Friday, April 14, 2017

Tips Sukses di Media Sosial dari Jangan Baper sampai Personal Branding



Assalamualaikum. Tanggal 18-19 Maret lalu, saya mengikuti kegiatan BloggerDay 2017 yang diadakan oleh BloggerCrony dan SoMan, di Kampoeng Wisata Rumah Joglo , Ciampea Bogor. Mengenai lokasi dan perjalanannya sudah saya tulis sebelumnya ya. Lalu, apa lagi yang saya dapat dari kegiatan tersebut? 


Ya, tentu saja materi. Materi yang diberikan menjadi daya tarik berikutnya (setelah lokasi), karena berkaitan dengan pengembangan diri blogger. Yang namanya ilmu mesti dituntut sampai ajal menjemput, bukan. Setelah menjadikan ngeblog sebagai profesi (bukan sekadar hobi), tentunya ada etika dan aturan yang mesti kita pahami dan jalani.


Media sosial (salah satunya blog) sekarang ini menjadi ladang penghasilan yang keuntungannya bisa melebihi pekerja kantoran kantoran. "Main hape" tidak lagi hanya untuk hiburan. Update status pun bisa mendapat rupiah. Serius? Iyup. Asal tahu bagaimana menggunakannya, kita bisa bekerja dari rumah dengan hanya mainan hape. Blogger, buzzer, dan influencer pasti sudah tahu bagaimana cara kerjanya. 

Blogger Hangout yang pertama menghadirkan Ferry Yuniardo, creator dan founder dikidicom, channels YouTube terkenal yang sudah memiliki sekitar 83 ribu subscribers dengan video mencapai 900-an. Videonya kreatif dan lucu, ditonton oleh ribuan orang. Nah, dari membuat video itulah dikidicom memperoleh penghasilan. Apa tips dan triknya?


Saya merangkum dari hasil tangkapan saya ya, karena mungkin ada yang terlewat. Jujur, materi yang ini sangat "nendang" karena mengungkap apa yang selama ini tidak saya ketahui mengenai cara sukses di media sosial. Wuidiiih.. penasaran, kan? Saya berikan poin-poinnya sesuai penangkapan otak saya: 

Setiap Orang bisa Berakting di Media Sosial
Dulu yang bisa berakting itu hanya artis, karena televisi hanya menangkap sosok mereka. Sekarang, kita bisa masuk teve tanpa harus dicasting. Buat saja akun media sosial, lalu buat video (ada YouTube, instastories, Facebook stories, dll), dan semua orang akan melihat kita. 

Mengenai banyaknya jumlah views, bergantung pada menarik atau tidaknya video yang kita buat. Sama saja dengan tayangan di televisi. Pasti ratingnya tinggi kalau acaranya menarik. Hal-hal menarik itulah yang membuat kita mengikuti kisah kontroversi di dunia maya, sehingga pengunduhnya menjadi terkenal.


Selebtwit, selebgram, selebfacebook, dsb yang memiliki pengikut asli (bukan robot) itu biasanya punya cerita menarik untuk dibagikan. Ceritanya ada yang inspiratif, ada pula yang kontroversial. Pertanyaannya? Apakah semua cerita mereka itu benar dan merupakan realita kehidupan mereka di dunia nyata? Nah lho....

Kalau di Facebook, baru saja terjadi nih kasus seorang selebfacebook yang sebenarnya tidak punya prestasi menonjol. Tiba-tiba saya dibisiki seorang teman. Itu lho ada selebfacebook yang cerita-ceritanya seperti tidak masuk akal, tapi banyak yang suka. Likes dan komentarnya banyak, padahal dia bukan siapa-siapa. Siapa-siapa di sini maksudnya dia bukan politisi terkenal, artis, penulis terkenal seperti Tere Liye, dsb.

Ternyata ceritanya itu yang menarik. Hampir setiap beberapa menit, dia update status. Mengenai suaminya yang bule, anak kembarnya yang murni bule (padahal ibunya Indonesia), dan kisah-kisah keseharian lain tapi mirip kisah sinetron. Belakangan diketahui bahwa ceritanya itu bohong. Suami dan anak bulenya hasil nyomot dari Instagram orang bule beneran. 

Wih, jago banget ya ngarang ceritanya. Dia salah nggak sih? Yah, sebenarnya kalau kita kembalikan lagi pada apa itu media sosial, tentu dia nggak salah karena media sosial itu dunia maya. Dunia di balik layar. Apa yang ditampilkan di dunia maya mungkin tidak sama dengan kenyataannya. Begitu juga dengan kehidupan seleb medsos lainnya. Yang digambarkan positif atau negatif, belum tentu realitanya demikian.

Bisa jadi hanya cerita yang dikarang untuk menarik likes, komentar, dan pengikut. Buat apa? Ya bisa sekadar hiburan atau malah menjadi ladang penghasilan. Hiburan itu maksudnya ada orang-orang yang membutuhkan perhatian dari banyak orang, sehingga dia membuat cerita bombastis untuk menarik perhatian. Akun medsos yang terkenal itu bisa juga menghasilkan iklan-iklan, tentunya mengalirkan rupiah. 

Lihat saja akun-akun artis sekarang banyak yang diselipi endorse. Bukan semata endorse, tapi ada biaya yang masuk ke rekening juga. Zaman dulu, hanya artis yang bisa menyetting cerita untuk menarik perhatian. Ribut dengan pasangan, ribut dengan rekan artis, isu homoseksual, isu ini, isu itu, eh ternyata hanya settingan untuk menarik popularitas.

Sekarang, kita juga bisa. Ya, kita yang setiap hari buka media sosial. Asal punya cerita yang menarik, pasti terkenal. Contohnya cerita suami dan anak kembar bule itu. Kalau tidak terbongkar kebohongannya, pastilah si empu cerita itu bisa makin terkenal. Ceritanya memang bagus sih, pantas pembacanya banyak. 

Tidak heran, banyak orang yang tertipu dengan pemain sinetron di media sosial. Anak gadis dibawa lari pacar yang dikenalnya di medsos, banyak orang kehilangan uang karena ditipu teman yang dikenalnya di medsos, orang-orang berantem hanya karena pilihan politik gara-gara provokasi buzzer politik, dsb. 

Semua orang bisa menjadi siapa saja dan apa saja di media sosial karena itu hanya dunia di balik layar. Tidak ada yang tahu kenyataannya bagaimana kecuali kita sudah bertemu langsung dan berinteraksi dalam waktu lama. Makanya acara seperti BloggerDay yang mempertemukan banyak blogger ini perlu sering diadakan supaya kita benar-benar mengenal siapa orang yang blognya sering kita baca dan sering bercengkerama di media sosial. 

Bedakan Dunia Maya dengan Dunia Nyata
Setelah tahu bahwa setiap orang bisa berakting di media sosial, maka kita harus membedakan antara dunia maya dengan dunia nyata. Jangan terlalu lebur, sampai semua curhat dibawa ke media sosial. Urusan pribadi, disimpan saja. Curhat ke tetangga dekat saja, hehe.... 

Apalagi kalau sudah berurusan dengan klien. Blogger, buzzer, dan influencer pasti tahu lah. Yang sering mendapatkan endorse produk, cung! Pernah ada teman yang mendapatkan produk untuk diendorse, lalu dia tidak cocok memakai produk itu. Asemnya, dia menulis status, "Dapat produk (disebutkan nama produknya) tapi wajahku jadi jerawatan. Gimana ngendorsenya ini ya?"


Astaga! Dia itu sebenarnya mengerti tidak kalau dirinya adalah influencer, seseorang yang mempengaruhi orang lain untuk mencoba sesuatu. Boleh dia membuat status begitu asal produknya dia beli sendiri. Masalahnya, itu produk gratis dari sponsor yang menyebarkan produk tersebut untuk dipromosikan. Tahu kan artinya promosi? 

Mana ada bintang iklan di Teve, misalnya sedang iklan produk kecap, lalu bilang: "kecap ini enak dan nikmat, tapi sayang kurang hitam (pekat)." Ya elah, pastilah bintang iklan itu bilangnya kecap itu nomor satu dan bagus semua. Tidak heran, pengalaman saya sendiri, setiap tanda tangan kontrak job review, pasti ada pesan dari sponsor: diharapkan mengangkat hal-hal yang positifnya saja dan tidak membandingkan dengan produk lain.

Kecuali...Kecuali produk itu dibeli sendiri, ya terserah mau menulis apa. Atau menggunakan kalimat-kalimat yang lebih halus untuk menggambarkan kekurangan produknya. Misalnya untuk produk kecantikan, ada catatan: "cocok tidaknya produk ini bergantung pada jenis kulit Anda." Jadi kalau kulitnya jerawatan setelah memakai produk itu ya berarti kulitnya tidak cocok. Nah, intinya mah, bedakan dunia maya dengan dunia nyata. 

Jangan Baper (Bawa Perasaan)
Uhuui, urusan baper mah bawaan setiap orang. Kalau nggak pakai perasaan, namanya bukan manusia. Tapi kalau mau sukses di media sosial, ya jangan baper. Saya juga sering baper, tapi setelah membaca paparan Om Ferry, perlahan mulai mengurangi. Baper kenapa sih? 

Melihat teman sedang mereview produk, baper. Ih, dia dapat job terus. Aku enggak. Teman sedang nge-tweet yang isinya buzzer produk, baper. Teman jualan online, baper. Tiap berapa menit, upload produk jualan. Unfriend aja deh. Siapa sebenarnya yang salah? Teman itu tidak salah karena dia menggunakan media sosial sesuai fungsinya, yaitu sebagai lahan penghasilan.


Kata Om Ferry, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Indonesia pengguna medsos itu pelit! Pelit retweet, pelit komen, pelit likes. Padahal itu adalah sedekah yang paling mudah. Hanya sedekah jempol. Saya pun tertampol. Saya juga pernah pelit. Dulu kalau dimintai jempol di postingan teman yang sedang ikut kuis, saya malas. Ih, ngerepotin aja. Padahal apa yang repot ya? Cuma kasih jempol, bukan kasih uang. 

Positifnya apa? Ya nanti kalau kita butuh jempol juga, kita akan dijempoli tanpa harus minta-minta. Jadi sebenarnya mudah untuk sukses di media sosial. Orang blogwalking, kita balik blogwalking (meninggalkan komentar di blog orang), ada teman sedang ngebuzzer, kita bantu RT atau likes walaupun kita tidak sedang ngebuzzer. Orang lain follow, ya follow back. Kecuali online shop, saya malas folbek. Setelah folbek, eh dia unfollow. Jiyaah.

Kenapa sih likes, RT, love, komentar itu penting dalam sebuah postingan (apalagi postingan yang dibayar), karena itu berarti engangement postingan kita bagus. Sponsor menilai kerja kita dari engangement. Ingetnya sedekah aja deh. Kalau teman kita itu mendapatkan penghasilan karena kita ikut RT, likes, dan komen, kan sama aja kita kasih sedekah ke dia. Kita ikut andil menyukseskan dia. Kita pun bisa ketularan suksesnya. 

Om Ferry membandingkan dengan pengguna medsos di Malaysia yang sangat aktif likes dan komentar di postingan orang lain. Sehingga ramailah setiap postingan itu. Terasa interaksinya.

Postingan Kebencian atau Inspiratif? 
Awkarin, mau dibenci seperti apa pun, tetap saja dia sudah terkenal dan followernya bertambah terus. Ih sebel ya kalau ada seleb medsos yang mencari jalan terkenal dengan menyebar kebencian? Iyup, orang kita memang senang mempopulerkan orang bodoh. Orang yang memamerkan kebodohannya di media sosial.

Namun, Om Ferry tidak menganjurkan kita memposting kebencian. Posting hal-hal yang inspiratif karena yang seperti itu juga bisa bikin tenar. Jualan online asyik, tapi ya nggak semua status berupa jualan toh. Sesekali dikasih status inspiratif juga dong. Saya juga bosan kalau melihat isi timeline buzzer produk terus, sesekali ada status personalnya kan enak.


Kalau melihat IG online shop yang bagus itu, ada saatnya iklan, ada saatnya diisi tips-tips bermanfaat. Misalnya, jualan popok bayi. Sesekali diisi juga tips mengasuh dan merawat bayi. Jadi tidak melulu iklan. Blog juga begitu ya. Isinya jangan endorse produk semua. Ibarat televisi, ada acara film, ada iklan. Seimbang, gitu.

Jadi, untuk konten utama, mau postingan Kebencian atau Inspiratif? Pilihan ada di tangan kita. Kalau saya pilih yang inspiratif saja. Takut dipenjara saya mah kalau menyebarkan kebencian.

Ada banyak lagi pemaparan Om Ferry. Rugi deh yang nggak datang, hehe... Semoga tahun 2018 nanti ada BloggerDay lagi ya. Ada materi blogging yang bermanfaat untuk dibagikan dari para seleb medsos yang sukses seperti Om Ferry. Sebelumnya, Ferry Yuniardo pernah membuat film juga yang kurang populer, sampai saya pun nggak ngeh dengan judulnya dan saya lupa judulnya apa ya.

Setelah ratusan purnama, akhirnya Om Ferry menemukan pekerjaan yang lebih cocok dan sukses dijalankan, yaitu menjadi produser video YouTube. Untuk di YouTube, harus konsisten posting video. Misalnya sehari satu. Jangan posting satu, tahun depannya baru posting lagi.

Seperti apa sih videonya? Ya cuss saja ke channels Dikidicom di YouTube. Salah satunya ini:


Personal Branding untuk Blogger 
Malam hari, kami disuguhkan paparan Ririn Rosaline Personal Branding, Public Speaking, and PR Skills FACILITATOR & TRAINER Associate Consultant for Marketing Communication Strategies at  toska PR Founder & Creator of MOMEIRA apparel. 




Kamu mau dikenal sebagai blogger apa? Personal Branding memiliki banyak definisi, tapi yang paling mudah adalah sebuah gambaran tentang diri sendiri yang diinginkan dalam semua kegiatan yang dilakukan. 


Personal Branding akan terbentuk ketika kita melakukan kegiatan itu secara berkomitmen, konsisten, persisten, berkelanjutan, dalam waktu yang lama. Misalnya saja nih. Seorang blogger, baru bisa disebut blogger traveler kalau sudah banyak menulis tentang perjalanan di blognya. Dari sekian banyak postingan yang ada di blognya, sebagian besar adalah tentang traveling.





Jadi, kalau kita mau disebut sebagai blogger, ya harus menulis di blog secara terus menerus. Jangan setahun sekali. Berhubung sekarang ini blogger sudah menjadi profesi, maka etikanya harus diperhatikan. Kalau kita menulis di blog mendapatkan imbalan dan ada pesan sponsornya, ya harus dikerjakan itu pesannya. 


Bersikaplah profesional. Jaga hubungan baik dengan klien. Jadilah seperti kita ingin dikenal sebagai apa. Dari segi penampilan, hargai pihak pengundang atau klien. Jaga penampilan, jangan kusut. Ikuti aturan klien. Kalau dilarang membawa anak ke sebuah acara, ya jangan dibawa. Apalagi bawa keluarga. Kecuali kalau memang diperbolehkan ya. 




Baca Juga: Blogger Event antara "Cuti" dari Kantor dan ke Event Bawa Anak


Kerjakan dengan profesional semua tugas yang diberikan oleh klien. Tepati deadline, jangan molor-molor. Ya seperti orang bekerja di perusahaan saja. Untuk meningkatkan kualitas, jalin terus hubungan dengan blogger lain  melalui media sosial dan komunitas. Contohnya ya BloggerCrony ini.


Saya sendiri merasa terbantu dengan kehadiran komunitas di mana saya bisa bertemu banyak teman blogger dan mendapatkan informasi kesempatan pengembangan kualitas menulis di blog. Intinya sih, tidak ada ruginya bergabung dengan komunitas blogger.

Acara terakhir di sesi #BloggerHangout yang dibawakan oleh Anwari Batari, Editor, Trainer, & Fasilitator Bahasa dan Komunikasi, sayangnya tidak dapat saya ikuti karena sudah jam 9 malam dan anak yang saya bawa sudah mengantuk. Tapi masih ada acara keesokan paginya yang tidak kalah menarik. Ditunggu kelanjutannya yaa...  





15 comments:

  1. bagus bgt tulisanya mbak, makasih udah sharing. mga sukses selalu

    ReplyDelete
  2. Xixixi.. Seringnya yg baperan tuuuh, mba. Kadang kita nulis buat remind diri sendiri, yg baper yang lain.

    ReplyDelete
  3. Mba Hanna, thanks untuk sharingnya. Bermanfaat banget nih. Kalo aku, sama seperti mu aja deh, mau posting yang inspiratif aja, no posting tentang kebencian. Takut dipenjara jugak, hehe.

    Thanks again for poin2nya, well noted. Sayang banget aku ga bisa ikutan di acara keren Blogger Crony kemarin, euy. Tapi Alhamdulillah dapat ilmunya dari sini. :)

    ReplyDelete
  4. jangan mudah baper di medsos ya mbak..noted banget nih

    ReplyDelete
  5. Untung aku belum pernah ngereview beauty produk,muka sensitif dan jerawatan....nanti bingung ngendorsenya hehe.

    ReplyDelete
  6. Sharingnya bagus banget Mbk, makasih ya Mbk, emang nih lagi kendor semangat ngeblognya gak kayak dulu hehe

    ReplyDelete
  7. "bedakan dunia maya dan nyata" iyup mbk,masih banyak yang blm bisa membedakan di sosmed dan kehidupan nyata nya mbk.

    ReplyDelete
  8. iya deh saya gak baper hehe, sekarang lihat medsos yang bawa pesan damai aja deh, kalau ada yang negatif2 langsung lewatin

    ReplyDelete
  9. Hahaha.. Sharing-nya berguna banget ini sih.. Noted deh.. :D

    ReplyDelete
  10. Suka sekali tipsnya mba. Jangan mudah Baper :)

    ReplyDelete
  11. saya jadi terinspirasi nulis tentang baper, mbak. tfs ya.

    ReplyDelete
  12. Salah satu yang gak saya suka di medsos adalah sifat kepo hahaha beberapa kali dapat inbox gara2 nanya2 yang sedang jadi perbincangan saat ini. "Eh itu lagi rame ttg masalah x, emang si A kenapa sih..tau engga?" Hahaha.. Banyak rumpi juga, padahal rumpian lewat tulisan bahaya karena kadang beda memaknai sebuah tulisan :D

    ReplyDelete
  13. Terima kasih banyak informasinya mbak, banyak banget yang menjadi catatan buat saya. Semoga tips ini bisa membuat blogku dikenal, beserta dengan akun-akun medsos lainnya. Begitu juga buat mbak ya, semoga sukses terus, dan menginspirasi banyak orang. Salam kenal mbak, aku Yelli Blogger asal Aceh www.yellsaints.com

    ReplyDelete
  14. Wah nice artikel mbak, makin banyak cara untuk jadi seleb ya mbak sekarang hihihi. Kalau dulu seleb ya cuma di tv tapi sekarang ada selebgram, selebtwit, youtuber, blogger yang pastinya drama-drama yang ada makin beragam :D

    ReplyDelete
  15. klo lagi baper jauh2 dari sosmed, eh tapi susah, mungkin kudu banyak2 wudhu biar bapernya hilang

    trus aku kurang wudhu trus baper lol

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....