Sunday, July 17, 2011

TIPS Menulis: Boleh Ikutan Antologi, Tapi....

Akun facebook saya sudah lama dibuat, sekitar 2,5 tahun lalu, tetapi baru benar-benar aktif dimanfaatkan akhir tahun 2010 lalu. Saat itu, saya benar-benar seperti orang gaptek. Friendlist saya baru 700-an orang. Sesekali saya melihat lomba-lomba menulis di fb, tapi tidak bisa saya ikuti karena  persyaratannya yang membuat bingung. Salah satu syaratnya adalah: mentag sejumlah orang mengenai informasi lomba itu. Saya tidak tahu bagaimana cara mentag. Alhamdulillah, lama-lama tahu juga dan satu demi satu lomba menulis pun saya ikuti. Dari yang hadiahnya uang ratusan ribu sampai hanya beberapa buku. Ada juga yang katanya akan dibukukan dalam bentuk antologi. 


Ups... ternyata pengalaman menulis tidak jadi jaminan. Buktinya, saya lebih sering kalah daripada menang. Bahkan, pernah juga kecele karena nama saya tidak lolos sebagai kontributor antologi. Wah.... rasanya bagai dilempar dari atas awan ke bumi. Secara, dulu ketika mula-mula ada buku antologi, saya sering dimintai naskah tanpa diseleksi lagi, hehehe.....  Rupanya persaingan penulis sangat ketat. Ketika menjadi PJ antologi dan juri lomba nulis, saya baru menyadari bahwa kini telah banyak penulis baru yang tulisannya bagus-bagus. Bahkan, ketika menjadi juri, saya bingung memilih naskah yang masuk karena hampir semuanya bagus-bagus. Jumlah naskah yang masuk pun ratusan. 

Padahal, sebagai ibu rumah tangga yang disibukkan mengurus dua anak batita, saya harus pintar-pintar mencari waktu. Menulis naskah antologi yang "hanya" 3-5 halaman membutuhkan waktu 2-3 jam, disambil dengan sesekali menenangkan anak-anak atau mengeloni tidur. Dengan banyaknya tawaran menulis antologi, dan harus diseleksi pula, dan ternyata tidak lolos, saya merasa telah membuang-buang waktu. Naskah-naskah novel saya menjadi terbengkalai. Sejak itu, saya memutuskan untuk memilih-milih lomba antologi. Tidak semuanya saya ikuti. Hanya yang temanya pas, terlebih kalau ada hadiahnya. Belakangan malah tidak ikut sama sekali, kecuali bila saya menjadi PJ-nya.

Bagi penulis pemula, tentu saja menulis naskah antologi bisa menjadi batu loncatan. Buku antologi yang ditulis puluhan penulis itu bisa mendongkrak nama, peluang larisnya pun lebih besar, karena banyak penulis yang bergabung, banyak yang mempromosikannya. Menulis naskah antologi juga bisa amengasah kemampuan menulis, dengan tema yang sudah disediakan. Tetapi, ingat, jika kita punya proyek menulis solo atau ingin berlatih menulis novel atau buku solo, mengikuti audisi naskah antologi terus-menerus bisa melalaikan proyek menulis buku solo kita. 

Jadi, boleh dan sah-sah saja mengikuti audis menulis naskah antologi, tapiii... ingatlah, bahwa kita akan lebih eksis manakala kita telah menulis buku solo. 

2 comments:

  1. bener banget mbak.. proyek pribadiku selalu terbengkalai krn keegoda lomba meluluuu.. antologi skrg sudah pilih2 yang suka temanya sj.. tapi klo lomba n hadiahnya cakeeep temanya ngerasa mampu.. huhuhu selalu diburuuu

    karena sudah kebal sama namanya gagal n kalah lomba rasanya penasaraaan aja bawaannya, dalam hati gini buanyaaak yang diikutin lombanya masa iya sih satu aja nggak nyangkut :D

    makasih deh mbak, ini pengingat dan penyemangat buat saya
    hepi ramadhan. maap lahir bathin ya mbak ley :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....