permasalahan hidup.aamiin

    ReplyDelete
  17. Depresi itu ngeri banbet yaaaaa. Sudah banyak kasus org bunuh diri atau melakukan hal2 ngeri lainnya krn masalah.
    Jd pengen jg nih konsul2 online. Ntr dunlud aplikasinya ah :D
    TFS infonya.

    ReplyDelete
  18. Tekanan kehidupan yang dialami tiap orang memang berbeda, yang penting jangan lupa untuk sharing, apalagi ada menu terbaru halodoc yang bisa menjadi teman berkeluh kesah.

    ReplyDelete
  19. Kemajuan teknologi memudahkan banyak hal ya...termasuk info kesehatan yg sekarang mudah d akses dan sumbernya dipercaya

    ReplyDelete
  20. iya mbak ya tidak ada teman bicara itu ngaruh banget sama pikiran kita. kadang suka ngelantur kemana

    ReplyDelete
  21. Bener banget bun. Jadi ibu rumah tangga itu rentan sekali dengan stres. Karena pekerjaannta begitu-begitu aja tiap hari, ga selesai-selesai ditambah harus ngehadepin anak. Butuh kewarasan tingkat tinggi. Tpi sekarang udh ada halodoc ya, jadi memberikan pelayanan juga untuk kejiwaan

    ReplyDelete
  22. Hei mb leyla, bc postingan ini ak jd inget pertama kalinya mampir ke blog mb leyla pas seacrh artikel di google tentang ibu yg membunuh anaknya. Eh, muncul tulisan mb leyla dg judul 'ketika seorang ibu membunuh anaknya' kalo ga salah it ttg andrea yates. Wkt it ak bkm pny blog jd g bs koment, cm share di fb. Hehe. *kok malah nyurcol masa lalu. Btw, thanks for sharing!

    ReplyDelete
  23. Memang betul sekali kita ini butuh teman untuk ngobrol agar apa yang tersimpan dalam kepala bisa tersalurkan. Kalau saya suka sharing bersama teman-teman dan suami juga, kalau kata suamiku mending ngomong aja jangan nyuruh nebak karena kita bukan paranormal. Hahahahaa

    ReplyDelete
  24. Teknologi semakin maju dan terus berkembang memberikan yang terbaik utk lapisan masyarakat. Terutama halodoc yang memberikan fasilitas bagi yg mengalami depresi

    ReplyDelete
  25. Ibu rumah tangga rentan banget dengan yg namanya stress ya mbak, kalau nggak tahu harus cari solusi kemana pasti bikin tambah stress, tapi untungnya sekarang halodoc memberikan solusi tersebut utk yang mengalami depresi agar gak makin depresi

    ReplyDelete
  26. Halodoc jadi bisa buat wadah curhat ya, ibu yang tertekan secara psikologis butuh wadah tumpahan hati

    ReplyDelete
  27. aku suka aplikasi Halodoc ini, kalo sakit dikit bisa call dokter buat nanya ini itu dan gak perlu ke dokter kecuali memang sakit berat.

    ReplyDelete
  28. Pernah udh cekek anak sendiri. Saya tertekan dengan keadaan suami saya yang suka nyinyir. Apalagi saya baru berhenti kerja untuk jadi ibu rumah tangga. Mereka liat saya ceria saja. Tapi jujur, setiap hari keinginan bunuh diri itu ada. Saya takut sama diri saya sendiri. Tp rasanya semua meremehkan perasaan lelah saya. Sepertinya saya tidak boleh lelah, sepertinya apa yang saya kerjakan itu bukan apa apa dimata mereka. Jujur saya capek luarbiasa

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....