Instagram Teuku Wisnu. |
Poligami menjadi isu yang seksi untuk diangkat, terutama bila dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan agama. Di kalangan ustaz dan para pria anggota pengajiannya pun, poligami menjadi bahan candaan yang serius. "Kapan antum taadud?" adalah pertanyaan yang sering dilontarkan, dan kerap kali ditanggapi dengan sungguh-sungguh.
Mengapa tidak? Poligami toh dibolehkan. Asal para suami ingat, bila mereka tidak sanggup berbuat adil kepada istri-istrinya, maka mereka kelak akan berjalan miring di hari kiamat. Sama seperti pertanyaan, "kapan antum nikah?", pertanyaan "kapan antum taadud (menikah lagi)?" juga sering dilontarkan ustaz dan anggota pengajiannya lho.
Ah, yang benar? Suami saya sih belum pernah ditanya seperti itu, karena ustaznya belum berpoligami. Nah, seorang teman saya dulu, saat baru dua bulan menikah, sudah digoda oleh suaminya. Suaminya sering ditanya oleh ustaznya yang sudah poligami, "kapan antum taadud?"
Sungguh lucu ya, sudah nikah eh ditanya kapan nikah lagi. Begitulah kenyataannya. Seperti Teuku Wisnu pun sering digoda kapan menikah lagi, terutama setelah Wisnu mengikuti salah satu aliran yang menyebut kelompoknya sebagai aliran sunnah. Sepengetahuan saya, asal kata "Sunnah" itu karena mereka mengikuti semua perilaku yang disunnahkan (dicontohkan) oleh Nabi Muhammad SAW, salah satunya poligami.
Nabi Muhammad SAW memang memiliki banyak istri. Permasalahannya adalah ketika poligami dikampanyekan dengan alasan sunah dan untuk kebaikan. Terjadi pro dan kontra di masyarakat kita dengan mayoritas pernikahan monogami. Poligami yang pengertiannya lebih ditujukan kepada suami yang memiliki beberapa orang istri (maksimal 4), hukumnya BOLEH. Di dalam Islam, seorang lelaki memang dibolehkan menikahi sampai 4 orang wanita. Hukum ini bisa berbeda-beda penafsirannya.
Aliran sunnah mengatakan poligami itu sunah karena dilakukan oleh Rasulullah Saw. Semua yang dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah sunah Nabi. Kalau ditinggalkan tidak mengapa, kalau dikerjakan mendapatkan pahala. Sama halnya dengan salat sunah dan puasa sunah. Tentunya dengan hukum yang sunah ini membuat para lelaki bersemangat melakukannya. Ya, kalau dikerjakan akan mendapatkan pahala. Itu mengapa mereka suka bertanya "kapan antum taadud?" Mungkin tujuannya menyemangati rekannya agar berbondong-bondong melakukan amalan sunah poligami.
Itu juga mengapa mereka punya kalimat pamungkas untuk membujuk istrinya agar mau dipoligami, "Terimalah, surga balasannya." Selama saya belajar agama, saya belum pernah menemukan hadist atau ayat Al Quran yang mengatakan, "jika seorang istri menerima suaminya berpoligami, maka akan masuk surga." Tolong beritahu saya jika memang dalilnya ada. Dalil poligami yang saya temukan hanya ini,
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat daripada tidak berbuat aniaya." (QS An Nisa: 3).
Ayat Al Quran tersebutlah yang digunakan oleh pihak pro maupun kontra poligami. Yang pro umumnya mengatakan, poligami itu boleh asal adil dan adil itu hanya adil lahiriah (maksudnya dalam pembagian nafkah), karena tidak ada orang yang bisa adil secara batin. Rasulullah Saw pun memiliki rasa cinta yang berbeda-beda terhadap istri-istrinya. Aisyah Ra adalah istri yang paling dicintai, setelah Khadijah.
Sedangkan yang kontra mengatakan bahwa tidak ada lelaki yang bisa adil. Jadi, daripada berbuat aniaya terhadap istri-istrinya, ya lebih baik menikah dengan satu istri saja. Poligami hanyalah pintu darurat yang dilakukan bila terpaksa, seperti istri tinggal berjauhan dan tidak dapat melayani suami, tidak memiliki anak (istri mandul), istri sakit berat dan menahun, dan lain-lain.
Sebagai contoh, ada seorang istri yang tidak mau ikut suaminya bekerja di luar Jawa. Istrinya ini memilih tinggal berjauhan dengan suaminya. Tentu saja sang istri tidak bisa melayani kebutuhan suaminya. Soal makan dan pakaian, laki-laki masih bisa mengurus sendiri. Beli makan atau masak sendiri. Tapi, kebutuhan biologis?
Baca Juga: Manjakan Suami dengan Cara Ini!
Saya heran kalau ada istri yang tidak bisa memahami kebutuhan biologis suaminya. Sejak belum menikah, saya sudah diceritakan oleh teman yang sudah menikah bahwa suami itu harus dilayani kebutuhan biologisnya minimal seminggu sekali karena bisa membuat sakit badan dan pusing kepala (kalau tidak dilayani).
Setelah menikah, saya pun akhirnya mengerti. Jadi, kalau seorang istri mampu melayani kebutuhan biologis suaminya, poligami masih bisa dikesampingkan. Ibadah lain masih menunggu gitu lho. Lain halnya jika istri tidak bisa melayani kebutuhan biologis suaminya, seperti istri yang tidak mau ikut suaminya bekerja di luar Jawa itu.
Padahal, suami bekerja di sana bukan setahun dua tahun, melainkan selamanya. Akhirnya sang suami menikah lagi dengan gadis asli sana. Sang istri yang memilih tidak mau dipoligami pun meminta diceraikan. Kini mereka sudah bercerai. Korbannya adalah anak yang tinggal berjauhan dengan bapaknya.
Kalau LDR setahun dua tahun? Pada dasarnya itu membutuhkan perjanjian yang kuat di antara suami istri. Jika suami sanggup menahan kebutuhan biologisnya selama setahun dua tahun ya silakan saja. Suami harus memegang janjinya menyanggupi LDR ini, salah satunya ya menahan kebutuhan biologisnya. Tidak berselingkuh dan poligami, terlebih bila istri tidak punya pilihan untuk ikut ke tempat kerja suami.
Bila mengikuti teladan Nabi Muhammad Saw, setiap beliau bepergian untuk berperang, beliau akan mengundi istri-istrinya untuk memilih istri mana yang akan menyertainya. Itu artinya, beliau selalu membawa satu istri saat pergi ke mana saja. Tapi di masa sekarang ini, kedudukan yang setara antara suami dan istri membuat istri juga punya kesempatan meraih pendidikan dan bekerja di tempat yang jauh dari rumahnya. Alias, istri yang pergi meninggalkan suaminya.
Semua dikembalikan ke perjanjian antara suami istri tersebut, asalkan keduanya ikhlas menanggung risiko dari tinggal berjauhan. Toh, hanya setahun dua tahun. Lain halnya kalau seumur hidup, yang namanya rumah tangga tidak bisa dilakukan dengan modal chatting dan telepon saja kan. Maka seperti kasus di atas, istri harus ikhlas saat suami berpoligami karena istri tidak mau diboyong ke tempat tinggal suaminya.
Nah, balik lagi hubungannya ke Teuku Wisnu. Berita tentang poligami memang berita yang banyak menarik perhatian orang. Lihat saja contoh terbaru, berita poligami Opick yang heboh dan dibicarakan di mana-mana.
Sebagai contoh, ada seorang istri yang tidak mau ikut suaminya bekerja di luar Jawa. Istrinya ini memilih tinggal berjauhan dengan suaminya. Tentu saja sang istri tidak bisa melayani kebutuhan suaminya. Soal makan dan pakaian, laki-laki masih bisa mengurus sendiri. Beli makan atau masak sendiri. Tapi, kebutuhan biologis?
Baca Juga: Manjakan Suami dengan Cara Ini!
Saya heran kalau ada istri yang tidak bisa memahami kebutuhan biologis suaminya. Sejak belum menikah, saya sudah diceritakan oleh teman yang sudah menikah bahwa suami itu harus dilayani kebutuhan biologisnya minimal seminggu sekali karena bisa membuat sakit badan dan pusing kepala (kalau tidak dilayani).
Setelah menikah, saya pun akhirnya mengerti. Jadi, kalau seorang istri mampu melayani kebutuhan biologis suaminya, poligami masih bisa dikesampingkan. Ibadah lain masih menunggu gitu lho. Lain halnya jika istri tidak bisa melayani kebutuhan biologis suaminya, seperti istri yang tidak mau ikut suaminya bekerja di luar Jawa itu.
Padahal, suami bekerja di sana bukan setahun dua tahun, melainkan selamanya. Akhirnya sang suami menikah lagi dengan gadis asli sana. Sang istri yang memilih tidak mau dipoligami pun meminta diceraikan. Kini mereka sudah bercerai. Korbannya adalah anak yang tinggal berjauhan dengan bapaknya.
Kalau LDR setahun dua tahun? Pada dasarnya itu membutuhkan perjanjian yang kuat di antara suami istri. Jika suami sanggup menahan kebutuhan biologisnya selama setahun dua tahun ya silakan saja. Suami harus memegang janjinya menyanggupi LDR ini, salah satunya ya menahan kebutuhan biologisnya. Tidak berselingkuh dan poligami, terlebih bila istri tidak punya pilihan untuk ikut ke tempat kerja suami.
Bila mengikuti teladan Nabi Muhammad Saw, setiap beliau bepergian untuk berperang, beliau akan mengundi istri-istrinya untuk memilih istri mana yang akan menyertainya. Itu artinya, beliau selalu membawa satu istri saat pergi ke mana saja. Tapi di masa sekarang ini, kedudukan yang setara antara suami dan istri membuat istri juga punya kesempatan meraih pendidikan dan bekerja di tempat yang jauh dari rumahnya. Alias, istri yang pergi meninggalkan suaminya.
Semua dikembalikan ke perjanjian antara suami istri tersebut, asalkan keduanya ikhlas menanggung risiko dari tinggal berjauhan. Toh, hanya setahun dua tahun. Lain halnya kalau seumur hidup, yang namanya rumah tangga tidak bisa dilakukan dengan modal chatting dan telepon saja kan. Maka seperti kasus di atas, istri harus ikhlas saat suami berpoligami karena istri tidak mau diboyong ke tempat tinggal suaminya.
Nah, balik lagi hubungannya ke Teuku Wisnu. Berita tentang poligami memang berita yang banyak menarik perhatian orang. Lihat saja contoh terbaru, berita poligami Opick yang heboh dan dibicarakan di mana-mana.
Gara-gara kasus Opick, Teuku Wisnu pun digosipkan poligami. Setelah saya membaca-baca beritanya, ternyata kronologinya begini:
PERTAMA, Teuku Wisnu diwawancarai pendapatnya soal poligami yang dilakukan oleh Opick.
KEDUA, Teuku Wisnu yang sudah mengaji sunnah, sudah tentu tidak menolak syariat poligami. Poligami itu memang dibolehkan toh, malah disunnahkan. Tapi ini bukan berarti dia juga akan poligami. Sama saja kalau saya ditanya pendapat tentang poligami, ya saya akan jawab bahwa itu memang dibolehkan. Tidak ada pengharaman poligami, tapi belum tentu saya akan melakukannya. Sama seperti makan daging kambing itu boleh, tapi tidak semua orang memakannya apalagi orang yang punya kolesterol tinggi.
KETIGA, ada youtuber yang membuat video Teuku Wisnu berkomentar tentang poligami dengan kepiawaian membuat video seolah-olah Teuku Wisnu sudah poligami. Tujuannya sudah tentu supaya banyak orang yang melihat videonya dan dia mendapatkan penghasilan dari YouTube karena Teuku Wisnu adalah artis yang sangat terkenal di Indonesia.
KEEMPAT, media online beramai-ramai membuat berita tentang Teuku Wisnu yang sudah poligami hanya berdasarkan sumber hoax. Tujuannya? Ya lagi-lagi untuk trafik dong.
KELIMA, berita itu sudah dibantah oleh Teuku Wisnu, Shireen Sungkar, dan semua keluarganya. Postingan Instagram di atas muncul setelah berita Teuku Wisnu Poligami, mungkin bertujuan untuk membantah berita tersebut.
Jika Teuku Wisnu memang tidak poligami, mengapa dia sampai diisukan poligami? Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kemungkinan karena dia mengikuti aliran sunnah yang mana getol mengampanyekan poligami. Lihat saja salah satu komentar di Instagramnya ini. Bukan hanya Shireen yang sebal, saya juga sebal membacanya. Ini khas pertanyaan ustaz-ustaz poligami ke binaannya, "kapan antum ta'adud?"
Mengapa begitu bersemangat mengompori orang untuk ta'adud? Mengapa bukan mengompori yang wajib dulu. Naik haji, misalnya. Banyak suami poligami padahal belum mampu naik haji. Bahkan biaya nikah laginya itu juga dari istri pertama. Kondisi ekonomi masih kembang kempis. Anak-anak dari istri pertama saja tidak terurus, eh sudah poligami.
Jika poligami itu sunah, wahai Akhi, "LAKUKAN YANG WAJIB DULU, BARU SUNAH." Apa itu yang wajib?
Pertama, memberi nafkah yang cukup kepada istri pertama dan anak-anaknya. Ini sudah dilakukan dengan benar, belum? Saya pernah mendapatkan curahan hati dari istri yang suaminya berpoligami. Istri pertama ini sudah memberikan 6 orang anak, tapi suaminya poligami.
"Anak-anak saya tidak pernah jajan. Tidak ada uang untuk jajan. Untuk makan saja, pakai sambal dan tempe setiap hari. Saya kasih nasi yang banyak supaya kenyang lebih lama."
Si istri ini sering mencari utangan hanya untuk membayar sekolah dan makan anak-anaknya. Bahkan, dia pula yang membayari biaya nikah suaminya karena istri kedua suaminya itu komplain dan merasa ditipu. Katanya, si suami mengaku lajang eh ternyata sudah punya anak 6.
Kisah poligami yang lain juga sama. Istri dan anak-anak tidak dibiayai lagi setelah suami berpoligami. Bahkan suaminya tega mengatakan, "kalau kamu ingin anak-anak sekolah, kamu yang membiayai." Astaghfirullah! Itu sungguhan dikatakan oleh suami yang berpoligami lho! Suami yang katanya poligami untuk mengikuti sunah, tapi yang wajib ditinggalkan. Innalilahi wa Inna ilaihi rojiuun.....
Suami kesulitan berbuat adil bukan hanya dalam hal membagi perasaan. Sudah tentu rasa cinta kepada istri kedua lebih besar daripada istri pertama, karena istri kedua lebih cantik dan lebih muda. Tapi ternyata, mereka juga tidak bisa adil dalam hal nafkah lahir, yaitu materi. Tidak usahlah dibelikan emas berlian. Dikasih makan pakai daging ayam saja tidak mampu. Eh sudah poligami.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Jodoh yang Halal dan Berkah
KEDUA, naik haji. Naik haji itu wajib bila mampu. Daripada biaya untuk menikah lagi, coba menabung dulu untuk naik haji. Kan poligami itu sunah, jadi dilakukan kalau sudah melakukan yang wajib dong. Kalau belum haji tapi sudah poligami? Ehem....
Bagaimana kalau sudah mampu? Mampu menafkahi istri lebih dari cukup dan mampu naik haji? Ya, silakan dididik dulu istrinya supaya bisa menerima syariat poligami agar tidak curhat ke mana-mana, apalagi bila istrinya itu publik figur atau suaminya publik figur. Curhatannya bisa menjadi sasaran empuk media deh. Lumayan kan menaikkan trafik website atau YouTube.
Intinya, saya tidak menolak syariat poligami bahwa poligami itu dibolehkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Tetapi hendaknya para suami yang ingin berpoligami mengingat hadist berikut ini,
"Barangsiapa memiliki dua istri, kemudian ia lebih condong kepada salah satu dari keduanya, maka ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tubuhnya miring sebelah." (HR Abu Dawud, An Nasai, At Tirmidzi, Ibnu Majah, hadist sahih).
hahahaa, jika si pria bisa adil. kenapa tidak ya mbak. tapi kalau nggak. ya murka allah menunggu.
ReplyDeletekalau bahas poligami memang banya pro dan kontra, tapi itu sudah diatur ma Allah. tergantung manusianya. sanggu atau nggak. (opini aja mbak )
Kenapa dijadikan bahan becandaan gitu ya. Gak habis pikir. Bagus banget artikelnya, Ley. Soal haji itu, cocok pisan aku. Ada sebagian yang aku kenal memilih poligami padahal anak istri pada keteter nafkahnya. Kasihan.
ReplyDeleteSetuju mba....yg wajib dulu baru yg sunnah
ReplyDeleteMeskipun saya gak ada penolakan terhadap poligami. Tapi sebel banget sama foto screenshot yang nanyain kapan nambah lagi. Kok kesannya poligami itu "tantangan buat lelaki, klo gak poligami gak hebat"
ReplyDeletebagus mba artikelnya , setuju banget aku lebih baik utamakan yang wajib ketimbag sunnah... lihat.duu ekonomi suami gimana kalau masih ngutang sana sini mah jangan dah poligami.
ReplyDeleteIkut-ikutan sebel sama yang bilang bully itu motivasi. Disumpahin jalannya miring lho sama si Shireen.
ReplyDeleteSaya baca dari awal sampai akhir bener-bener mendalami banget, sy jadi tau lebih detail mengenai poligami. masih banyak hal WAJIB yang harus dijalankan dibandingkan harus ngeduluin yang Sunah. Saya seorang istri termasuk yg kontra dengan poligami, krn ada punya cerita juga dr temen yg suaminya berpoligami dan gak bisa adil. Terima kasih mbak leyla , untuk tulisan ini.
ReplyDeleteIya Emang Ada kaya gitu Mba. Ane mah penganut anti poligami tapi jika terjadi sesuatu kekurangan sama ane maka ane akan rela. Karena kekurangan Ada di ane.
ReplyDeleteBersikap Adil itu luar biasa sulit bagi manusia seperti kita. Poligami ga hanya buat memenuhi kebutuhan biologis. Pikirkan juga istri terutama anak.
ReplyDeleteLelaki jalannya miring karena poligami tidak adil terhadap istri-istrinya.
ReplyDeleteKarena belum ada manusia yg bisa hidup adil sampai saat ini, kecuali manusia pilihan Allah.
Secara tegas dalil itu melarang poligami.
DeleteWalaupun poligami boleh pokoknya aku ga mau di poligami titik. Huahhhhhha coment saya ga asik banget ini sebagai penentang keras poligami.
ReplyDeleteSukaaa sama hadist penutupnya
ReplyDeleteIsu yang tidak akan pernah usan dan selalu enak untuk diperbincangkan. Kalau saya orang awam hanya bisa menyimak saja, mungkin yang ahli dan pakar agama yang lebih bisa memberikan uraian dalil-dalil diatas.
ReplyDeletePastinya wanita tidak maulah dipoligami. Dan lelaki pastinya ingin punya istri lebih dari satu.
Yang gak nyunnah aja banyak yang poligami 😅 Bukan karena aliran ngajinya, justru karena ngaji Wisnu bakal lebih takut poligami. Konsekuensinya berat, ibarat sebelah kaki melangkah ke neraka.
ReplyDeleteGiliran poligami bawa-bawa sunah laki-laki ohh kau ini...
ReplyDeleteIh ngeri ya. Eh tapi bener loh, rezeki suami yg zolimi istri biasanya seret. Itulah kl poligami gak didasari pemahaman agama n tanggung jawab yg baik, yg wajib malah ditinggalkan. Miris ya..
ReplyDeleteBiasanya laki-laki poligami, kalau udah sakit-sakitan, tua bau tanah, balik lagi ke istri pertama.
ReplyDeleteKenapa? Karena istri kedua ogah nerima kalau mesinnya udah soak, nggak menghasilkan uang, bengek kayak mobil tua..:p
Yang jelas poligami tidak boleh sampai menghancurkan pernikahan yang pertama. Karena Alloh juga benci dengan perceraian. Masa melakukan sunnah tp akhirnya melakukan perbuatan yg dibenci Alloh krn sunnah itu. Bener yang mba Leyla bilang harus mampu mendidik istri utk menerima syariat poligami.
ReplyDeleteehhh baru-baru ini malah muncul kayak promo nikah kontrak/mut'ah gitu.... ... tulisnnya keren dan mencerahkan...
ReplyDeletesukaaaa deh mbak. asyik bener uraiannya. bener banget: wajib dulu baru yang sunnah.
ReplyDeleteSebenarnya klo bicara poligami, enggak akan ada habisnya dan tidak hanya dapat dilihat dari satu sisi saja karena terkadang hidup memberikan warna warni yang sering tidak diduga.
ReplyDeleteAku baru tahu cerita tentang Rossul yang mengundi istri2nya setiap mau pergi berperang untuk ikut serta. Sangat adil sekali ya Kalo Rossullulloh, tp kenyataannya untuk yg poligami skrng berbeda sekali, banyak yang tidak berlaku adil.
ReplyDeleteAku paling tidak terima yang namanya poligami. Kalau sudah terjadi poligami kebohongan dong kata-kata suami waktu didepan Tuhan mengikrarkan janji suci.
ReplyDeletePoligami walau disunahkan,tp tetap aja ga bisa sembarangan. Setuju sama Shireen..kalo mau jalannya miring2 jgn ajak2..
ReplyDeletePadahal Allah bilang, bagaimanapun kamu pengen adil, kamu tidak akan bisa adil.
ReplyDeleteTuhan yg maha pencipta udah bilang gak akan bisa adil...kok.kok nekat poligami... Bener wajib dulu..baru sunah..
Kemarin hadir di satu kajian. Bukan kajian khusus tentang poligami tapi kajian tentang peran ayah dalam keluarga.
ReplyDeleteSalah satu riwayat nyelip di antara kajian ini dan bersinggungan dengan poligami.
Ustadz (lupa namanya) menyebutkan, ayat tentang poligami hadir dengan semangat mengurangi jumlah istri. Membatasinya sampai maksimal 4 orang. Karena saat itu, satu pria bisa beristri lebih dari 10 orang. Jadi bukan sebaliknya: semangat menambah.
Btw...aku ikut pengajian Sunnah yg sama dg yang diikuti teuku wisnu (info gak penting)
ReplyDeletenyebelin banget yang hashtag bully sampai taadud itu ��
ReplyDeleteNikah dari nol modal cinta, makan seadanya. Punya usaha jatuh bangun berdua. Belum banyak sunnah yang dikerjakan,dll suka duka pernikahan.
ReplyDeletePaling kasihan kalau istri banting tulang nafkahin anak-anak, jadi guru anak-ana, ojegnya anak-anak, baby sitternya anak-anak.
Nah ini sukak deh tulisanmu mbak. Ngakunya ngerjain sunnah padahal yg wajib aja keteteran. Jangabkan waijib amalan sunnah jg banyak kok bukan xuma poligami. Paling sebel klo hawa nafsu pake bawa2 dalil. Sok biar pada miring smua itu mereka yg ga adil thn istri pertama
ReplyDeleteNah, sama deh. Saya juga gak akan ribut tentang boleh atau tidak poligami karena di dalam agama memang dibolehkan dengan segala persyaratannya. Tapi kalau secara pribadi bersedia atau tidak, tentu hingga saat ini saya tidak bersedia.
ReplyDeleteSaya juga udha lihat video viral tentang Teuku Wisnu, tapi di awal video pun sudah ditulis kalau itu hoax. Cuma ya gitu deh kayaknya kalau gak dibikin heboh gak asik kalai ya buat banyak orang. Langsung aja main percaya. Padahal itu fitnah, lho. Atau kalaupun bener Teuku Wisnu poligami pun bukan urusan kita untuk menghinanya apalagi kalau istrinya ridho.
Saya juga jadi ikutan kesel sama ustadz yang ngomporin kayak gitu. Pake hestek yang begitu pula. Hadeuuuhh -_-
Setuju. Ini isu yang tak akan pernah usai. Bikin hidup berwarna-warni.
ReplyDeleteya memang sampai kapanpun poligami selalu jadi perdebatan ya, tp aku mah terserah orang yang menjalani sih, krn ini pilihan, kl sdh pilihannya kenapa kiat ribut, kl aku sih no way deh, aku lihat kehidupan nenekku terlihat bahagia dari luar tp sebetulnya menyakitkan krn demi anak, tp bapakku mending merantau drpd melihat ibunya tersakiti
ReplyDeleteaaah bener mbak..
ReplyDeleteSebaiknya menjalankan yang wajib dulu baru sunnah..
sunnah pun juga banyak kan nggak cuma poligami..ada puasa sunnah, sholat sunnah..hehehe
DUh mba Leylaa, miris banget membaca curhatan istri yang telah memberi 6 anak tapi suaminya poligami eh anak juga yang jadi korban :(
ReplyDeleteTak akan ridho jika ada hati yang terluka mba. Apalagi hati anak-anak yang tak berdosa :(
saya setuju banget sama mba leyla. islam sudah sangat jelas menjabarkan dan begitu ketat tentang poligami. untuk kemampuan sebaiknya diukur dulu dan apakah bisa adil untuk keduanya agar tidak menjadi beban suatu saat nanti.
ReplyDeleteTerima kasih mba leyla share di tulisannya bagus banget.
Happy blogging happy writting :)
Kalau masih berniat poligami, tak usahlah berjanji sehidup semati. salam
ReplyDelete