Friday, June 3, 2016

Awas, Jajan Sembarangan Bisa Bikin Sakit Tipes!



Assalamu’alaikum. Hai, temans, ada yang suka jajan sembarangan? Itu tuh, jajan di pinggir jalan. Hati-hati ya, jajan sembarangan bisa menyebabkan penyakit tipes. Tidak percaya? Saya dan suami sudah mengalaminya. Saya masih semester dua di bangku kuliah di sebuah PTN di Semarang. Saya dan seorang teman sedang jalan-jalan ke mall untuk cuci mata. Serius, memang sekadar cuci mata berhubung mallnya dekat dari kampus. Kami jalan kaki malah dari kampus ke mall. Saat itu sedang tanggal tua dan kami belum dapat kiriman uang dari orangtua. Nekat banget ya, kantung sedang kering eh jalan-jalan ke mall. Saya ingat, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan jam makan siang kami sudah lewat.


Lapar? Sudah tentu! Perut sudah kriuk-kriuk minta diisi. Berhubung kami tipe mahasiswa kere, saya dan teman memilih makan di pinggir jalan. Ada seorang penjual nasi pecel yang sedang mangkal di depan mall. Bukan dalam bentuk warung tenda dan semacamnya ya, tapi memang si mbok pecel itu hanya membawa dagangannya dengan digendong. Dia jongkok di pelataran mall dan meletakkan dagangannya begitu saja di bawah. Nasi beserta sayur mayur sebagai lauk pecel dibiarkan terbuka tidak ditutup plastik. Di Semarang, banyak mbok-mbok nasi pecel yang berdagang dengan cara seperti ini, dan  bisa kita temui di masa saja. Si mbok-mbok pecel ini juga menyambangi rumah-rumah penduduk sambil berteriak, “Peceeeel….!”

Barangkali karena si  mbok berdagang di tepi jalan dengan duduk di pelataran mall di samping jalan raya, dagangannya pun tidak ditutup plastik, kuman dan debu bisa menempel. Saya dan teman pun belum memikirkan soal kebersihan makanan. Namanya juga mahasiswa kere, yang penting harganya murah. Kami pun memesan nasi pecel yang langsung dimakan di sana, sambil duduk mengampar di samping si mboknya. Sambal pecelnya memang pedas  juga. Setelah perut kenyang, baru deh kami masuk ke mall sekadar cuci mata, kemudian pulang ke kos. Malam harinya, petaka itu dimulai.

Entah mengapa, tubuh saya mendadak demam tinggi. Perut pun melilit. Saya menggigil tak karuan. Esoknya, saya tak sanggup ke sekolah. Mulut terasa pahit. Teman kos membelikan makanan, tapi saya tidak bisa makan. Bayangkan, sakit tanpa didampingi keluarga, sungguh tidak enak. Ya, memang teman kos membantu, tapi kan setelah mereka pulang kuliah. Mulanya, saya berobat di dokter rumahan. Melihat kondisi saya tidak juga baik,  esok sorenya teman kos saya itu mendampingi ke rumah sakit. Itulah kali pertama saya dirawat di rumah sakit! Tak disangka, keesokan harinya, teman kos yang makan nasi pecel bersama saya, juga sakit! Awalnya dia bersikeras tidak mau dirawat sampai sakitnya bertambah parah dan dia pun menyusul dirawat seperti saya. 

Tanggal tua, dirawat di rumah sakit pula. Walaupun sudah memilih kamar paling murah, satu kamar ada delapan orang, tetap saja saya sudah menyusahkan orangtua. Ibu saya datang dari Jakarta ke Semarang dan mengeluhkan biaya rumah sakit. Kami datang dari keluarga ngepas dan belum ada satu anggota keluarga pun yang pernah dirawat di rumah sakit, kecuali ibu saya ketika melahirkan anak-anak. Saya pun jadi membayangkan betapa mahalnya biaya menginap di rumah sakit bagi ibu saya. Ah, ini gara-gara nasi pecel itu. Ya, apa lagi? Biasanya kami makan di warung-warung sekitar kampus, tidak terjadi apa-apa. Dokter mengatakan bahwa kami terkena penyakit tipes yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Bisa jadi karena kami jajan sembarangan.

Setelah saya menikah, kejadian serupa juga menimpa suami saya. Dia membeli gorengan di tepi rel kereta api. Gorengan itu tidak ditutup, sementara kereta lalu lalang di depannya. Dulu, pedagang masih diijinkan berdagang di dalam stasiun kereta api Jabodetabek. Sekarang sih sudah tidak boleh. Suami saya sudah kelaparan dan belum makan malam, jadi dia beli gorengan untuk pengganjal perut. Esoknya, dia sakit dengan gejala mirip penyakit yang pernah saya alami. Saat diperiksa di dokter, dokter pun mengatakan suami saya terkena penyakit tipes. Sejak itu, suami saya tidak mau jajan sembarangan. Minimal kalau jajan itu di warung yang tertutup ya. Berapa banyak dari kita yang suka jajan sembarangan? Pasti banyak, deh. Jajan di pinggir jalan bukannya haram, tetapi perhatikan kebersihannya. Lihat apakah makanannya itu ditutup atau dibiarkan terbuka sehingga kuman dan debu mudah menempel?  



Tentu saja, penyakit tipes bukan saja disebabkan karena jajan sembarangan. Coba baca di www.futuready.com   di sana ada banyak informasi mengenai kesehatan. Selain artikel kesehatan, juga ada artikel keuangan, asuransi dan proteksi, futureators (simulator atau kalkulator yang membantu Anda lebih mengerti tentang kebutuhan dan keadaan Anda), futureexpert (artikel tanya jawab dengan ahli yang terpercaya di bidang masing-masing), dan Futurepedia (arti istilah-istilah di asuransi atau buku polis dalam bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti). Gunanya agar kita bisa lebih cerdas merencanakan masa depan. Menjaga kesehatan dengan baik, adalah salah satunya.

5 comments:

  1. serem banget kalau udah opname..bisa berjuta juta habisnya

    ReplyDelete
  2. iya memang bahaya baget kalo kita jajan sembarangan, makanya kita sebagai orang tua hrus bener-bener bisa jaga anak kita dngan baik

    ReplyDelete
  3. Mba Lelya saya pernah.. harus bedrest dua pekan. Cuti deh. Habis itu bener2 kapok ga mau jajan sembarangan lagi. Mending nahan lapar daripada harus bed rest lagi..

    ReplyDelete
  4. Anakku udah pernah deh opname di RS 2 minggu, pdhl itu baru gelaja tipes. Jangan smp tipes beneran.

    ReplyDelete
  5. Wah betul harus jaga kesehatan nih, tipes bikin badan meriang dan malas makan, aku pernah deh

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....