Wednesday, May 22, 2013

Perempuan dan Bisnis: Fokus, Telaten, dan Serius


Kalau berbicara mengenai perempuan dan bisnis, pikiran saya pasti langsung teringat Bunda Khadijah RA, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Siapa yang tak mengenal latar belakangnya sebagai pengusaha wanita yang sukses? Bahkan, Rasulullah pun pernah bekerja kepadanya sewaktu belum menikahinya. Berkat pekerjaan itu pula, Rasulullah dipinang oleh Khadijah dan keduanya bahu membahu menjalankannya bisnis. Sebagai wanita, Khadijah menyerahkan urusan perniagaan kepada karyawan-karyawannya. Beliau menjalankan bisnisnya dari rumah, sambil sesekali mengecek usahanya. Subhanallah, itu kondisi yang ideal sekali dan saya juga ingin bisa begitu.


Saya pernah mencoba berbisnis beberapa kali, sebelum akhirnya lebih nyaman menulis buku dan blog. Sewaktu kuliah, saya menjadi member MLM beberapa kosmetik. Tidak tanggung-tanggung, ada tiga MLM kosmetik yang saya ikuti. Mengapa kosmetik? Kebetulan saja ketemunya dengan agen kosmetik. Saya dan sahabat saya sedang berjalan-jalan di Pusat Bisnis Semarang, di kawasan Simpang Lima. Mampir ke gerai kosmetik, coba-coba mendaftar dan menekuni bisnis itu sambil kuliah. Mudah sih, hanya memperlihatkan katalog, teman-teman pun banyak yang memesan. Dari situ, ada distributor kosmetik lain yang menawari untuk menjualkan produk mereka. Alhasil, saya pun mencoba menjualkan tiga produk kosmetik. 

Namun, saya kurang pandai menjual kosmetik, karena harganya yang selangit untuk ukuran mahasiswi dan teman-teman saya pun tidak banyak yang suka berdandan. Paling-paling mereka memakai parfum, lipglos, dan bedak. Selebihnya, tidak. Akhirnya, saya berhenti menjual kosmetik. Setelah lulus kuliah, sambil menunggu mendapatkan pekerjaan, saya coba-coba berjualan es jus bersama seorang teman. Kami berjualan di Bazaar-Bazaar. Lumayan laris, bahkan habis. Hanya memang capek ya berjualan makanan atau minuman, dan untungnya sedikit. Ya, mungkin karena memang tidak diseriusi. 

Saya juga pernah mencoba berjualan jilbab, tapi susah lakunya. Selain modalnya juga harus ada terus, trennya berganti-ganti, membuat banyak stok menumpuk di rumah dan saya pakai sendiri. Setelah itu, saya bekerja kantoran, berumahtangga, dan fokus di dunia menulis dan blog. Masih ada di dalam impian saya, menjadi pebisnis wanita yang sukses. Mimpi saya membuat salon wanita yang di dalamnya juga ada toko buku atau perpustakaan, butik, dan kafe. Wiiih... kompliiit.... Gedungnya sih gak usah besar-besar. Intinya, satu gedung itu mencakup semua mimpi saya. Selain suka menulis, saya juga suka mendandani orang dan mendesain busana. Banyak keinginan, tapi untuk sekarang masih fokus di tulisan. 

Sepanjang pengalaman saya berbisnis atau berdagang, insya Allah peluang untuk sukses pun besar, asal harus tekun dan serius. kalau seperti saya yang masih mendua dengan menulis, akan susah bagi waktunya. Bisnis yang paling mudah adalah bisnis online, karena tidak perlu ada toko secara fisik. Itupun harus serius. Saya pernah sesekali berjualan buku anak, maupun buku sendiri via online, hasilnya tak seberapa karena memang kurang fokus. Saya juga masih dilanda kemalasan untuk membungkusi barang dagangan dan mengirimkannya ke pos, ehehehe... Banyak alasan ya. 

Fokus itu, sebaiknya juga pada barang yang kita jual. Misalnya, fokus menjual barang kosmetik atau baju atau buku. Kalau semua barang kita jual, akan menyulitkan branding. Eits, padahal nanti saya juga mau menjual macam-macam ya, dari baju sampai jasa kecantikan hehehe..... Tapi, berdasarkan pengamatan saya, memang lebih nyaman bila penjual itu fokus. Ada teman saya yang fokus menjual kue, sehingga kue-kuenya pun terus mengalami variasi produk dan rasa. Ada yang fokus menjual baju, koleksi baju yang dijual pun banyak dan beragam. Yang saya lihat, kalau penjualnya itu menjual apa saja, malah koleksinya begitu-begitu saja. 

Dan tentunya, bagi seorang muslimah, dalam menjalankan bisnis harus mengikuti aturan bermuamalah dalam Islam. Sering kali perniagaan yang dilakukan melanggar syariah Islam, misalnya menetapkan harga yang berbeda antara tunai dan kredit. Ada baiknya untuk membaca buku atau menggali informasi mengenai berbisnis di dalam Islam, sebelum menjadi pengusaha. Profesi ibu rumah tangga, berpeluang besar melakukan bisnis, karena bisa dikerjakan sambil mengurus anak. Kalau belum punya modal banyak, bisa dimulai dengan berjualan via online. Lebih terangnya, bisa ditanyakan kepada yang sudah ahli, alias ibu-ibu yang sudah berjualan via online. Selamat berbisnis, Perempuan Indonesia.




9 comments:

  1. Saya suka jualan Mbak, cuma sama ibu gak boleh. Takut kecapekan kata beliau :)

    ReplyDelete
  2. aku juga masih mendua dengan ngeblog tante... tapi menurutku gag masalah, selama keduanya saling menguntungkan :D

    ReplyDelete
  3. pernah ikutan yg jualan make up, tapi waktu itu saya belum bisa dandan. ya gak laku :D Sekarang udah bisa :p

    Mak Leyla hana kalau nulis kok mesti sweet ya?
    sukaaa

    ReplyDelete
  4. Memang jika ingin sukses dalam bisnis itu harus fokus dan telaten ya?
    Tulisannya mantap Mak... Gudlak ya?

    ReplyDelete
  5. terima kasih sudah berpartisipasi di give away-ku ya mb Leyla Hana, good luck ;)

    ReplyDelete
  6. bisnis jalan, mengurus anak jalan ya mbak kalau pebisnis itu ibu rumah tangga

    ReplyDelete
  7. artikel yang menarik,,,,untuk menambah wawasan//

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....