Tuesday, July 23, 2013

Frankfurt to Jakarta: Dari Cerpen Menjadi Novel

Alhamdulillah, meskipun saya belum mendapatkan bukti terbit novel Frankfurt to Jakarta, novel ini sudah diedarkan ke toko buku-toko buku. Beberapa teman sudah melihat novel ini di toko buku. Kok saya belum dapat bukti terbitnya? Iya, karena proses terbitnya sangat cepat, kurang dari dua bulan, untuk mengejar Ramadan. 


Ide novel ini diambil dari naskah cerpen saya berjudul "Kisah Dua Perempuan." Setelah cerpen ini dimuat dalam sebuah buku antologi, lalu saya posting juga di blog, beberapa pembaca menginginkan kelanjutannya. Memang, cerpennya saya buat menggantung. Saya juga ingin mengembangkan ceritanya menjadi novel. Lalu, saya bertemu (di internet) dengan Annisah Rasbell, yang memenuhi tipikal tokoh Rianda Setyaningrum: wanita karier sukses, mandiri, dan berpendidikan tinggi. Saya sendiri lebih mendekati tokoh Andini Yusuf, ibu rumah tangga yang bermimpi jadi wanita karier. Saya merasa memiliki kecocokan dengan Annisah. Kami tak perlu melakukan pendalaman karakter lagi terhadap tokoh Rianda dan Andini, karena Rianda itu Annisah, Andini itu saya. Ini hanya dalam hal karakter tokoh lho. 

Jadi, Rianda dan Andini jatuh cinta kepada pria yang sama, Fedi. Tokoh Fedi mengikuti imajinasi Annisah, karena setelah menikah, saya kesulitan mengimajinasikan lelaki lain, selain suami saya hehehe... Di dalam imajinasi Annisah, Fedi ini mirip aktor Fedi Nuril. Jadi, saya membayangkan Fedi Nuril selama penulisan novel ini (maaf ya, misuaku :D).

Annisah benar-benar wanita karir yang sibuk. Jabatannya Manager apa gitu di sebuah perusahaan besar di Doha. Dia pernah kuliah di Frankfurt, Jerman. Jadi, setting Jerman di dalam novel ini nyata dialami oleh Annisah. Sedangkan Andini settingnya antara Bogor, Citayam, Depok, Jakarta. Ya, daerah tempat tinggal saya. Maklum, belum pernah ke luar negeri, hihihi..... 

Saking sibuknya, kami benar-benar bekerja keras untuk menyelesaikan novel ini. Berhubung karakternya mirip dengan penulisnya masing-masing, jadi penulisannya relatif lancar. Annisah bebas bercerita sesuai dirinya. Kalau saya, agak diimajinasikan sedikitlah tokoh Andini. Hanya statusnya yang sama: ibu rumah tangga. Tapi Andini ini terlalu lembut, sensitif, dan penurut bila dibandingkan dengan saya. 

Sinopsis novelnya: Rianda yang kuliah di Frankfurt, Jerman, bertemu dengan Fedi, kakak tingkatnya. Mereka jatuh cinta dan mengikat janji di Mainhattan. Lalu, Fedi kembali ke Indonesia setelah selesai kuliah. Sampai suatu ketika, Rianda mendapatkan undangan pernikahan Fedi dengan gadis lain, Andini. Andini bercita-cita menjadi wanita karier, tidak seperti kakak-kakaknya yang menikah muda dan menjadi ibu rumah tangga. Orang tuanya memiliki tanah warisan yang luas dan usaha rumah kontrakan, menyebutkan bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, paling larinya ke dapur. Orang tuanya membuktikan tanpa sekolah yang tinggi pun mereka bisa hidup. Andini dijodohkan dengan Fedi, yang berjanji mendukung kuliahnya sampai selesai. Kenyataannya, Andini kesulitan meneruskan kuliahnya karena dukungan Fedi hanya pemanis bibir. 

Rianda pulang ke Indonesia, mendirikan usaha butik "Royal Hijab" sekaligus membuka kursus Hijabers.  Andini ingin keluar dari "kotak." Dia membaca profil Rianda di majalah-majalah wanita, merasa kagum terhadap Rianda, dan memutuskan untuk mengikuti kursus Hijabers yang dipandu oleh Rianda. Keduanya tidak menyadari bahwa mereka mencintai lelaki yang sama: Fedi. 

Fedi tergoda kembali oleh pesona Rianda dan ingin menjadikannya istri kedua. Lalu, bagaimana dengan Andini?

Ini novel yang mengambil tema kontradiktif antara ibu rumah tangga dan wanita karier. Dijamin netral, karena Annisah the true career women dan saya full time mother. Ini novel Annisah yang pertama, dan novel saya yang kesembilanbelas. Jumlah halaman awal, 250 spasi 1,5. Cukup tebal dan sempat membuat editor meminta saya memotong jumlah halamannya menjadi 200 halaman.

Kalau Anda kebingungan menulis novel, coba ubek-ubek draft cerpennya, barangkali ada yang bisa dikembangkan menjadi novel. Kalau masih kesulitan, coba cari teman duet yang sesuai dengan salah satu tokoh di dalam cerpen Anda. Dengan menyamakan karakter penulis dan tokohnya, penulisan novel akan lebih cepat. 

Pembagian tugasnya mudah sekali. Saya menulis tentang Andini, Annisah menulis tentang Rianda. Fedi ditulis oleh kami berdua. Jadi, kami bisa menulis ini bersama-sama, lalu nanti tinggal dicocokkan. Jangan lupa ya kalau ketemu buku ini di toko buku, dibawa ke kasir dan ditukar dengan uang Rp 45.000 :D

Edu Penguin, Rp 45.000

8 comments:

  1. Wah, mantap jadi, dengan adanya pembagian tugas seperti itu, ditambah disesuaikan dengan karakter masing-masing penulis, tentu akan memudahkan membuat novel duet.
    Selamat buat mbak Ela dan mbak Icha ;)

    ReplyDelete
  2. Semoga bisa sempat ke toko buku buat ngeluarin uang 45 ribu :D

    ReplyDelete
  3. waah kereeeen Bunda Leyla niiih udah novel ke-19 ^_^ selamaat ya Bunda :)

    ReplyDelete
  4. semakin banyak novel yang terbit, bikin semakin irii.. aahh.. pengen curi ilmunya :D

    ReplyDelete
  5. aku sudah lihat mbak di toko buku beberapa waktu yang lalu, ternyata ini buknya mbak Leyla toh

    ReplyDelete
  6. Kak Eky, makasih kak :-)

    Mba Lina, aamiiin... :D

    Yanuarty, alhamdulillah, makasih ya

    Ayu, semangaat,insya Allah bisa!

    Mak Lidya, aku malah belum lihat lho :D

    ReplyDelete
  7. penasaran....#liatin dompet ada ga duit 45rb..eh ga ada uang kecil..gimane donk...hahaha

    ReplyDelete
  8. Hehehe jd malu baca ini. Ini ga segitu karirnya kali mba aku. Masih kuli2 jg :D

    btw aku dulu malah bkn kuliah di kota Frankfurt mba. Aku pilih setting ini hny krn 2 alasan. Pertama, krn FRA kan kota besar. Pasti sdh familiar namanya utk nnt yg baca novelnya.

    Alasan kedua, krn FRA itu sebuah kota kenangan masa lalu. Jd pas nulis, 'feel' nya bs dpt bgt. Cieeehhh #eh dia malah curcol :p

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....