Sunday, September 10, 2017

Puncak Darajat, Renang di Air Panas Berselimut Kabut




Bagaimana rasanya berenang tanpa penglihatan maksimal karena tertutup uap air dan kabut? Di Puncak Darajat, Garut, saya mengalami pengalaman berenang yang lain dari biasanya. 



Saya pertama kali ke Darajat bertahun lalu. Lokasinya cukup jauh dari rumah mertua, jadi selama 10 tahun menikah dengan orang Garut, baru dua kali ke Darajat. Soalnya kalau cuma mau berenang air hangat, kami bisa ke pemandian air panas di Cipanas yang lebih dekat dengan pusat kota. 
Lalu, untuk apa ke Darajat? Semata ingin mendapatkan pengalaman berbeda. Memang, rasanya luar biasa. Selain perjalanan yang panjang dan mendaki gunung, kami juga disuguhi pemandangan alam cantik dan alami dengan udara yang sejuk. Semakin menuju ke atas, jalanan tertutup kabut tipis. 

Perjalanan naik ke atas Puncak Darajat

Saat pertama ke Darajat, kami datang di luar musim liburan, jadi kolam renangnya sepi seolah-olah hanya keluarga kami yang berenang. Ada 3 keluarga, saya dan keluarga adik ipar. Pokoknya kami ramai-ramai liburan ke Darajat.

Udara dingin langsung terasa, kabut menghalangi pemandangan. Apalagi setelah masuk ke kolam renang. Perpaduan antara kabut dan uap air panas membuat saya kesulitan melihat. Sebenarnya itu agak mengurangi keasyikan berenang karena khawatir menabrak orang. Untungnya tidak sampai tabrak-tabrakan. 

Sudah cukup pengalaman pertama itu. Lepas Idul Fitri kemarin, saya dan keluarga kembali datang ke Darajat. Rupanya kami salah memilih hari. Namanya juga sedang liburan, kolam renangnya penuuuuh.... Oya, kira-kira kami menghabiskan waktu 2 jam perjalanan dari Kota Garut ke Puncak Darajat. 

Performa mesin mobil harus prima karena perjalanan menanjak. Siapkan juga kantong plastik untuk muntah, mana tahu ada yang pusing (biasanya anak-anak) karena jalanan meliuk-liuk dan mendaki ke atas gunung. Dan benar saja, sampai di lokasi, Ismail muntah di mobil! Memang kami membawa kantong plastik, tapi tidak sempat digunakan sudah keburu muntah.

Perjalanan kali ini juga dihiasi dengan macet saat melewati pasar. Sampai kue lebaran yang dibawa untuk bekal pun habis. Dari sini sudah terbaca banyak wisatawan lokal yang juga akan menuju ke Darajat. Terlihat dari plat nomor kendaraan B dan D. Rata-rata pengunjung yang datang ke Garut memang dari Jakarta dan Bandung. 

Dari depan pintu masuk saja sudah terlihat pengunjung membludak. Kami menghadapi pos penjaga dan membayar tiket yang sepertinya tidak adil karena tarif dewasa dan anak-anak disamakan. Rupanya kalau hari biasa, tarifnya berbeda. Mungkin karena hari libur jadi aji mumpung. Untuk 6 orang dengan 2 orang dewasa dan 4 orang anak-anak, dikenakan tarif Rp 180.000. 

Tiket masuk

Untungnya, walaupun banyak pengunjung, lahan parkirnya luas dan mobil kami bisa parkir. Lokasi kolam renang itu juga dilengkapi dengan fasilitas bermain seperti flying fox dan jenis permainan lain yang saya lupa namanya deh. Kalau mau mencoba permainan itu harus membayar tiket lagi, tapi harganya relatif terjangkau. Seperti Flying Fox per anak Rp 15.000. 

Duh, salah pilih waktu kedatangan bikin renangnya kurang maksimal. Terlalu banyak orang di dalam kolam renang. Kami sama sekali tidak bisa berenang, hanya berendam. Jumlah kolamnya sih banyak, tapi tetap tidak bisa memenuhi jumlah pengunjung. Airnya jadi tidak terlalu hangat. 

Penuh, tidak ada pemandangan bagus untuk difoto

Belum lagi saat akan mandi, kamar mandinya antri panjang. Sebagai pengingat saja, ke depannya kami tidak akan ke Darajat saat musim liburan. Mungkin di hari biasa lebih enak seperti dulu, kolam renang kosong seperti milik sendiri. 

Anak-anak sih tetap senang berenang di tengah banyaknya orang. Kalau saja bukan karena udaranya yang dingin menggigit, mungkin mereka akan betah. Masalahnya, kalau keluar dari kolam renang dalam keadaan basah, langsung deh itu badan jadi menggigil karena udara dingin. 

Pada kedatangan kedua ini, kabutnya tidak setebal dulu. Kata suami sih, karena kolam renang yang kami pilih ini lokasinya masih di bawah, bukan di atas seperti yang dulu. Jadi kami masih kurang naik ke atas. Selesai renang, kami makan bersama dengan makanan yang dibawa dari rumah. Di lokasi juga ada penjual makanan dan harganya standar lah, seperti Pop Mie rebus Rp 10.000. 

Sekitar Zuhur, kami mengakhiri berenang. Anak-anak mau mencoba Flying Fox dulu karena sudah lama mau tapi belum dikabulkan. Daripada penasaran, sementara yang lain sudah masuk ke mobil, saya mengantar anak-anak mencoba Flying Fox. 

Ternyata petugasnya sedang istirahat, karena sudah jam 12 siang. Anak-anak harus menunggu sampai petugasnya kembali. Yang tidak sabar sih keluarga yang sudah ada di mobil. Kami datang dengan dua mobil. Satu mobil pun pulang duluan. Tinggal saya dan keluarga sendiri. Alhamdulillah, keinginan anak-anak tercapai. Mencoba Flying Fox. 


Anak-anak terlihat bersemangat, justru saya yang deg-degan melihat anak-anak dipakaikan tali pengaman. Kami mendengarkan perbincangan orang lain yang juga ingin mencoba Flying Fox. Mereka khawatir dengan keselamatannya karena harga tiketnya yang murah. 



Alhamdulillah, anak-anak bisa meluncur ke bawah dengan selamat. Mereka bahkan ketagihan dan ingin mencoba lagi. Sayangnya, kami harus pulang. Mudah-mudahan nanti kalau ada rejeki, bisa mampir ke sini lagi. 

Liburan seperti ini bisa menjadi salah satu aktivitas fisik juga untuk anak-anak. Kalau di rumah saja, mereka bisa-bisa hanya bermain game di smartphone sampai saya harus sering marah karena rebutan handphone dengan anak-anak. Dengan liburan yang penuh kegiatan, mereka jadi tidak sempat memegang smartphone. Kalau orangtuanya sih masih sempat foto-foto dan video hehe....

Baca Juga: Amankan Data di Smartphone dari Anak-anak dengan Gadget Ini


15 comments:

  1. Lho mak kok kita gak ketemu sih, aku habis lebaran juga ke Darajat. Eeaaa...
    Asli penuh banget yah kalau lagi musim liburan, kolam renangnya kelihatan kayak cendol. Aku sebelnya tuh ruang gantinya dikit, pas antri gitu anakku udah menggigil kedinginan hebat. Jadi sediiih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah jangan2 bareng ya, tapi susah ketemunya karena memang penuh banget ya. Jangan2 malah kita pernah senggolan di kolam wkwk

      Delete
  2. Langsung fokus ke foto jalan ke arah Puncak Darajat Mb. Sayang banyak sampahnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, memang sih kalau di Garut itu jalan menuju tempat wisatanya sering ada banyak sampah.

      Delete
  3. kayaknya kalau pas libur gitu ga jadi opsi ya mba

    ReplyDelete
  4. kolam renangnya rameeee. tapi gpplah namanya juga tempak liburan ya mak, murmer juga. flying fox aja 25rb disini bisa 50 sekali -___-

    ReplyDelete
  5. seru ya liburannya, kalau gak terlalu rame mungkin bakal lebih apdol

    ReplyDelete
  6. kayak dawet pengunjungnya banyak bener
    tapi memang pas liburan ya

    ReplyDelete
  7. Brati kalo kesana pas hari biasa ya biar g bejubel

    ReplyDelete
  8. Seneng banget emang main ke Derajat Pass... saya pengen ke sana lagi :)
    Airnya panas banget.

    ReplyDelete
  9. puncak darajat,wah asyik tuh, udaranya dingin mbak. saya dah pernah kesana satu kali.

    ReplyDelete
  10. waah pemandangannya baguuus yaa
    kalo sepanjang perjalanan nya ada pemandangan indah begitu, pasti gak bosen

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....