Thursday, November 29, 2018

5 Film Asia yang Mampu Menguras Airmata



Apa enaknya menonton film hanya untuk menangis? Saya ini sebenarnya susah untuk menangis. Seingat saya, hanya 2 momen saya menangis sesegukan di usia dewasa. Kalau masih bayi sih katanya saya cengeng banget, hehehe.... Salah satu momen saya menangis keras adalah saat mama saya meninggal dunia. 

Jadi, kalau saya bisa menangis saat menonton film, maka itu adalah momen ketiga yang mampu membuat saya menangis. Saya ingat pertama kali menangis karena menonton film itu waktu masih SD dan ibu saya sampai menegur. "Nonton film aja nangis," begitu katanya.

Film yang dapat membuat seseorang menangis, apalagi kalau orang itu susah menangis, berarti filmnya mampu membawa penonton ke dalam suasana kesedihan tersebut. Akting pemainnya juga bisa dikatakan "juara." Cerita skenarionya juga berkesan.

Baca Juga: Review Film 3 Dara 2

Film apa sajakah yang membuat saya menangis? Ini kelima filmnya: 

The Classic 
Film ini dibintangi oleh Song Ye Jin, dan ini pertama kalinya saya menonton film artis yang ternyata termasuk artis senior juga di Korea Selatan. The Classic bersetting di masa kini dan masa lampau. Ini film drama romantis yang indah banget deh. 


Ceritanya tentang Ji Hye seorang mahasiswi yang menemukan surat-surat ibunya dengan mantan pacarnya. Ji Hye pun asyik membaca surat-surat itu, sementara adegan berpindah ke masa lampau ketika ibunya, Joo He, bertemu dengan mantan pacarnya.

Joo he yang seorang gadis kota, sedang berlibur ke rumah pamannya di desa. Dia bertemu dengan pemuda desa yang langsung jatuh cinta kepadanya. Namanya,  Joon Ha. Nama tokoh-tokohnya ini memang mirip-mirip ya jadi bingung mengucapkannya. 

Joon Ha mengajak Joo He jalan-jalan menyusuri desa hingga akhirnya Joo He pun jatuh cinta kepada Joon Ha. Sayangnya, Joo He sudah dijodohkan oleh Tae So. Joo He harus kembali ke kota dan mereka pun berpisah tapi Joon Ha tak pernah bisa melupakan Joo He.

Joon Ha mengikuti pendidikan tentara dan bersahabat dengan Tae So, seorang pemuda yang baik. Di sini ada faktor kebetulan, ternyata Tae So ini adalah calon suami Joon Ha. Yaaah, gimana dong? Eit, Tae So ini saking baiknya, justru dialah yang menjadi perantara hubungan Joon Ha dan Joo He. 

Tae So sebenarnya tidak mau jadi tentara, tapi ayahnya sangat keras membuatnya hampir mati karena percobaan bunuh diri. Dia pun akhirnya tahu kalau sahabat dan calon istrinya itu saling mencintai dan malah mau menyatukan keduanya.

Sementara itu Ji Hye juga sedang jatuh cinta dengan seorang sutradara yang dicintai oleh sahabatnya. Ada adegan romantis yang berkesan, yaitu saat hujan dan harus ke perpustakaan. Ji Hye berlari hujan-hujanan eh si Pak Sutradara itu tiba-tiba datang dan memayunginya dengan jaketnya. Belakangan Ji Hye tahu bahwa ternyata Pak Sutradara itu punya payung tapi ditinggalkan dan memilih hujan-hujanan dengan Ji Hye. Uhuii.. romantis ya. 

Nah, balik lagi ke kisah Joo He yang terpaksa berpisah dengan Joon Ha karena dipaksa menikah dengan Tae So. Joon Ha pun ditugaskan ke medan perang sampai terdengar kabar bahwa dia terkena bom. Ini adegan yang bikin ikut nangis. Selama 5 tahun berikutnya, Joo He tidak juga menikah dan Tae So tetap mendampingi sebagai teman.

Akhirnya, Joon Ha muncul lagi. Ternyata dia masih hidup tapi kakinya hilang satu. Mereka duduk berhadapan dan Joon Ha mengatakan bahwa dia sudah menikah. Jadi dia meminta agar Joo He juga menikah. Tak perlu menunggunya lagi. Duh, berderai-derai deh airmata. Seseorang yang ditunggu kepulangannya, ditangisi kematiannya, dia muncul lagi tapi nyatanya sudah menikah. 

Joo He pun menikah dengan Tae So dan lahirlah Ji Hye yang jatuh cinta kepada Pak Sutradara yang ternyata adalah anak dari Joon Ha. Jadi, jodoh Joo He dan Joon Ha baru bersatu melalui anak-anak mereka. Biarpun film ini banyak adegan kebetulannya tapi cerita dan adegannya indah banget dan menguras airmata. 

Stand by Me
Pemain film ini tidak ada yang terkenal tapi ceritanya bagus dan berkesan. Apalagi ada adegan yang bersetting di Indonesia, yaitu Kota Depok. Uwoww Depok neeh masuk ke dalam film Korea. 


Ini film keluarga yang menyadarkan kita betapa pentingnya keluarga. Tokoh utamanya adalah Deok Go seorang anak lelaki yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Anak-anak ini diasuh oleh kakeknya yang sudah tua dan belakangan diketahui mengidap kanker. 

Ayahnya sudah meninggal dan ibunya kabur. Di awal kita disajikan perjuangan si kakek mencari uang untuk menghidupi cucu-cucunya. Deok Go dan adiknya dilatih untuk mandiri karena tak ada yang melayani mereka.

Kita juga diajak membenci ibunya yang orang Indonesia. Yup, ayah Deok Go menikah dengan orang Indonesia yang sudah dilarang oleh kakeknya karena beda negara dan tradisi. Ternyata benar, setelah ayahnya meninggal, ibunya kabur membawa uang warisan ayahnya.

Namun, yang ada di memori Deok Go bukan seperti itu. Dia tetap mencintai ibunya karena di memorinya itu ibunya sangat mencintainya. Saat sedang kesal dengan kakeknya, Deok Go kabur untuk mencari ibunya. 

Kakeknya pun bingung mencari Deok Go. Akhirnya dia sadar bahwa dia telah memisahkan seorang ibu dari anak-anaknya. Dia harus menemukan ibu Deok Go karena dia akan meninggal. Anak-anak itu nanti tidak akan ada yang merawat. Dia meminjam uang dari seorang dokter untuk ke Indonesia. Dikiranya ibu Deok Go ada di Indonesia.

Setelah sampai di Indonesia yaitu di Depok (si kakek ini naik angkot lho), dia dipaksa menginap semalam di rumah menantunya. Ternyata ibu Deok Go masih ada di Korea. Si kakek pun tahu kalau uang warisan itu dipakai untuk mengobati keponakan menantunya. Jadi bukan dibawa kabur untuk bersenang-senang. 

Menyaksikan Deok Go dan adiknya berjuang mandiri bersama seorang Kakek yang terkena kanker ini benar-benar menguras airmata. Syukurnya, endingnya manis sehingga kita tak perlu khawatir lagi dengan masa depan kedua anak itu. 

Miracle in Cell No. 7 
Rating film ini sangat bagus yaitu 9, tapi saya tadinya masih malas menontonnya karena yaah film anak-anak lagi wkwk.... Akhirnya, saya beneran menontonnya karena penasaran akibat banyak yang mereview bahwa ini film bagus. 



Lee Yong Gu adalah seorang tukang parkir yang memiliki keterbelakangan mental tapi punya anak perempuan yang cantik bernama Yesung. Suatu kali, Yesung menginginkan sebuah tas Sailormoon tapi di tokonya sudah habis.

Teman Yesung yang seorang anak kepala polisi memberitahu Yong Gu di mana tempat membeli tas tersebut. Naas, di perjalanan, anak itu terjatuh karena kecelakaan. Yong Gu yang terbelakang mentalnya, menolong dengan melakukan pernapasan buatan. Di saat itulah muncul seorang ibu yang berteriak kaget, mengira bahwa Yong Gu telah memperkosa anak kecil.

Yong Gu pun ditangkap dan dipenjara, padahal dia terbelakang mentalnya. Yesung mencari-cari ayahnya sampai kemudian dia ditampung di rumah yatim piatu. Pada awalnya, Yong Gu dimusuhi oleh teman-teman satu sel tapi kemudian dia disukai karena sudah menolong bos komplotannya. Bahkan mereka membantu Yong Gu memasukkan Yesung ke dalam sel.

Yup, saat ada pertunjukan teater di penjara, komplotan ini menculik Yesung yang ikut bermain. Dia pun disembunyikan di dalam sel. Belakangan, kepala penjara juga menolong Yong Gu dengan mengizinkan Yesung tinggal di sel. Kepala penjara yakin Yong Gu tidak bersalah. 

Sayangnya, Kepala Polisi tetap dendam dan tidak menerima bahwa kematian anaknya akibat kecelakaan sehingga Yong Gu harus dihukum mati. Adegan saat Yesung menangisi ayahnya yang akan dihukum mati inilah yang membuat saya ikut menangis. Setelah dewasa, akhirnya Yesung menjadi pembela dan dapat mengembalikan nama baik ayahnya meskipun sudah meninggal.

Under The Hawthron Tree
Kali ini adalah film Cina. Menampilkan artis Cina imut-imut yang wajahnya seperti masih usia 13-an apalagi tubuhnya juga kecil dan kurus banget. Ini film drama romantis dengn setting tahun 1976 pada akhir revolusi budaya Cina. 


Saat itu, Mao Zedong dari Partai Komunis Cina sedang menyapu sisa-sisa sayap kanan yang beraliran kapitalis dan tradisional. Nah, ayah si tokoh perempuan ini yaitu Jing Qiu ditangkap dan dipenjarakan, lalu Jing Qiu dikirim ke desa.

Di desa, gadis itu bertemu dengan Lao Shan seorang tentara. Awalnya tak peduli, lama-lama mereka menjalin hubungan baik dan saling jatuh cinta. Mereka berjumpa di bawah Pohon Hawthron. Apa itu Pohon Hawthron? Saya tak menemukan padanan katanya dalam Bahasa Indonesia sebab pohon ini tak ada di Indonesia. 

Lucunya di sini mereka berpacaran diam-diam karena pada masa itu berpacaran sangatlah tabu. Apa yang bikin sedih? Ya sudah tentu endingnya. Lao Shan menghilang, membuat Jing berpikiran macam-macam. Dia baru tahu kabar Lao Shan setelah dijemput oleh keluarga Lao Shan karena Lao Shan ingin bertemu dengannya sebelum mengembuskan napas terakhirnya akibat sakit. Rupanya Lao Shan sakit berat dan tidak mau Jing tahu. HADUUHH MEWEK DEEHH.

Ayla, The Daughter of War
Nah, film dengan rating 9,8 ini sudah saya review di artikel terpisah. Tentang seorang tentara Turki yang ditugaskan ke Korea Selatan pada masa perang Korea. Dia lalu mengadopsi seorang anak perempuan yang diberi nama Ayla. Film ini didasari oleh kisah nyata. Dijamin airmata terkuras menonton perpisahan dan pertemuan mereka kembali.




Jadi, buat kamu yang suka menonton film untuk cuci mata alias menguras airmata, cuss buruan googling kelima film ini dan tonton dari awal sampai akhir yaaa.... 










2 comments:

  1. aku belun siap nonton yg sedih2. tapi penasaran pengen nonton... :D

    ReplyDelete
  2. kadang kalau nonton film sedih suka ngak kuat mak, mending nonton film serem, Tapi ini film semua emamng katanya reviewnya bagus.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....