Sunday, April 1, 2018

Waspadai Glaukoma si Pencuri Penglihatan



Mata adalah jendela dunia. Bayangkan bila penglihatan terganggu? Yang ada hanyalah gelap. Ada orang yang terlahir buta, ada juga orang yang terlahir dengan penglihatan normal tapi kemudian penglihatannya terganggu oleh aneka penyakit. Salah satunya, Glaukoma. 


Ada yang masih belum tahu apa itu Glaukoma? Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 di dunia dan Indonesia setelah penyakit Katarak. Ini adalah penyakit mata yang menyebabkan tekanan cairan dalam bola mata terlalu tinggi sehingga merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata dan otak. Intinya, Glaukoma itu adalah kerusakan pada saraf mata. 

Saya pun baru mengetahui perihal penyakit ini dalam seminar World Glaukoma Week bertema "Glaukoma dan Keluarga" di RS. Mata Jakarta Eye Centre Kedoya tanggal 28 Maret 2018 dengan pembicara Dr. Rini Sulastiwaty, SpM. Dr. Rini menjelaskan tentang Glaukoma, penyebab, dan cara mencegahnya. Ingat, kebutaan akibat Glaukoma tidak dapat disembuhkan. Jadi, sangat penting untuk mencegahnya dengan deteksi dini. 


Penyakit Glaukoma ini dapat menyerang segala usia, paling banyak usia di atas 40 tahun. Makanya tak heran peserta seminar ini sebagian besar berusia lanjut. Eit tapi ada juga Glaukoma yang menyerang bayi baru lahir atau anak-anak karena kelainan bawaan dan abnormalitas dari saluran akuos. 

Dr. Rini Sulastiwaty, SpM

Penyebab Glaukoma itu sendiri akibat tekanan bola mata yang dibentuk oleh cairan di dalam bola mata. Cairan itu disebut akuos humor. Cairan yang diproduksi oleh organ di dalam mata yang disebut badan siliar. Gangguan yang terjadi pada sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor ini menyebabkan tekanan bola mata yang tinggi. 

Ada 5 Jenis Glaukoma:

Glaukoma Primer Sudut Terbuka 
Menyebabkan gangguan sistem pengeluaran akuos humor sehingga tekanan mata meninggi perlahan dan menyebabkan kerusakan saraf optik. Biasanya mengenai orang yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Ada juga sebagian kecil kasus pada anak-anak dan remaja.

Perkembangannya berlangsung secara perlahan dan tidak ada keluhan sehingga pasien tak sadar kalau penglihatannya memburuk. Biasanya yang pertama terdampak adalah penglihatan pada malam hari.

Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
Banyak terjadi di Asia termasuk Indonesia dan menyerang lansia. Menimbulkan hejala seperti rasa nyeri di mata, tajam penglihatan menurun, tampak pelangi atau lingkaran warna-warni saat melihat lampu, sakit kepala, dan mual muntah.

Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronik
Akibat adanya sumbatan pada saluran keluar cairan dalam bola mata dan sifatnya perlahan sehingga tidak ada gejala sampai timbulnya kerusakan saraf optik.

Glaukoma Sekunder
Ini adalah Glaukoma yang disebabkan oleh komplikasi penyakit peradangan bola mata, katarak, kecelakaan atau trauma, obat-obatan yang mengandung steroid, obat nyeri sendi, tumor, dan diabetes yang tak terkontrol.

Glaukoma Kongenital 
Terjadi akibat sudut bilik mata depan terbentuk tidak normal sejak lahir. 

Siapa sajakah orang yang berisiko terkena Glaukoma?

  1. Ada anggota keluarga yang terkena glaukoma (faktor keturunan) 
  2. Berumur di atas 40 tahun 
  3. Memiliki tekanan bola mata tinggi
  4. Penderita miopia (mata minus) dan hipertropia (mata plus) yang tinggi 
  5. Pemakai steroid lama dan terus menerus ( ada pada obat tetes mata, inhaler asma, dan radang sendi) 
  6. Pernah mengalami trauma pada mata
  7. Punya riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan migren.
Dokter Rini juga menjelaskan pengobatan pasien Glaukoma melalui 4 tahapan yaitu observasi, terapi, operasi, dan kombinasi. Biayanya sudah tentu tidak murah. Biaya operasi Glaukoma saja bisa mencapai 45 jutaan. Jika dilakukan di RS Mata Jakarta Eye Centre, bisa ditanggung oleh BPJS walaupun ada sebagian obat yang tidak ditanggung. Juga sering ada diskon perawatan dengan menggunakan Glaukoma Member Card. Sampai tanggal 31 April 2018 juga tersedia promo biaya administrasi gratis untuk screening mata.

JEC Kedoya

RS Mata JEC telah memiliki beberapa cabang. Di Jakarta sendiri ada di Kedoya, Menteng, dan Cibubur. Sebaiknya pasien berobat teratur di klinik yang sama. Jika tidak, maka harus memiliki riwayat pengobatan agar bisa dipantau. 

Pada seminar Glaukoma ini juga dihadirkan salah satu survivor bernama Elvian, yang usianya masih muda. Dia adalah anggota Yayasan Glaukoma Indonesia. Terkena Glaukoma dari lahir dengan kondisi mata merah terus menerus. Diagnosis yang salah dari dokter membuatnya menggunakan obat tetes mata yang mengandung steroid. Obat itu justru memperburuk kondisi penglihatannya. 

Elvian

Sampai usianya 17 tahun, Elvian akhirnya berobat ke JEC karena penglihatannya semakin buruk yang sudah tentu mengganggu produktivitas belajar. Akhirnya Glaukomanya bisa dikendalikan. Dia kini sudah bisa beraktivitas lebih baik bahkan berprestasi. Elvian juga menceritakan pengalamannya berinterakai dengan pasien Glaukoma yang dapat berprestasi setelah mendapatkan pengobatan dengan benar. 

Sebelum Glaukoma mencuri penglihatan kita, ada baiknya kita melakukan Eye Check sejak dini. Eye Check sudah bisa dilakukan di JEC Kedoya dan disediakan promo untuk komunitas minimal 20 orang. Hasil pemeriksaannya bisa diambil dalam waktu 3 hari kerja. Pada seminar ini, para peserta juga diberikam kesempatan Eye Check gratis. Dengan hasil Eye Check ini, kita hisa mencegah kebutaan sejak dini. Eye Check dapat dilakukan mulai usia 5 tahun. 

Glaukoma pada anak

Dr. Rini memberikan beberapa saran mendeteksi gangguan penglihatan: 

  1. Sakit mata tidak sembuh lebih dari 2 hari, segeralah ke dokter. 
  2. Obat steroid berbahaya dipakai dalam jangka panjang oleh pasien Glaukoma. 
  3. Kalau tidak sesuai indikasi, jangan beli obat sembarangan tapi segeralah ke dokter. 
Terapi Glaukoma dilakukan seumur hidup. Jadi, daripada mengobati lebih baik mencegah bukan? Selain dengan Eye Check, kita juga harus: 

  1. Olahraga teratur
  2. Konsumsi makanan sehat yang tidak meningkatkan kadar gula darah
  3. Tensi jangan sampai naik
  4. Checkup rutin. 
Sedangkan Glaukoma genetik tidak dapat dihindari. Bila anak kita memicingkan mata saat melihat jauh, waspadalah karena itu tanda adanya gangguan mata. Eye Check dapat dilakukan untuk anak-anak. Di JEC sendiri ada Children Eye and Squint Clinic Kedoya, layanan khusus untuk menangani gangguan mata untuk anak. 

Informasi lebih lanjut: 

RS Mata JEC Kedoya
Jl. Terusan Arjuna Utara No. 1 Kedoya Jakarta 11520
(021) 25696060


17 comments:

  1. baru tahu saya, terima kasih artikelnya, jadi tambah pengetahuan saya.

    ReplyDelete
  2. Galukoma sering disepelekan, padahal bahaya banget.

    ReplyDelete
  3. Harus sering chek up mata nih. Saya malah jarang banget.

    ReplyDelete
  4. Baru tahu kalau bisa nyerang semua usia, aku kira cuma lansia aja, huhu.

    ReplyDelete
  5. Aku ga kebayang kalau sampai ga bisa ngeliat lagi mbak... Btw kalo mata kita minus, mungkin ga sih bakalan mengarah ke glaukoma?

    ReplyDelete
  6. Bener bnget mba harus d waspadai setip gejalanya, ternyata bisa kena k semua usia

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah mataku masih normal si. Semoga nggak ada indikasi ke arah Gloukoma.

    ReplyDelete
  8. Saya ada beberapa kenalan yg menderita Glukoma, sedih..karna kalo melakukan aktifitas ruang gerak terbatas

    ReplyDelete
  9. Penyakit glaukoma ini mengerikan krn tdk dpt disembuhkan dan penderitanya hrs berobat seumur hidup utk terhindar dari kebutaan.

    ReplyDelete
  10. Semoga seluruh keluarga saya dijauhkan dari penyakit ini, sangat mengerikan mengetahui kalau glaukoma ini bisa menyerang siapa saja di usia berapapun.

    ReplyDelete
  11. Memang segala penyakit pasti akan tergantung pada obat ya. Apalagi glukoma yang membuat resisten penyakit mata.

    ReplyDelete
  12. Hmmm ini muncul setelah usia 40 ya paling banyak mb. Berarti Kita harus hati Hati kalau udah menjelang usia segitu ya.

    ReplyDelete
  13. Glukoma ingatnya mak si doel, aminah cendrakasih yg buta akibat glukoma. Seram banget.

    ReplyDelete
  14. Glaukoma ternyata bisa menurun ya, semoga ada pencegahanya ya

    ReplyDelete
  15. Baru tahu kalau glaukoma bisa menyerang umur berapa pun. Harus lebih perhatian ke pola makan dan olahraga nih :(

    ReplyDelete
  16. wihh, ternyata bisa menurun ya, resiko terkena lebih besar jika ada nggoa keluarga yang terkena glaukoma

    ReplyDelete
  17. Aku baru tahu loh kak.. Jadi kita harus benar benar berhati hati nih

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....