Friday, September 15, 2023

Mariana Yunita Pejuang Kesehatan Seksual di NTT

Miris sekali ini belakangan ini saya melihat ada banyak cerita tentang kejahatan seksual yang menimpa anak-anak, remaja, dan dewasa awal. Mulai dari pencabulan, pemerkosaan, sampai ancaman penyebaran foto dan video tanpa busana. Untuk kasus yang terakhir itu dilakukan oleh remaja dan dewasa awal yang mengalami perbuatan manipulatif dari pacarnya. Tak sedikit pula remaja yang terjerumus ke dalam perdagangan orang dan menjadi pekerja seks komersial tanpa mengetahui akibatnya pada kesehatan seksual. 

Mariana Yunita

 

Masyarakat kita masih banyak yang menabukan edukasi kesehatan seksual dan menganggap anak-anak akan tahu dengan sendirinya nanti. Sikap malu dan tidak enakan yang berlebihan membuat orangtua enggan membahas tentang kesehatan seksual karena memandang bahasan itu sangat memalukan dan sensitif. Anak-anak pun kurang dibekali pengetahuan mengenai kesehatan seksual. Akibatnya, banyak anak yang tak menyadari bahayanya melakukan hubungan seksual di bawah umur dan tanpa disadari mengalami pelecehan seksual. 

Kasus kehamilan di luar nikah pada usia dini lebih banyak terjadi di desa-desa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses pendidikan dan rendahnya jumlah kalangan terdidik di pedesaan. Di perkotaan juga bisa ditemukan kasus kehamilan di luar nikah, tetapi jumlahnya tidak sebanyak di desa. Itu karena orangtua di perkotaan lebih banyak yang terdidik dan memfokuskan anak-anaknya untuk sekolah tinggi daripada menikah muda.

Sedangkan di pedesaan masih banyak orangtua yang terburu-buru ingin menikahkan anaknya pada usia belasan tahun. Akibatnya mereka juga tidak fokus untuk menyekolahkan anak sampai jenjang tertinggi. Anak-anak pun jatuh pada pergaulan bebas yang menyebabkan kehamilan dan pernikahan di usia dini. Tentunya hal itu akan berimbas pada masa depan anak di mana anak kesulitan mendapatkan pendidikan yang tinggi, rentan mengalami perceraian karena pernikahan dini, generasi muda yang stunting karena kurang gizi, serta gangguan kesehatan seksual. 

Salah satu provinsi yang memiliki kasus kehamilan di luar nikah tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur. Pada akhir tahun 2022 saja, ada sekitar 20,4% remaja yang hamil di luar nikah per tahunnya. Artinya, setiap tahunnya di NTT ada sekitar 20 orang remaja putri yang hamil di luar nikah.  

Risiko Berhubungan Seks di Usia Remaja

Ternyata melakukan hubungan seksual di usia remaja berisiko tinggi terhadap kesehatan, terutama bagi perempuan dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Sebab, hampir sebagian besar virus HPV penyebab kanker serviks itu disebarkan melalui kontak seksual. Jadi, dengan semakin cepatnya usia melakukan hubungan seksual, maka akan meningkatkan risiko terkena virus HPV. Apalagi jika hubungan seksual itu tidak sehat. 

Misalnya, hubungan seksual yang dilakukan di luar nikah dan bersama banyak orang yang berbeda. Kurangnya pendidikan seksual bisa mengakibatkan seseorang melakukan pergaulan bebas dengan siapa saja tanpa melihat status kesehatan seksual orang tersebut. Remaja yang minim pengetahuan, bahkan sama sekali tidak memiliki pengetahuan soal kesehatan seksual, berisiko tertular virus HPV ini. Belum lagi virus lainnya seperti HIV dan penyakit menular lainnya. 

Pemakaian alat kontrasepsi itu di kalangan remaja sangatlah minim. Jangankan di kalangan remaja. Orang dewasa yang sudah cukup umur pun masih banyak yang belum paham tentang penggunaan alat kontrasepsi. Jadi bisa dibayangkan ya seberapa berisikonya melakukan hubungan seks di usia remaja dengan pengetahuan kesehatan seksual yang sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada sama sekali. 

Mariana Yunita, Pejuang Kesehatan Seksual di NTT

Bagi orangtua di perkotaan, sudah banyak yang memiliki kesadaran untuk memberikan akses pendidikan kesehatan seksual kepada anak-anaknya. Lebih banyak orangtua yang sangat memedulikan pendidikan anak-anaknya, sehingga mereka fokus memberikan pendidikan terbaik. Fasilitas pendidikan juga sangat lengkap. Walaupun ada saja kasus pelecehan seksual dan kehamilan di luar nikah, tetapi jumlahnya masih lebih sedikit daripada yang terjadi di pedesaan. 

Kondisi sebaliknya terjadi di pedesaan dengan fasilitas pendidikan dan jumlah orangtua terdidik yang terbatas, menyebabkan kurangnya pendidikan kesehatan seksual di kalangan remaja. Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mariana Yunita Hendriyani Opat atau Kak Tata mendirikan Tenggara Youth Community (Tenggara NTT) yang berawal dari keresahan di Kupang terhadap kesehatan seksual dan reproduksi. Tenggara Youth Community adalah komunitas yang fokus pada isu kesehatan seksual dan reproduksi remaja yang dibangun sejak tahun 2016. 

Beberapa anggota Tenggara adalah penyintas kekerasan seksual juga. Menurut Kak Tata, belum ada pendidikan komprehensif mengenai kesehatan seksual dan reproduksi di Kupang, NTT, padahal ini adalah bagian dari hak asasi manusia. Pendidikan seksual yang berawal dari rumah itu dampaknya sangat besar untuk para remaja. Anak dan remaja yang mendapatkan pendidikan seksual akan memiliki kesadaran terhadap hak tubuh mereka termasuk dalam hak seksual.

Bagi anak remaja yang memiliki dukungan pendidikan kesehatan seksual, tentu sangat beruntung. Bagaimana dengan anak remaja yang tidak memilikinya? Contohnya, anak yang mengalami kekerasan seksual tetapi justru dinikahkan dengan pelakunya? Itu sebuah tindakan yang sangat traumatik karena korban dinikahkan dengan pemerkosanya. Untuk itulah Tenggara hadir membantu memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi.

Tenggara NTT

 

Tenggara menemukan ada 500-an remaja di NTT yang belum mendapatkan akses pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi.  Tenggara juga menemukan ada 7 dari 10 remaja yang sudah aktif secara seksual sejak mulai SMP dan melakukan hubungan tersebut di rumah. Tentunya itu sangat mengejutkan, karena rumah yang seharusnya menjadi tempat aman untuk anak malah menjadi tempat anak melakukan hubungan seksual. 

BACARITA Kespro untuk Edukasi Kesehatan Seksual

Tenggara melakukan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi kepada anak dan remaja di NTT melalui BACARITA Kespro menggunakan metode yang lebih menyenangkan, disesuaikan dengan level umur dan kebutuhan. Sebelum memberikan edukasi, dilakukan riset dulu terhadap anak dan remaja tersebut. Teknik edukasi diberikan secara menarik menggunakan komunikasi dua arah. Contohnya dengan cara mendongeng dan menggunakan alat peraga. 

Selain itu juga diberikan akses layanan kesehatan seksual dan konselor yang buka sampai sore agar remaja mau memeriksakan kondisinya. Dari akun instagram @tenggarantt kita bisa melihat kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi kepada anak dan remaja di NTT, seperti melakukan survei dan FGD bersama remaja, pameran pendidikan di sekolah dasar, edukasi kebal hoax, pelatihan agen perubahan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk literasi digital, talkshow cegah perkawinan anak, dan banyak lagi. Sasarannya adalah anak dan remaja dari kelompok miskin, marginal, social excluded, dan underserved.

Edukasi kesehatan seksual dan reproduksi oleh BACARITA Kespro Tenggara NTT ini bukan hanya dilakukan secara langsung di hadapan anak-anak dan remaja di NTT, melainkan juga dibagikan di media sosial instagram dalam bentuk foto dan video reel sehingga dapat diakses oleh siapa pun di seluruh dunia. Sampai sekarang sudah lebih dari 2000 remaja dari 43 komunitas di NTT yang dirangkul oleh Tenggara. Agar lebih luas lagi, mereka juga bekerjasama dengan BKKBN, Komisi Penanggulangan AIDS, dan Women for Indonesia. 

Edukasi Tenggara NTT


Selanjutnya Kak Tata ingin membuat modul sendiri mengenai edukasi kesehatan seksual dan reproduksi yang nantinya bisa digunakan untuk kegiatan komunitas Tenggara. Bahkan bisa dijadikan modul contoh untuk komunitas-komunitas lain yang bergerak dalam bidang yang sama.

Apresiasi SATU Indonesia Awards 2020

Aktivitas Kak Tata bersama Tenggara NTT mendapatkan dukungan dari PT Astra International Tbk yang memberikan apresiasi kepada Mariana Yunita dalam SATU Indonesia Awards 2020 di bidang kesehatan. Tenggara NTT juga masih terus membuka kesempatan bagi kaum muda yang ingin bergerak bersama memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi. Harapannya bukan hanya di NTT ya, tetapi juga provinsi-provinsi lain yang masih darurat kesehatan seksual dan reproduksi. 

Angka pernikahan anak di Indonesia masih tinggi, terutama karena hamil di luar nikah. Peran serta aktivis seperti Mariana Yunita dan Tenggara sangatlah berarti untuk membantu para orangtua yang masih memiliki keterbatasan dalam pendidikan. Diharapkan sosok seperti Mariana Yunita dan relawan Tenggara juga muncul di provinsi-provinsi lainnya dan memberikan semangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Sebab, anak dan remaja ini adalah bonus demografi yang kelak akan memimpin Indonesia di masa depan. Kita mengharapkan generasi yang sehat dan berkualitas salah satunya melalui edukasi kesehatan seksual dan reproduksi.


Sumber Penulisan: 

Youtube YayasanBakti: BACARITA Kespro bersama Tenggara NTT 

E-book SATU Indonesia Awards 2023 

Instagram @tenggarantt





 

 

 

 



1 comment:

  1. Ini para penerima award dari Astra memang keren2 BANGETTTT prestasi yg mereka lakukan 👍. Memang cocok untuk dpt award.

    Masalah kekerasan terhadap wanita dan anak juga tingginya hub seksual di bawah umur ini udh harus diperhatikan memang. Sayangnya yang di daerah masih tinggi sekali angkanya yaa😔. Sebagai ortu aku juga ga mau anak2 buta ttg masalah ini. Harus dijelaskan apalagi anakku yg perempuan udh termasuk remaja. Dia hrs paham dulu apa yg boleh dilakukan dan mana yg belum boleh. Ngeriiii pergaulan Skr mba 😔

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....