Saturday, September 30, 2023

Investasi Pendidikan untuk Anak

Kasus perundungan anak sekolah makin marak saja. Kondisi di Indonesia sudah mirip dengan di Korea Selatan yang tinggi kasus perundungannya. Sampai-sampai banyak drama Korea yang mengangkat tema perundungan ini, salah satunya The Glory Season 1 dan 2. Saya pun pernah mengalami perundungan saat duduk di bangku SD. Itu membuat saya sangat berhati-hati memilih sekolah untuk anak-anak. Jangan sampai anak mengalami trauma saat di sekolah.

Investasi Pendidikan

 

Tak heran kalau sekarang banyak  orangtua yang memilih sekolah di rumah (homeschooling), salah satunya karena khawatir anaknya dirundung atau terjerumus pada pergaulan yang tidak benar. Saya dan suami tidak memilih homeschooling, karena menyadari keterbatasan sebagai orangtua. Sehingga kami pun berusaha memilih sekolah terbaik untuk anak, bukan saja dari hal akademis tetapi juga pergaulan dan pembentukan karakternya. 

Waktu itu saya membaca status ibunda Maudy Ayunda saat survei sekolah. Intinya, beliau juga sangat berhati-hati memilih sekolah untuk anak. Tak hanya melihat fasilitas, guru-guru, dan cara belajarnya, tetapi juga orangtua dari para siswanya. Sebab, anak-anak itu kan sedikit banyak akan mirip sifat dan perilakunya dengan orangtuanya. Beliau melakukannya dengan mengamati dan mengobrol bersama para orangtua itu di kantin calon sekolah anaknya.

Ambil kasus saja, anak SMP yang baru saja melakukan perundungan kepada temannya sampai temannya itu mengalami patah ulang, kabarnya memiliki ayah seorang preman. Nah, terbayang kan bagaimana didikan orangtuanya di rumah? Sekalipun sekolah sudah memberikan didikan yang baik, tapi kalau orangtuanya di rumah itu memberikan contoh melakukan kekerasan, ya anaknya juga pasti akan meniru. 

Kebetulan adik saya juga pernah menjadi guru dan dia menceritakan tentang muridnya yang kasar dan pemarah. Ternyata ayahnya juga kasar dan pemarah di rumah. Kesimpulannya, penting juga untuk mengetahui orangtua dari teman-teman sekolah anak kita. Anak-anak saya sekolah di SMP dan SMA swasta Islam. Sebelum masuk, kami mengikuti seleksi dulu. Bukan hanya anaknya yang dites, tapi orangtuanya juga diwawancarai. Pihak sekolah rupanya juga menginginkan wali murid yang karakternya baik. Sehingga alhamdulillah selama di sekolah itu anak-anak saya berteman dengan teman-teman yang baik. 

Beberapa pertanyaan dalam wawancara orangtua itu adalah: apakah orangtuanya merokok? Apakah orangtuanya suka mengikuti ceramah agama? Apakah orangtuanya membatasi dan mengawasi tontonan dan akses internet di rumah? Apa saja yang dilakukan orangtua untuk membangun komunikasi dan interaksi dengan anak di rumah? Dari pertanyaan-pertanyaan itu, kami pun jadi lebih yakin untuk memasukkan anak di sekolah tersebut karena ada seleksi orangtua juga. Insya Allah anak-anak kami akan berteman dengan anak-anak yang orangtuanya juga baik.

Investasi Pendidikan untuk Anak

Untuk mendapatkan sekolah terbaik, memang ada biayanya. Itulah yang menjadi fokus utama saya dan suami setelah menikah. Suami menekankan bahwa biaya pendidikan anak akan menjadi prioritasnya sehingga kami harus menekan gaya hidup. Saya pun pernah merasakan tidak membeli baju baru sampai dua tahunan. Bahkan lebaran tidak menggunakan baju baru. Bukan karena gaji suami yang kurang, karena gaji suami saya itu cukup tinggi. 

Sebagian besar gaji suami saya itu ditabung dan diinvestasikan untuk dana pendidikan anak. Demi pendidikan anak juga, suami bertahan bekerja di kantor walaupun seringkali merasa tidak betah dan ingin resign. Saya selalu mengingatkan bahwa anak-anak membutuhkan biaya pendidikan. Nantilah insya Allah kita bisa senang-senang kalau anak-anak sudah sukses semuanya.

Beberapa keuntungan yang kami dapatkan dengan menyiapkan investasi pendidikan untuk anak: 

Kemudahan Mendapatkan Sekolah Terbaik

Banyak orangtua yang pusing dengan sekolah anak, akibat mengandalkan sekolah negeri. Saya membaca curhatan-curhatan orangtua yang kesulitan mendapatkan sekolah untuk anak, karena gagal seleksi masuk ke sekolah negeri. Selain berpendapat bahwa sekolah negeri itu lebih baik daripada sekolah swasta, banyak juga orangtua yang mengalami keterbatasan dana sehingga kesulitan memilih sekolah swasta terbaik.

Alhamdulillah, karena investasi pendidikan yang sudah kami lakukan sejak belum memiliki anak, kami pun memiliki dana untuk memilih sekolah swasta terbaik. Kami tidak pernah mendaftar di sekolah negeri, karena lokasi rumah juga ada di kampung dan tidak ada sekolah negeri yang fasilitasnya bagus. Kami memilih sekolah swasta terbaik yang ada di dekat rumah. Biasanya kami cari di google dengan kata kunci: sekolah swasta terbaik di (lokasi tempat tinggal kami). Lalu kami datangi sekolahnya untuk survey. 

Mendapatkan Pendidikan yang Layak 

Sekolah swasta terbaik itu pastinya ada alasannya ya kenapa mendapatkan predikat tersebut. Bisa karena fasilitasnya, guru-gurunya, dan prestasi para siswanya. Sekolahnya harus yang terakreditasi A. Jangan sampai anak sekolah tapi banyak pelajaran kosong karena gurunya tidak berdedikasi. Jangan sampai anak dirundung di sekolah karena gurunya tidak tegas menangani para perundung. Jangan sampai anak sekolah tapi fasilitas sekolahnya bobrok (gedung mau roboh, atapnya bocor, tidak ada lapangan olahraga, dan lain-lain. 

Sepanjang pengalaman menyekolahkan anak di swasta, ada harga ada rupa. Memang biayanya mahal, tetapi fasilitasnya sangat layak. Guru-gurunya sangat perhatian dan berdedikasi. Tidak ada guru yang bolos mengajar. Walaupun gurunya sakit, akan digantikan oleh guru lain. Fasilitas sekolah juga lengkap dan bagus. Orangtua juga sangat mudah berkomunikasi dengan guru sekolah. Kalau saya kirim chat ke guru, itu akan segera dibalas dengan ramah. 

Bahkan kalau anak saya belum pulang sekolah meskipun sudah waktunya pulang, saya bisa menanyakan ke guru dan gurunya akan mencari anak saya ke seantero sekolah. Anak saya pun menelepon saya dengan menggunakan ponsel gurunya. Rupanya ponsel anak saya ketinggalan di rumah, sehingga tidak menghubungi saya untuk dipesankan ojol. Ini anak saya sudah SMP dan boleh bawa ponsel Nokia yang hanya bisa untuk sms dan telepon orangtua.

Investasi Pendidikan untuk Anak

 

Berbeda sekali dengan pengalaman teman saya yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. Teman saya dimarahi oleh wali kelas anaknya karena mengirim chat pribadi. Chatnya hanya boleh di grup wali murid. Ada juga yang chatnya tidak dibalas-balas oleh gurunya. Wow, kalau saya pasti sudah emosi deh. Tapi apa boleh buat  ya namanya juga sekolah gratis. Harusnya sih walaupun gratis tetap berdedikasi karena dibayar pemerintah, tapi tetap saja para guru itu kan melihat orangtua tidak mengeluarkan biaya SPP anaknya. Makanya bisa semena-mena. 

Alhamdulillah, proses adaptasi dengan sekolah baru berjalan dengan baik. Padahal ada pilihan untuk sekolah negeri, karena sama-sama dekat dari rumah. Tapi suami saya tetap memilih menyekolahkan di sekolah swasta selama masih ada biayanya.

Mengajarkan Metode Lain dari Investasi 

Selama ini kita mengetahui itu investasi itu diantaranya emas, properti, deposito, dan sebagainya. Ternyata pendidikan juga itu salah satu investasi. Dengan pendidikan terbaik, insya Allah anak-anak nantinya mendapatkan kemudahan di masa depan. Harapannya sih begitu. Investasi pendidikan itu tidak hanya dalam hal akademisnya melainkan juga kesehatan mentalnya. Bayangkan kalau anak mendapatkan perundungan di sekolah akibat dari kurangnya support system pihak sekolah. Kesehatan mental anak pun bisa terganggu. Contohnya anak yang buta karena ditusuk temannya di sekolah. Pihak sekolah malah menyembunyikan masalah itu dan rekaman CCTV-nya dihapus. Heran nggak sih? Kok ada sekolah seperti itu? 

Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan rezeki untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak kita ya.    

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....