Thursday, September 7, 2017

Kisah Suami Bunuh Istri Saat Rumah Menjadi "Semanis" Neraka

Suami istri psikopat. Foto: Yes Movie

"Lama-kelamaan, dia menyadari bahwa istrinya seorang psikopat. Sebelum dia yang dibunuh oleh istrinya, dia memutuskan untuk membunuh istrinya lebih dulu."

Merasa familiar dengan kutipan kalimat di atas? Time Line Facebook saya sedang ramai dengan berita suami membunuh istri. Awalnya, semua orang mengutuk tindakan negatif suaminya. Tapi setelah rekaman suara pertengkaran suami istri itu beredar, sebagian besar netizen berbalik mengutuk sang istri yang sudah dikubur.


Sebenarnya kita tidak ada yang benar-benar tahu kejadian sesungguhnya. Hanya suami pembunuh itu yang bisa membela diri. Korban, si istri, sudah meninggal dunia. Rekaman suara masih harus dibuktikan kebenarannya di pengadilan dan itu prosesnya masih panjang, tapi sudah banyak orang yang mengambil kesimpulan.

Bagi yang penasaran saya sedang ngomongin apa sih? Itu lho pembunuhan seorang karyawan BNN yang diduga dilakukan oleh suaminya sendiri. Korban dibunuh dengan cara ditembak sesaat sebelum salat Idul Adha. Sang suami yang melarikan diri ke Batam, telah ditangkap. Tak lama, kakak sang suami seolah mencoba meringankan hukuman adiknya, membeberkan alasan mengapa adiknya sampai gelap mata.

Konon menurut cerita dari kakak pembunuh (yang berarti baru dari satu pihak), korban sering melakukan KDRT kepada suaminya sendiri dengan cara memukul dan memaki. Kakak pembunuh memberikan rekaman suara pertengkaran antara korban dan suaminya yang bisa didengarkan sendiri di YouTube.

Di rekaman itu, korban menuntut harta macam-macam kepada suaminya sambil memaki dengan nama binatang dan memukul-mukul suaminya. Bagaimana rekaman suara itu ada? Suaminya sengaja merekam sebagai bukti untuk keluarganya, karena dia tak dipercaya saat mengadu bahwa istrinya sering melakukan KDRT.

Ya, di dalam masyarakat kita kan seringnya suami yang melakukan KDRT, padahal tak menutup kemungkinan istri juga bisa. Masih menurut kakak si pembunuh, adiknya itu tertekan selama menikah dengan korban yang materialistis, bahkan harus berobat ke dokter jiwa. Sang adik sudah disuruh menceraikan istrinya tapi tidak mau karena sangat mencintai istrinya. Sampai terjadilah peristiwa mengenaskan itu.

Kalau menelusuri cerita teman-teman dekat korban, baik teman sekolah maupun teman kantor, tidak ada yang negatif. Semua memuji korban sebagai sosok yang hangat, baik, ramah, dan tidak pernah berkata kasar. Nah lho, jadi bingung kan siapa yang salah sebenarnya? Suami atau istri? Tindakan suami sudah tentu salah. Pembunuhan termasuk dosa besar. Tapi alasan mengapa pelaku sampai membunuh itulah yang masih ditelusuri. Benarkah istrinya melakukan KDRT? Dan mengapa ada begitu banyak kasus suami yang membunuh istrinya?

Menikah dan berumah tangga memang susah-susah gampang. Butuh kesiapan mental dan rohani, karena menyatukan dua perbedaan dan dua keinginan yang saling menuntut ingin dipenuhi. Rumah tangga yang sehat harus dipupuk setiap hari. Kalau konflik kecil dibiarkan akan menjadi bara yang siap membakar rumah itu sewaktu-waktu. Yang terparah ya suami membunuh istri atau sebaliknya. Ngeri kan? Dari cinta jadi benci mati-matian.


Sebenarnya kasus seperti ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu kala. Saya masih ingat saat membaca kasus serupa dan alasan suami membunuh istrinya. Suami tak tahan dengan ucapan istri yang membuat sakit hati. Apakah benar suami bisa tertekan sampai gelap mata jika terus mendengar ucapan istri yang membuat sakit hati? Ini mengingatkan saya pada film Home Sweet Hell yang sudah lama mau saya tulis ulasannya tapi baru sekarang terwujud.

Seperti biasa, kalau mengulas film dan buku, saya lebih banyak membicarakan soal pesan moralnya. Saya memang bisa terkesan dari sebuah film karena pesan yang ingin disampaikan. Jadi kalau soal akting pemain, setting, dsb, tidak menjadi fokus perhatian saya. Pesan film Home Sweet Hell ini bisa kita (suami-istri) jadikan pedoman agar rumah tidak menjadi "semanis" neraka sehingga suami terpaksa membunuh istrinya.

Mengapa suami yang membunuh istri? Karena jarang ada kasus istri yang membunuh suami. Dari segi fisik, sudah tentu fisik istri kalah kuat dari suami. Dari segi perasaan pun, walaupun istri suka memaki-maki suami, tapi kalau disuruh membunuh suaminya pasti tidak tega.

Suami yang kelihatannya takut sama istri tapi ternyata bisa membunuh istrinya. Foto: Rotten Tomatoes

Jadi, film ini sudah diproduksi tahun 2015, film lawas yang saya tonton sudah lama juga saat masih berlangganan teve kabel. Berkisah tentang Don, seorang pemilik toko yang berselingkuh dengan pegawainya, Dusty. Istrinya, Mona, mengetahui perselingkuhan itu dan meminta Don untuk membunuh Dusty agar rumah tangga mereka tetap terlihat ideal.

Sudah tentu Don tidak mau membunuh Dusty, apalagi Dusty mengaku sudah hamil. Dusty ini sebenarnya orang bayaran yang disuruh memeras Don. Mona, dengan sikap intimidasinya, memaksa Don untuk membius Dusty (kalau suaminya tidak mau membunuh sendiri). Don pun terpaksa membius Dusty, lalu membawa selingkuhannya itu kepada istrinya.

Don memang mengalah kepada istrinya karena istrinya sangat berkuasa dan intimidatif. Dari segi ekonomi, istrinya juga yang berhasil membangun perekonomian rumah tangga mereka sehingga bisa punya usaha sendiri dan sukses. Mona sering mengulang-ulang ucapan bahwa tanpa dirinya, Don bukanlah siapa-siapa. Dengan kata lain, Mona juga punya lidah yang tajam.

Don menyaksikan sendiri kekejaman Mona kepada Dusty. Ketika Dusty tersadar dari pingsan, Mona langsung memukul kepalanya hingga pingsan lagi. Kemudian Mona memutilasi Dusty, dan satu kalimat yang saya ingat, "Tuh kan benar dia tidak hamil. Dia cuma ingin memerasmu."

Don sampai mual dan muntah melihat istrinya membunuh Dusty. Dari situ Don yakin istrinya seorang psikopat. Don mencoba bertanya mengapa istrinya bersikap kejam? Apakah ada didikan yang salah dari orangtua? Tapi jawaban Mona hanya isyarat agar Don tidak menanyakan itu lagi kalau tidak mau menjadi korban berikutnya dari pisau yang dia pegang. Don ngeri melihat sikap istrinya.

Karakter Don diperlihatkan sebagai suami yang tampan, baik, dan penurut kepada istrinya. Sampai-sampai Don tidak punya keberanian melawan istrinya (tapi berani selingkuh). Selingkuh, bagi suami, kadang-kadang hanya pelarian karena sudah "malas" dengan istrinya. Cerai tak mau, langgeng juga segan.

Karakter Mona sebagai istri, adalah seorang istri yang terlihat baik di depan umum. Sikapnya elegan, ramah, walaupun sebenarnya yang tersimpan di hatinya adalah monster. Tindakan monster itu pertama ditunjukkan ketika anjing tetangga masuk ke rumah mereka. Mona mengembalikan anjing itu dengan senyum ramah kepada tetangganya sambil meminta baik-baik agar anjingnya dijaga jangan sampai masuk ke rumahnya lagi.

Wajah istri yang terlihat bengis, tapi justru dialah korbannya. Foto: Hollywood Reporter

Tapi, keesokan harinya, anjing itu masuk lagi ke rumah mereka. Si pemilik mencari-cari tak ketemu. Don yang menemukan anjing itu sudah ada di lemari es mereka. Beku dan mati dong pastinya. Siapa yang membunuh anjing itu? Si pemilik senyum ramah, istrinya sendiri.

Eh, udah pada capek belum sih baca cerita ini? Nggak terasa udah panjang juga ya. Berhubung saya mau ambil pesan moralnya, jadi ulasan filmnya juga spoiler ya. Trus, endingnya gimana? Ya seperti di judul tulisan ini dan kasus yang sedang booming. Don membunuh Mona dengan sebuah cara yang halus sekali sampai nggak ketahuan setelah melihat sikap psiko Mona akan diturunkan ke anak-anaknya. 

Menonton film ini saja saya yakin kita akan terbagi dua: kubu Don dan kubu Mona. Kubu Don menyalahkan Mona yang psiko, tega memutilasi anjing dan Dusty, juga mengajarkan sikap psiko ke anak-anaknya. Udah pantaslah kalau Mona dibunuh. Daripada nanti Mona membunuh orang lain lagi atau suaminya sendiri yang terbunuh. Ya kan. 

Kubu Mona, menyalahkan Don yang selingkuh. Lagian kenapa selingkuh? Jadi suami kok nggak becus. Don tetap harus dipenjara dong karena dia sudah membunuh Mona. Mona nggak bisa membela diri lagi karena sudah meninggal. Pokoknya yang namanya pembunuh ya pembunuh. 

Terasa nggak sih kalau film ini ada kemiripan dengan kasus karyawan BNN di atas yang dibunuh suaminya? Jagat Maya juga terbagi dua kubu. Kubu korban dan kubu pembunuh. Kubu korban bilang, suaminya tetap aja salah. Walaupun istri kasar ya nggak harus dibunuhlah. Ceraikan saja, kan beres. Lagian udah tau nggak mampu kok berani nikahin perempuan cantik. Perempuan cantik kan emang begitu, banyak kebutuhannya. 

Kubu pembunuh beralasan, wajarlah suami bunuh istri wong istrinya mengerikan begitu. Istri kok nggak punya rasa hormat ke suami, materialistis, memaki dan memukuli suami. Istri kayak gitu emang bagusnya ditembak saja. Komen-komen ini saya baca lho ya di setiap berita yang memuat kasus ini. Saya jadi ikutan bingung. Sumpah. Ini yang salah siapa ya? 

Agar rumah tangga tidak menjadi semanis neraka, sepertinya kita harus belajar dari kedua kasus ini. Insya Allah pernikahan itu sampai ke surga, tapi bukan berarti dengan saling membunuh ya.

Baca Juga: Aku Ingin Masuk Surga Bersamamu 

Dari sisi suami: 
  1. Tidak ada istri yang mau diselingkuhi. Istri lebih tega kepada selingkuhan suaminya. Siapa yang tahu kan kalau ternyata istri punya sikap psiko di balik wajah manisnya? Pada kasus karyawan BNN juga ada dugaan si pembunuh itu punya selingkuhan tapi entah bagaimana kebenarannya. Berselingkuh juga menjadi banyak penyebab dari perpecahan rumah tangga. 
  2. Berkaca dari Rasulullah Muhammad Saw ketika beberapa istrinya meminta harta yang berlebih, Rasulullah menyuruh istrinya memilih: dirinya atau harta? Kalau masih ingin bersama Rasulullah, maka tahanlah keinginan terhadap harta dunia. Kalau memilih harta, maka Rasulullah akan menceraikan istri-istrinya. Itu bukan berarti Rasulullah tidak mampu memberikan harga yang diinginkan oleh para istrinya, karena beliau seorang pemimpin negara pastinya memiliki banyak harta. Tetapi, Rasulullah tidak mau istri-istrinya menjadi orang yang berlebihan dalam harta. Rasulullah tidak takut menceraikan istri-istrinya kalau mereka menginginkan harga yang banyak. Terbukti kan sekarang ini banyak suami yang mau korupsi karena memenuhi tuntutan hidup mewah dari istrinya? Suami jadi harus tegas dan berani mengajari istri bersikap qanaah (merasa puas dengan rejeki yang ada). 
  3. Belajarlah dari sikap Umar Ra, seorang sahabat Rasul yang dulunya kejam sebelum hidayah Allah menyapa. Setelah menikah, Umar diam saja mendengar istrinya marah-marah. Tidak balas marah atau memukul, apalagi membunuh. Sampai salah seorang sahabatnya bertanya mengapa Umar diam saja dimarahi istri. Umar hanya menjawab ringan, bahwa istrinya sedang lelah jadi wajar marah-marah. Biarkan saja istri marah-marah, nggak usah terpicu. Sanggupkah para suami meniru Umar? Karena bagaimanapun seorang istri telah melayani suami, terlebih kalau sudah punya anak. 
  4. Suami adalah imam yang wajib membimbing keluarga. Menjadi pemimpin tidaklah mudah, karena itu harus diperkuat dengan ibadah kepada Allah. Jangan lalai dari mengingat Allah agar tidak sampai gelap mata menganiaya istri atau anak-anak. 
Dari sisi istri: 
  1. Keburukan wanita ada pada lidahnya, karena lidah wanita itu tajam. Kecenderungannya wanita juga banyak bicara. Sesuatu yang sudah dari sananya itu harus dikelola dengan baik, apalagi kepada suami. Semarah apa pun, tahan bicara. Jangan sampai memaki dan menghina suami. Sudah banyak kasus suami bunuh istri karena lidah istri. 
  2. Suami yang sering mendapatkan tekanan dari istri, baik secara fisik maupun psikis, akan menumpuk di dalam jiwanya dan menyebabkan gelap mata. Apalagi kalau suami terlihat pendiam di luar, artinya dia menyimpan semua tekanan itu di hati dan lama-lama meledak. Intinya mah, istri jangan sering menekan suami. Kelihatannya suami diam saja tapi kita tidak tahu yang tersimpan di hatinya. 
  3. Belajar bersikap qanaah (merasa puas) dalam menerima pemberian suami, walaupun ini sulit karena sudah dasarnya istri menyukai kemewahan. Kecenderungannya kita jadi melupakan pemberian suami dan selalu menilai pemberian suami itu kecil. Dengan kata lain, tidak bersyukur. 

Jika salah satu pihak tidak ada yang mau berubah dan tetap menyimpan bara dalam sekam, perceraian di dalam Islam diperbolehkan untuk menghindar dari mudhorot yang lebih besar, karena untuk perubahan itu butuh kesabaran dan kesediaan dari kedua belah pihak. Semoga saja pernikahan kita selalu dijaga Allah sampai ke surga. Aamiin.


31 comments:

  1. semoga kasus seperti ini tidak terjadi lagi ya bunda...

    ReplyDelete
  2. Ngeri beritanya ya Mbak. Semoga jangan sampai kita dan keluarga sampai begitu. Saya jadi belajar lagi kasus seperti ini.

    ReplyDelete
  3. Duh serem bgt ya mba, mending divorce drpd bunuh bunuhan ya..

    ReplyDelete
  4. Ngeri ya pernikahan seperti itu. Semoga jangan terulang lagi kejadian yang sama

    ReplyDelete
  5. Semoga sebelum bertindak kejahatan, apalagi pada pasangan, lebih baik rundingkan keluarga. Suka sedih lihat anak-anaknya yang nanti akan menanggung beban moral dari kejadian orangtuanya

    ReplyDelete
  6. Hiii.. amit-amit ya ada yang kaya gitu... semoga dijauhkaaaannn... aamiin

    ReplyDelete
  7. Ulasan yang bagus sekali, sekaligus sbg pengingat diri sendiri jangan terlalu bawel sm suami dan harus banyak bersyukur. Hehe... Salam kenal

    ReplyDelete
  8. Aku jadi pingin nonton filmnyaaa.. Sadis, sih, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil ternyata ya mba Leyla..

    ReplyDelete
  9. Kudu super hati2 sejak awal memilih jodoh, harus banyak shalat istikharah supaya terhindar dapat jodoh yang error jiwanya😊

    ReplyDelete
  10. Bagus banget ceritanya aku sampe termehek-mehek bacanya

    ReplyDelete
  11. hikz semacam ditegur, aku cerewet banget soalnya, termasuk kalo lagi lelah

    ReplyDelete
  12. Baru tau kasus yang lagi ramai setelah baca ini. Tapi, ada kasus lidah suami lebih tajam, sehingga istri jadi dendam.

    ReplyDelete
  13. harus sama2 menyikapinya, siapa nakhodabukan lagi masalah saat ini asal bisasaling menerima

    ReplyDelete
  14. Sy termasuk suka bawel tp untunglah bukan marah2 sm suami apalagi pake kata kasar dsb ...bawel ngeluh rumah berantakan sm cucian banyak hehehhe lebih baik ngeluh dm suami kan ya dr pada sama tetangga . Krn istri sebenarnya cuma mau didengerin kadang ga butuh solusi eh jd curcol wkwkw intinya kata2 kasar n tajam bisa mmebuat dendam krn merasa terhina dan dilecehkan

    ReplyDelete
  15. Mbak Leyla, tulisannya bagus. Aku milih untuk nggak nyalahin aja. Better aku belajar aja biar nggak jadi istri resek gitu huhu.

    ReplyDelete
  16. Benar2 peristiwa yang menggetarkan hati ya mba..

    Kalau pendapat saya pribadi siy, bagaimanapun kesalahan istri rasanya tidak pantas dia harus dibunuh juga

    bercerai baik-baik mgkn adalah solusi..sayang semua sudah terjadi..

    naudzubillahimin dzalik

    ReplyDelete
  17. aku bukan kubu mana2. tapi cukup tercengang waktu denger "rekaman suara" istrinya itu, kirain dialog yg begitu adanya cuma di sinetron -__- asli gak kebayang sih segitunya.. menurut saya suami dan istri ini sama2 punya masalah kejiwaan. bukannya saya bilang gila loh ya! tapi kesehatan jiwanya terganggu. dan tanpa kita sadari, berbagai tekanan hidup bs bikin siapapun terganggu kesehatan jiwanya, termasuk saya dan Anda. jd perlu selalu sadar akan kesehatan jiwa, dekatkan diri pd Tuhan, jgn ragu utk berbagi keluh kesah dgn org yg dipercaya, bahkan konsultasi dan berobat ke psikiater klo dirasa perlu. semoga banyak yg baca tulisan ini bisa stop blaming others, dan lebih peduli pd kesehatan jiwa kita dan keluarga.

    ReplyDelete
  18. Jadi penasaran sama filmnya. Semoga keluarga kita dilindungi Allah SWT dari hal hal kaya gini. Pondasi agama dlm RT jadi pelindung.

    ReplyDelete
  19. Ya ampun saya kok jadi ngeri baca review filmnya, mbak

    ReplyDelete
  20. Semoga kita dapat belajar dr kasus pembunuhan pegawai BNN itu ya mak..Semoga terkuak kebenarnya

    ReplyDelete
  21. makasih infonya. semoga kit aselelau hidup berbahagia dalam rumah tangga kita masing2 ya.a min

    ReplyDelete
  22. Kalo cerai walau berpisah anak masih punya mama dan papa, kalo suami bunuh istri atau sebaliknya, anak korbannya, ibu udah meninggal, Bapak masuk penjara,hendaknya klo ingin berbuat dipikirkan baik2 apalagi sdh punya anak

    ReplyDelete
  23. Saya juga berpikir mending dicerai daripada dibunuh, kalau udah ga cocok ya ngapain, kalau dibunuh malah dosa besar kan.

    ReplyDelete
  24. Sedih kalau dengar cerita itu. :( Kok bisa melakukan itu? Kok tega? :'D

    ReplyDelete
  25. Dari sisi suami ada 4, sisi istri cuma 3, hehe setujuu..:p Kalau merasa ngk cocok, mungkin lebih baik cerai daripada berakhir dengan pembunuhan, seram.

    ReplyDelete
  26. tidak ingin ikut2an menyalahkan atau membela salah satu pihak krn kita tidak tahu yg sebenarnya ya mba. tp bener kata mba leyla urusan rmh tangga sama sekali gak simpel
    komunikasi penting banget tp memang iman masing2 pasangan ya juga harus sm kuat supaya saat salah satu down/keluar batas yg lain bs imbangi, saling menajaga lah istilahnya

    ReplyDelete
  27. Semuanya balik lagi pada niat awal untuk menikah karena Allah. Dan hal yang harus lakukan juga komunikasi antara suami dan istri terbuka dengan baik

    ReplyDelete
  28. Nauzubillah....serem banget bagian memutilasi selingkuhan hiyyyy

    ReplyDelete
  29. Detail, lengkap.
    Dari permasalahan yg sedang viral dan mirip kisah film sampai pesan moral berumah tangga
    Inspiratif
    Sekali postingannya meski panjang. Saya tuntas membacanya

    ReplyDelete
  30. Serba salah juga ya untuk menilai kasus diatas, diantara film dan kejadian nyata cerita diatas memang menunjukan bahwa sang istrinya itu monster. Tindakan sang suami juga dianggap biadab krn telah serta merta membunuhnya. Jd intinya dr kejadian tersebut, nafsu setan telah menguasai keduanya. A'udzubillahhimindzalik semoga tidak terjadi pada diri kita ya mba. Kayaknya seru itu filmnya jd pemgen nonton. Hehe....

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....