Saturday, May 21, 2022

Halal bi Halal di Kebun Naga Poernama Garut

Alhamdulillah, nggak terasa sudah tanggal 21 Mei saja dan saya baru update satu artikel di blog ini. Bukan nggak ada bahan tulisan, tapi nggak ada waktu dan masih malas gerak setelah liburan lebaran. Saya update 30 artikel di blog sebelah, lalu istirahat dulu supaya jari dan otaknya nggak kram.

Kebun Naga Poernama



Nah, kali ini saya mau ceritain aja deh pengalaman halal bi halal selama libur lebaran kemarin. Bersyukur sekali tahun ini sudah bisa mudik. Dua tahun kemarin, saya sekeluarga menahan diri untuk nggak mudik walaupun bisa saja diam-diam mudik. Toh kata teman saya, nggak ada polisi yang meriksa mobil satu per satu kok. Tapi kami tetap taat peraturan pemerintah untuk nggak mudik.

Akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Lebaran tahun ini udah nggak ada larangan mudik. So, mudiklah kami ke kampung suami, dua hari sebelum lebaran. Kenapa mepet? Ya karena suami masih kerja. Meskipun WFH, lebih enak kerja di rumah karena ada wifi. Kalau di kampung kan nggak ada wifi. 

Untungnya kami nggak kena macet, justru karena kami mudik setelah orang-orang duluan mudik. Mereka mulai mudik hari Rabu-Kamis, sedangkan kami mudik Jumat sore. Kami bisa terhindar dari kemacetan yang cukup parah. Tapi sekarang udah nambah jalan tol, jadi macetnya nggak separah tahun-tahun sebelumnya ya.

Dulu mah susah banget deh ke Garut tanpa macet. Mau itu sebelum lebaran, hari lebaran, dan setelah lebaran. Macet terus. Perjalanan yang hanya 5 jam, jadi 12 jam. Kalau kemarin hanya molor 2 jam, itupun kami istirahat dulu makan di restoran. Kalau belanja bisa online sesuai tren belanja online dari masa ke masa, kalau mudik mah nggak bisa online. Tetap harus jalan sendiri kan. 

Hari kedua lebaran, kami halal bi halal di keluarga besar bapak mertua. Kali ini diadakan di Kebun Naga Poernama Bayongbong yang masih dimiliki oleh keluarga bapak mertua. Ini halal bi halalnya dihadiri keluarga besar, jadi udah seperti acara pernikahan saja. 

traveling garut

Itupun nggak semuanya hadir, karena dibatasi per keluarga maksimal 20 orang. Dari keluarga kami hadir 12 orang saja. Aslinya sih banyaak. Seneng nih kalau halal bi halalnya di tempat wisata begini. Ehm, memang seperti apakah Kebun Naga Poernama itu? 

Jadi, ini adalah Kebun Buah Naga. Bukan Kebun Naga yang bisa mengeluarkan api itu. Perjalanannya cukup jauh dari Kota Garutnya kira-kira 1 jam perjalanan. Kami naik ke atas perbukitan. Jalanannya menanjak dan kecil. Sampai di lokasi, rupanya kami masuk lewat pintu belakang, jadi nggak kena swap. Yup, semua yang hadir lewat pintu depan harus swab dulu. Gratis juga, karena dokternya pun masih keluarga. 

Untuk ke tempat acara pun, kami harus jalan menanjak lagi karena kebunnya itu di atas bukit. Whoaaa.... Pemandangannya sudah tentu cantik. Tanaman buah naganya di mana-mana, tapi sayang buahnya belum besar-besar jadi nggak begitu mencolok. 

kebun buah naga bayongbong


Saya tanya ke suami, sebenarnya ini tempat wisata apa ya? Soalnya ya hanya ada kebun buah naga, restoran, beberapa alat bermain anak seperti ayunan, dan beberapa spot foto. Suami saya sih bilangnya sih ya ini hanya restoran di atas bukit dengan pemandangan dari atas bukit dan hamparan buah naga. 

Oh mungkin ini tuh tadinya memangnya kebun buah naga, lalu dikreasikan menjadi restoran atau kafe. Nah, buat yang mau makan sambil memandangi kebun buah naga, mampir saja ke sini deh. Untuk makanannya, sudah tentu saya tidak tahu karena saya makan makanan katering yang isinya ayam bakar, lalapan, dan sayur asem. 

Makanan kateringnya disediakan oleh restoran itu. Per keluarga membayar Rp 500 ribu untuk urunan halal bi halal. Entah berapa kalau makan sendiri di restorannya. Saya nggak sempat memantau harga karena sudah harus mengikuti acaranya yaitu mendengarkan tausiyah dari Ustaz Evi yang ternyata masih saudara juga, pembagian amplop untuk anak-anak, dan halal bi halal. 

Halal bi halal 2022



Sebelum acara, kami foto-foto dulu di beberapa spot yang disediakan. Bisa dilihat ya apa saja. Sayangnya, saat itu habis hujan jadi jalannya licin. Anak-anak pun beberapa kali terjatuh. Pulang-pulang bajunya kotor oleh tanah basah. Buat yang mau makan di kafe dengan pemandangan perbukitan, boleh banget mampir ke sini. Udaranya pun sejuk. Nggak ada gerah-gerahnya.  

Senangnya anak-anak saya nggak hanya dapat uang lebaran, tapi juga hadiah karena tamat puasa dan doorprize. Dua anak dapat semua. Alhamdulillah. Berkah silaturahim. Nggak kalah happynya dengan pemenang rezeki nomplok 100 juta dari Sampoerna Mobile Saving. 

3 comments:

  1. Buah favoritku, buah naga memang ga bisa ditolak di rumah juga nanam tapi yang putih. Biasanya juga tumbuhnya musiman, setahun sekali jarang makan. Mantep ini kalau bisa ke kebun naga, pengin belajar cara nanam dan merawatnya dengan baik, biasanya ada edukasinya gitu kan? Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. wah asyik ya, berkegiatan di alam itu memang menyenangkan

    ReplyDelete
  3. Ada kebun buah naga juga di Garut ya mba 👍. Aku taunya yang di Banyuwangi. Buah naga itu walopun aku ga suka rasanya, tapi rutin makan Krn bagus buat pencernaan 😄. Toh lama2 jadi biasa.

    Bagus juga kalo tempatnya sekaligus buat wisata dan restoran segala. Jadi kayak one stop recreational place. Wisatanya ada, resto ada, view dapet. 👍.

    Jadi pengen ke Garut. Trakhir kesana 2011, udh lama banget 😅.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....