Friday, July 21, 2023

Cara Memiliki Rumah di Usia Muda

Generasi muda saat ini merasa kesulitan memiliki rumah karena harga rumah yang terus meningkat. Di sisi lain, beberapa orang memilih berinvestasi perumahan sehingga memiliki lebih dari satu rumah. Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok. Dengan memiliki rumah, setidaknya kita sudah merasa lebih aman karena punya tempat berlindung terutama untuk hari tua nanti di saat sudah tidak berpenghasilan. Lain halnya kalau hanya menyewa rumah. Kita akan kesulitan membayar biaya sewa rumahnya saat sudah tua dan kehilangan pekerjaan. 

 

Cara Memiliki Rumah

Tak hanya sebagai kebutuhan pokok, rumah juga menjadi salah satu pilihan investasi jangka panjang. Menjual rumah memang tidak bisa cepat, tetapi harga rumah tidak pernah turun. Selain itu, rumah juga bisa disewakan dan menghasilkan pendapatan pasif. Sangat berguna untuk tabungan di masa tua, karena pemilik rumah masih tetap bisa mendapatkan biaya hidup dari hasil menyewakan rumahnya. 

Bagi seorang istri yang tidak bekerja, rumah yang disewakan itu juga bisa menjadi sumber penghasilannya bila mana suaminya meninggal lebih dulu. Saya memiliki teman yang suaminya meninggal di usia muda, sedangkan teman saya itu tidak memiliki pekerjaan tetap. Untungnya, suaminya sudah memulai bisnis rumah kos yang kemudian bisa menjadi sumber penghasilannya setelah suaminya meninggal.

Namun, bagaimana caranya memiliki rumah di usia muda? Harga rumah memang tidak pernah turun dan itu adalah tantangan bagi generasi muda. 

Cara Memiliki Rumah di Usia Muda 

Menabung 

Membeli rumah bisa dengan tunai maupun cicilan. Untuk membeli secara tunai, membutuhkan biaya yang sangat banyak. Bisa saja kita menabung, tetapi kemungkinan membutuhkan waktu yang lama. Kecuali kalau kita mendapatkan warisan atau rezeki nomplok seharga rumah tersebut. Masalah pun selesai. Cara lainnya adalah membeli secara cicilan atau kredit. Kita tetap harus menyediakan sejumlah uang muka sebagai tanda jadi. Selanjutnya pembayaran dilakukan secara cicilan setiap bulan. Menabung untuk biaya uang muka itu bisa lebih cepat dilakukan karena biasanya jumlahnya hanya 0-15% persen dari total harga rumah. Yup, ada beberapa penawaran rumah dengan uang muka 0%, tetapi kita perlu berjaga-jaga juga bila rumah yang kita inginkan itu meminta uang muka sekian persen. Selain itu juga ada biaya-biaya lain yang akan dikeluarkan saat mengurus dokumen jual beli.

Berhemat 

Ketika pendapatan kita itu hanya pas-pasan, maka kita harus berhemat agar bisa memiliki rumah.  Contohnya makan. Gunakanlah prinsip "makan hanya untuk bertahan hidup." Jadi, untuk sementara tidak usah makan yang mahal-mahal. Hanya sekadar untuk membuat perut tidak kelaparan. Begitu juga dengan kebutuhan lain seperti pakaian. Tidak perlu membeli pakaian baru setiap bulan. Bahkan tidak perlu setiap tahun membeli baju baru. Lalu, pengeluaran lain yang sifatnya hanya hiburan seperti jalan-jalan, menginap di hotel, bersenang-senang di tempat hiburan, bisa ditahan dulu selama uangnya hanya cukup untuk membayar cicilan rumah. 

Memiliki Pekerjaan Sampingan

Uang gaji utama hanya cukup untuk makan dan kebutuhan hidup lainnya? Cobalah mencari pekerjaan sampingan yang bisa dikerjakan di luar jam kerja kantor. Berjualan makan di kantor, membuat artikel di media daring, menjadi penulis buku, berjualan di marketplace, dan lain-lain bisa menjadi peluang kerja sampingan untuk menambah penghasilan. Akan tetapi, kita memang harus merelakan waktu bersantai untuk bekerja karena pertambahan jam kerja itu. Semua akan terbayar setelah kita memiliki rumah. 

Memilih Rumah di Lokasi Pinggir Kota 

Harga rumah di perkotaan sudah tentu akan sangat mahal, karena letaknya yang dekat dengan pusat kota. Jika kita belum memiliki dana untuk membeli rumah di pusat kota, maka carilah rumah di pinggir kota. Memang akan lebih jauh dari tempat bekerja, tetapi harganya masih terjangkau. Pikirkan juga akses transportasinya. Pilihlah lokasi pinggir kota yang akses transportasi ke kota juga sangat mudah.

Mencari Bank dengan Suku Bunga Terendah 

Untuk menyicil rumah, kita harus menggunakan jasa bank terpercaya. Biasanya kalau di komplek perumahan sudah ada daftar bank yang bekerjasama. Akan tetapi, kalau kita membeli rumah bekas atau tidak dimiliki developer, maka kita bisa memilih bank mana saja. Suku bunga rumah itu besarnya bervariasi. Di Indonesia ini antara 2-14% per tahun. Suku bunga ini bisa mengalami kenaikan tiap tahunnya.

Gunakan Mortgage Calculator UK

Sebelum membeli rumah yang diinginkan, lakukan penghitungan dulu untuk mengestimasi berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar cicilan setiap bulannya. Setelah mengetahui biayanya, maka kita akan bisa mengukur kemampuan untuk membayarnya. Jika melebihi penghasilan kita, maka cari lagi harga rumah yang lebih sesuai. 

Kalkulator Hipotek dari UK ini mengikuti penghitungan poundsterling, tetapi bisa kita konversi ke rupiah. Cara penggunaannya sangat mudah. Pertama, kita masukkan saja harga rumahnya. Misalnya: harga rumah 31.000 poundsterling yang berarti 598.509.990,28  rupiah. Kita memiliki uang muka 3.000 pundsterling yang berarti 58.070.580 rupiah. Masukkan juga biaya hipotek atau jaminan 20.000 poundsterling atau 386.218.400 rupiah. 


Mortgage Calculator


Jaminan bisa berupa harta tidak bergerak seperti tanah atau rumah lain, misalnya rumah anggota keluarga lain yang bersedia rumahnya dijadikan jaminan. Kemudian masukkan juga suku bunga dari bank dan jumlah tahun cicilan. Biasanya tahun cicilan itu antara 15-30 tahun. 

Kemudian kita klik hitung dan akan mendapatkan estimasi biaya cicilan per bulannya yaitu 138,12 poundsterling atau 2.667.111 rupiah. Nah, penghasilan sudah tentu harus di atas 2,6 juta untuk bisa menyicil rumah seharga 560 juta. 


Cicilan Rumah


Intinya, dengan menggunakan Mortgage Calculator UK ini kita bisa mengira-ngira apakah dana yang kita miliki bisa mengambil cicilan untuk rumah idaman. Jika belum cukup, maka kita bisa mencari rumah lain yang harganya bisa masuk ke dalam anggaran bulanan kita. Jangan memaksakan diri untuk membeli rumah yang harganya di luar kemampuan.


 

 

 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....