Wednesday, July 24, 2013

Macaroon Love: Nama, Kue, dan Jodoh yang Aneh


Judul: Macaroon Love
Penulis: Winda Krisnadaefa
Penerbit: Romance Qanita
Harga: Rp 47.000
Halaman:  264
Tahun Terbit: Maret 2013
                   
Ketika membaca nama tokoh utamanya, Magali, saya langsung memuji penulisnya. Nama tokohnya unik dan eksotis. Tidak banyak penulis yang memperhatikan pemberian nama untuk tokoh-tokohnya. Saya mengira Magali itu laki-laki dan macaroon adalah macaroni, cemilan yang disukai anak-anak saya. Ternyata, Magali itu perempuan dan macaroon adalah nama kue yang gambarnya ada di sampul novel ini. Mirip kue Dorayaki. Kue ini diciptakan oleh Chef Adriano Zumbo, yang juga disebut-sebut di dalam novel ini. 


Karakter Magali adalah aneh. Magali tidak menyukai namanya yang aneh, memiiki selera makan aneh, gaya hidup aneh, keluarga aneh, dan banyak kata “aneh” bertaburan di novel ini. Nama Magali itu memang tidak pasaran, tapi menurut saya, nama itu bagus. Magali berbeda dengan kebanyakan orang. Salah satu keanehannya, dia suka makan kentang burger dicocol ke es krim sundae. Kalau begitu, saya juga aneh, ya. Saat buka puasa, saya langsung melahap mendoan dan cabe rawit bersama dengan kolak pisang atau Macaroon Love dan Martabak. 
 
Ngemil Macaroon Love & Martabak (pengganti Macaroon)
Magali memanggil ayahnya, Jodhi, dengan namanya saja. Lalu ada Nene dan Beau (saya kesulitan menyebut nama ini, jadi “bau.”), yang juga disebut “aneh.” Magali bekerja sebagai Food Writer di Free Magazine Kemang-Bintaro, khusus reportase restoran-restoran di sekitar Bintaro. Pekerjaannya menyenangkan, karena bisa makan gratis di restoran-restoran mahal. Beau, sepupunya, sering ikut “nebeng” makan gratis. Magali tidak suka dengan pekerjaannya, meskipun dia suka masak-memasak (darah turunan dari Jodhi yang seorang koki di kapal pesiar). 

Kejadian kebetulan di novel ini (yang diakui sendiri oleh Magali), adalah pertemuan Magali dengan Ammar, pemilik restoran “Suguhan Magali,” namanya mirip dengan nama Magali. Dari sinilah cinta bermula. Eksplorasi jatuh cintanya terasa kurang. Misalnya, Ammar dan Magali baru bertemu lagi setelah 3 bulan, selama waktu itu, tak ada komunikasi di antara keduanya. Kalau Ammar memang jatuh cinta kepada Magali, mengapa tidak mencoba menghubungi Magali? Tiga bulan itu lama juga kan? 
Membaca Macaroon Love

Jika dilihat dari judulnya, novel ini bakal berkisah tentang kue Macaroon, alias makanan. Tokoh-tokohnya memang berhubungan dengan makanan. Jodhi yang koki di kapal pesiar, Magali yang Food Writer di Free Magazine Kemang-Bintaro, serta Ammar sang pengusaha restoran. Saya berharap bisa menemukan resep kue macaroon di sini supaya lebih jelas macaroon itu apa.  Namun, cerita novel ini lebih banyak mengulas tentang keanehan nama Magali. 

Dari genrenya, disebutkan bahwa ini novel romance, tapi lebih cenderung ke chicklit atau metropop, karena titik fokusnya pada kegalauan Magali atas namanya yang aneh dan pekerjaannya yang tidak menjanjikan. Juga banyak bertebaran istilah-istilah dalam bahasa Inggris yang lazim kita temui dalam novel jenis Chicklit atau Metropop. 

Ini dia kue Macaroon, nyam... Gambar dari sini
Tak banyak novel yang membuat saya mencaritahu tentang  salah satu atau banyak detail di dalamnya, seperti  Macaroon Love ini. Usai membacanya, saya langsung bertanya ke Mr. Google tentang kue macaroon dan chef Adriano Zumbo. Tidak disarankan memandangi foto kue itu di saat puasa. Seperti kue macaroon yang menarik, berwarna-warni, manis, dan dimakan sebagai kudapan, novel Macaroon Love juga ditulis oleh Winda Krisnadaefa dengan bahasa yang ringan, manis, dan dapat dibaca sekali duduk dengan tetap menyisakan rasa penasaran, khususnya terhadap kue macaroon.
                

25 comments:

  1. nama magali kok perempuan ya mbak, benar benar menyajikan tipu muslihat di awal cerita

    gambar kuenya keliatan uenak mbak :D

    ReplyDelete
  2. malah ngiler nih liat macaroon hehehe

    ReplyDelete
  3. Hayooo. jangan ngileeer yaaa.. puasa-puasaa

    ReplyDelete
  4. yah, pantangannya kulanggar mbak...masih 6 jam-an lagi menjelang buka, eh udah kubaca resensi ini. Mini burger warna-warni...sluuurrppp..

    Pencarian nama juga 'momen penting' bagi progress menulisku yg ampun-ampunan payahnya. maka nama unik kayak Rania, Sahasya Sahasika, Gwen, Deidamia, Nisrina dll menjadi hasil audisi setelah berkutat pada search engine berbagai karakter nama dari berbagai bahasa wkwkwkwk... dan Magali, I agree that's an unique and exotic name.

    Jika mbak Ley serius, maka predikat satu lagi akan mbak raih, penulis komedi xixixi...sebab resensi ini renyah, ada terselip sisi komedi masokis yg kesannya membumi banget kqkqkqkq...kayak peringatan jangan baca ketika puasa ini mbak^^

    Sukses mbak Ley ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkwk... bayangin aja gpp, Gie. Namamu juga aneh, Gie. Ada filosofinya gak? Rantau itu maksudnya apa?
      Ah, masa sih reviewku ini komedi? :D

      Delete
    2. Iyaa mbak, review mbak Ley renyahh dan menggelitik bikin geli jadi kan termasuk komedi :D

      contohnya kayak ini nih : Lalu ada Nene dan Beau (saya kesulitan menyebut nama ini, jadi “bau.”---> aku ngikik baca ini mbak. Masak namanya jadi Bau? hihi kasiannya :D

      Btw...Aku pernah tanya baapak. Tapi aku protes, masak gegara jauhan dari ibuk yg cuma surabaya-blitar, aku dinamain rantau? Hehe taapi ya. Mau gimana lagi? Udah kadung. Beliau memang puitis, pernah jd muridnya ws rendra almarhum juga. Sampai sekarang masih bikin naskah sandiwaara jawa utk syuting di tv blitar. Seniman bnget. Makanya nama anak2nya unik2 adikku ratna ayu maruti, yg cowok dulu namanya rahmad agung prasetyo, trus minta ganti namaa islami gegara sekolah di sdit. Jika diteliti, nama kami bertiga diawali RA kan mbak? Hehehe.

      Delete
  5. Magali memang nama yang unik, sama seperti nama anaknya andara ealy "Magali Nala Letar" entah apa artinya, tapi ditelingaku nama itu unik. -eh salah fokus he he- memang nama tokoh itu jadi center of interest pertama dari sebuah novel ya, selain ceritanya. kan kita gak akan bahas banget nama tokoh kalo nama tokohnya pasaran :)
    yup ... sepakat nama macaroon mengaingatkan pada makaroni atau warna maroon. keren ya ... judul dan nama tokohnya. jadi penasaran baca bukunya, apalagi tadi dibilang kalau bukunya asyik buat dibaca. eh tapi asyik dari segi apa aja nih, alurkah? diksikah atau kekonyolan si Magali??
    aku pikir ceritanya LN, soale nama tokohnya unik unik, taunya di Bintaro ya? he he ... sip sip sip nama orang Indonesi sekarang udah pada unik sih ya :)
    thank review kerennya, nanti kalau praktek bikin kue macaroon, bagi bagi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, anaknya Andara Early juga Magali ya namanyaa. Betul mb Tuti, tp ini memang nama tokohnya yg jadi fokus cerita, so harus unik. Ga tau kapan prakteknya, ga bisa bikin kue :D

      Delete
  6. Anak tetangga sy namanya Rafi Magali. Berarti nama magali bisa buat cewek n cowok juga. Eh sama dong, sy jg kepikirannya makaroni. Lihat fotonya, keliatan enaaak bnget ya, mbak *cegluk*bukapuasatigajamlagi*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak Mak Riweuh juga namanya Magali? Kebetulan banget ya xixixi... kuenya menggiurkan, memang :D

      Delete
  7. Betul betul .... ini novel unik. Nama begini unik sekali. Bagaimana sampai penulisnya bisa memilih nama itu ya?

    ReplyDelete
  8. Klw menurut aku, resensi ini bukan mengomedi, tapi memang tulisan Mbak Ela tuh khas, serius tapi ga nyerius, enak deh pokoknya.. :)
    Btw, itu gambar kuenya beneran kue, Mbak? kayak mainan ya.. kayak terbuat dari bahan streoform (duh, nulisnya bener ga sih..? :D )

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, makasih Mba Linda. Jadi enak dipuji sama yg sering meresensi. Setelah diperhatikan lagi, memang mirip Styrofoam ya, mb :D

      Delete
  9. aku pernah lihat acara masak kue macaroon.. ribet bahannya mahal, dan kudu super teliti jg mengenai temeratur udara.. jadi harga jualnya juga mihilll.. sebiji gedean dikit sm kancing baju aja 9ribu heheheh.. bukan makanan gaya gue :D

    gtulak ya mbak.. tulisan mbak leyla apa aja enak deh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooh ada tho Mba? Memang mahal ini kuenya, moga2 kapan2 bisa nyicipin gratis ya hehe...
      makasiih aamiin mba Binta :-)

      Delete
  10. Sebelum novel ini ganti judul dari Magali ke Macaroon, sy kebetulan udah lihat di tv tentang kue2 itu.
    Jadi pas baca judulnya diganti macaroon langsung kebayang aja kuenya :)

    Reviewmu khas dan keren Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, jadi judul aslinya Magali.
      Makasih dah mampir ya, Mba Shab.

      Delete
  11. hihi ... saya juga inget dorayaki. kalau ditulis gitu, larinya ntar ke kisah doraemon ^^

    semoga menang yaa :) good job!

    ReplyDelete
  12. Bunda Hana Lee, maaf baru mampir sekarang ke postingan ini. Sengaja, ngelarin tulisan dulu biar ga 'ketularan' reviewnya. Dan, setelah kubaca, wkwkwk trnyata Bunda aneh jg ya! Mendoan + cabe rawit + kolak pisang. Itu maemnya bareng2 or satu2 dulu, Bunda? :D

    Anyway, good luck ya! Nice review ^_^

    ReplyDelete
  13. Ohya, mampir di mari donk, Mak Sidiq :

    http://annisarona.blogspot.com/2013/08/review-novel-macaroon-love-lika-liku.html

    Arigatou :p

    ReplyDelete
  14. Selamat ya mbak... jadi juara ketiga euy... Mantap!

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....