Thursday, May 19, 2022

Tren Belanja Online dari Media Sosial ke Marketplace

Dua minggu setelah lebaran, masih nafsu belanja nggak nih Mama-mama? Kalau saya, masih dong meskipun sudah agak berkurang kadarnya. Saat bulan Ramadan kemarin, saya sudah banyak belanja online untuk kebutuhan lebaran. Setelah lebaran, ternyata masih ada sisa-sisa keinginan belanja online, terutama untuk membeli barang-barang yang belum sempat saya beli di bulan Ramadan. Salah satunya membeli snack dan kue lebaran sebagai menu wajib keluarga di hari lebaran

Yuk Jualan Online


Yup, sekarang ini saya lebih sering belanja online daripada ke tokonya langsung. Apalagi di masa pandemi dan di bulan Ramadan. Belanja online itu sangat memudahkan kita memperoleh barang-barang yang dibutuhkan secara praktis dan  ekonomis. Bisa menghemat tenaga dan uang, karena tidak perlu pergi ke tokonya dan seringkali harganya lebih murah di toko online. Bagi para penjual, yuk jualan online, karena pangsa pasarnya sangat luas. Bisa menjangkau seluruh kota di Indonesia.

Saat pandemi, kita menghindari pertemuan dengan banyak orang, sehingga belanja online menjadi solusi terbaik. Kita bisa membeli barang-barang yang dibutuhkan tanpa harus bertemu dengan banyak orang, karena barang akan diantarkan ke rumah oleh kurir. Begitu pula saat bulan Ramadan. Saya masih ingat dulu panas-panasan berbelanja di Tanah Abang dalam keadaan haus dan lapar. Berat rasanya melihat orang lain makan dan minum di siang hari bulan Ramadan. Kemarin tidak perlu merasakannya lagi, karena saya berbelanja via online. Bahkan, kita bisa membeli kue kering wajib ada di hari raya melalui e-commerce.

Jadi, dengan terus meningkatnya tren belanja online atau berbelanja melalui e-commerce, saya sangat diuntungkan sebagai pembeli. Saya bisa memilih-milih barang tanpa harus kelelahan. Harganya pun kompetitif dan saya bisa mendapatkan harga yang paling terjangkau. Para penjual juga sangat diuntungkan dengan tren belanja online ini, karena bisa menambah pemasukan melalui toko online. Bahkan, banyak ibu rumah tangga yang ikut berjualan online untuk menambah pemasukan rumah tangga. Nah, untuk para ibu rumah tangga yang ingin menambah pemasukan, yuk jualan online. 

Ternyata belanja online itu terus mengalami perubahan terutama dalam hal media penjualannya. Saya mengalami perubahan itu. Kita mulai saja pembahasan tentang tren belanja online dari masa ke masa ini dari pengalaman saya selama berbelanja online. Belanja online sangat memudahkan ibu rumah tangga seperti saya yang masih suka rebahan sambil menonton 5 drakor dengan alur plot twist, daripada berdesakan di pasar. Tren e-commerce berdasarkan pengalaman saya dimulai dari: 

Media Sosial

Awalnya dulu saya belanja online melalui media sosial, yaitu facebook. Barang-barang yang saya beli sebagian besar adalah buku. Saat itu saya masih suka membaca buku cetak. Saya beli dari teman facebook yang sudah dikenal saja, jadi alhamdulillah tidak pernah tertipu. Akan tetapi, belakangan marak penipuan belanja online melalui facebook dan instagram. Para penipu itu sangat pintar mengecoh pembeli dengan tampilan akun media sosial yang kelihatannya populer.

Kalau saya sangat berhati-hati berbelanja melalui media sosial. Akibatnya, saya sering kesulitan memperoleh barang yang saya inginkan. Saya terpikat melihat produk-produk yang dijual di media sosial, tetapi takut membelinya kalau tidak mengenal penjualnya atau tidak ada rekomendasi dari teman. Memang itu risikonya belanja online. Kita tidak bisa langsung memegang barangnya, meskipun sudah dibayar. Harus tunggu dikirimkan dulu. 

Belanja online melalui media sosial hanya berdasarkan kepercayaan. Sayangnya, kepercayaan inilah yang disalahgunakan oleh para penipu. Tak hanya pembeli yang bisa tertipu, penjual juga bisa lho. Kalau pembeli, sudah transfer uang pembelian, eh barangnya nggak dikirim-kirim. Kalau penjual, seringkali tertipu dengan struk pembayaran palsu. 

Pembeli seolah-olah sudah mentransfer biaya pembelian dan memberikan struk pembayaran palsu kepada penjual dengan nominal lebih. Alasannya, salah tulis nominal transfer. Misal, pembelian Rp 1 juta, ditransfer Rp 1,5 juta. Kemudian, pembeli meminta penjual untuk mengembalikan kelebihan transfer itu sebesar 500 ribu. Jika penjual terlalu percaya tanpa mengecek lagi rekeningnya, maka penjual sudah jatuh ke dalam penipuan itu. 

jualan di lazada

Website 

Untuk mengurangi kemungkinan ditipu, tren belanja online dari masa ke masa berikutnya adalah melalui website. Dulu, website pribadi dianggap lebih tepercaya. Penjual harus membuat website pribadi dengan mengeluarkan biaya domain dan hosting. Kita bisa bertransaksi melalui website itu. Memilih barang yang dipajang di website dan membayar menggunakan metode pembayaran yang tersedia. 

Saya sempat sih tertarik juga bertransaksi melalui website itu. Namun, entah kenapa saya masih belum berani juga meskipun ada rubrik testimoni, lalu saya cek di media sosialnya juga kelihatannya ramai pembeli. Akhirnya saya hanya lihat-lihat saja produknya. Kalau official store brand terkenal sepertinya aman ya, tapi kalau toko online tanpa merk itu saya masih ragu.  

Misalnya saja, toko yang menjual pakaian dari Tanah Abang. Baju-baju yang dipajang di website adalah baju-baju yang dijual di Tanah Abang. Jadi, bukan baju merk tertentu atau official store dari merk tersebut.  Saya khawatir kena tipu. Namanya juga uang tak seberapa dari hasil mengumpulkan sisa-sisa belanja sayur. Kalau kena tipu, pasti nangis hehehe.

Ternyata memang penipu juga mengikuti perkembangan tren belanja online dari masa ke masa ini. Mereka tidak ragu mengeluarkan modal untuk membuat website dan menyewa domain beserta hostingnya. Bahkan, mereka berani mengeluarkan uang untuk biaya iklan di facebook dan instagram. Yup, berbelanja di website pribadi juga belum memberikan jaminan keamanan belanja online.

Marketplace

Marketplace adalah salah satu bagian dari e-commerce. Marketplace itu sebuah platform perantara atau pihak ketiga yang mempertemukan penjual dan pembeli. Di dalam marketplace, ada banyak penjual dari aneka merk (official store) dan toko online. Marketplace menyediakan tempat untuk berjualan dan metode pembayaran menggunakan rekening bersama, sehingga bisa meminimalisir penipuan. 

Pembeli membayar menggunakan rekening milik marketplace tersebut. Kalau barang sudah diterima dengan baik, tidak ada komplain, dan pembeli sudah menekan tombol konfirmasi bahwa barang sudah diterima, maka uang pembayaran akan diserahkan ke penjual. Sedangkan,  jika pembeli belum menerima barang dan mengajukan komplain atau pengembalian barang, maka uangnya akan ditahan di rekening marketplace tersebut. Uang akan kembali kepada pembeli bila barang dikembalikan karena tidak sesuai. 

Risiko penipuan lebih bisa ditekan dengan transaksi di marketplace ini. Meskipun penipu juga masih terus mencari cara untuk menipu, setidaknya marketplace ini memberikan perlindungan lebih banyak kepada pembeli dan penjual. Kecuali kalau pembeli mentransfer pembayaran ke rekening penjualnya langsung, ya sudah deh tidak bisa dibantu oleh marketplacenya bila terjadi penipuan. 

Di marketplace juga tersedia fitur-fitur yang membuat pembeli bisa lebih selektif memilih barang. Ada fitur rating dan review di mana pembeli akan mendapatkan poin jika memberikan rating dan review berupa foto dan video asli. Calon pembeli bisa melihat deh apakah barangnya itu memang sesuai dengan fotonya dan tokonya bisa dipercaya.  Transaksi jual beli di marketplace ini bisa dilakukan melalui website dan aplikasi. 

lazada

Salah satu marketplace dengan penjualan terbesar di Indonesia adalah Lazada. Saya sudah beberapa kali berbelanja di Lazada dan alhamdulillah aman. Barang yang saya terima pun sesuai ekspektasi, sehingga saya tidak pernah mengajukan pengembalian barang. Bagi Anda yang ingin berjualan online, Anda bisa berjualan di Lazada. Yuk jualan online di Lazada, karena ada banyak keuntungannya berjualan di Lazada. 

  • Cara pendaftarannya sangat mudah, hanya dengan satu langkah. 
  • Penjual akan mendapatkan pendampingan dari Lazada selama 90 hari. 
  • Penjual dapat mengikuti promo atau campaign secara gratis untuk meningkatkan popularitas tokonya. 
  • Mendapatkan validasi dalam satu hari. 
  • Komisi 0%,  jadi penjual tidak perlu memberikan komisi kepada Lazada.
  • Lazada adalah portal belanja yang terbesar di seluruh Asia Tenggara yang memiliki banyak calon pembeli. 

Bagaimana cara  mendaftarnya? Untuk bisa berjualan, calon penjual harus mengunduh aplikasi Lazada di playstore atau applestore. Lalu, masuk ke halaman daftar penjual dan mulai mendaftar. Masukkan alamat toko dan dokumen penjual yang dibutuhkan. Unggah produk-produk yang akan dijual. Anda bisa langsung berjualan setelah produknya diunggah. 

Tenang, kalau mengalami kesulitan bisa menghubungi Lazada Seller Support Centre. Ada fitur unggulan yang bisa membantu meningkatkan trafik dan penjualan. Sekarang juga ada fitur Live Streaming yang terpampang di banner calon pembeli, sehingga penjual bisa langsung menawarkan barangnya saat live streaming. Mirip seperti sedang berjualan di toko offline. Pembeli bisa melihat kondisi barangnya secara langsung, sehingga bisa lebih yakin untuk membeli. 

Untuk meningkatkan penjualan, Lazada memiliki program-program promosi seperti saat Harbolnas. Ada sistem rating juga, sehingga bisa meyakinkan calon pembeli jika produknya mendapatkan rating yang bagus. Jadi, pastikan menjual barang yang bagus dan berkualitas ya, jangan menipu pembeli.

Begitulah tren belanja online dari masa ke masa yang saya alami, tak jauh berbeda dengan artikel yang saya baca di artikel Dulu dan Sekarang: Lazada Bahas Tren Belanja Online dari Masa ke Masa. Kesimpulannya, ternyata tren belanja online terus mengalami perubahan dan sekarang adalah masanya belanja di marketplace seperti Lazada. Coba deh baca juga artikel Tren Belanja Online dari Masa ke Masa ini yang penting dibaca untuk semua orang yang ingin mencoba berjualan online atau meningkatkan pemasaran barangnya melalui penjualan online. 

tren belanja online dari masa ke masa

 

Untuk berjualan online, Yuk Jualan Online tidaklah sesulit yang diperkirakan karena melalui Lazada kita bisa berjualan dengan mudah. Apalagi fitur-fiturnya sangat mendukung peningkatan penjualan. Siapa yang langsung semangat jualan online setelah membaca artikel ini? Yuk jualan online!


23 comments:

  1. Hehe bener banget ini, mah, belanja online yang dulunya di media sosial seperti facebook dan instagram agak sulit dan tidak efektif. Sampai hadir marketplace yang lebih terpercaya dan memudahkan dalam jual beli online. Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. wah seru juga ya mbak dari Lazada juga suka kasih kelas online. jadi buat seller baru gak bingung pas mau jualan di Lazadanya.

    ReplyDelete
  3. Masih ingat sampai sekarang pertama kali belanja online sepulangnya dari merantau di Taiwan, ya di Lazada ini. Sampai sekarang saya masih belanja online dari Lazada juga. Karena hanya satu aplikasi itu yg sudah tersedia di ponsel. Sudah bawaannya hehehe

    ReplyDelete
  4. Baca paragraf awal terasa ditampol, hehe... Dulu saya pun suka kalap kalau belanja baju, tiap hari ada keluar model baru pasti beli. Namun dua tahun belakangan ini sudah mulai mengurangi kebiasaan itu. Sekarang ini mulai berpikir untuk membuka bisnis, itung-itung sebagai kompensasi waktu lalu, hehe...

    ReplyDelete
  5. jaman sekarang belanja online memang lebih menjawab kebutuhan masyarakat, beberapa barang yang terasa langka di pasaran offline pun mudah kita temukan di marketplace ataupun toko online.

    ReplyDelete
  6. Jualan online di Lazada apalagi dengan memanfaatkan fitur live streamingnya, jadi meluas lagi pangsa pasarnya. Daku suka ceki-ceki juga sih kalau seller lagi live

    ReplyDelete
  7. ternyata cara daftar di Lazada sangat mudah ya, pastinya bakal ngebantu banget para calon seller. penjulana di ecommerce seperti lazada ini pastinya bakal bantu bisnis semakin berkembang

    ReplyDelete
  8. Iya sih, jual beli online di media sosial itu tantangan utamanya adalah kepercayaan. Aku lihat ini dari para pelanggan baruku. Yang baru pertama kali belanja, baru kenal pula, biasanya agak-agak curiga gitu :)) Tahun ini insya Allah buka toko di marketplace. Lagi nyari-nyari marketplace yang sreg di hati. Sekarang lihat-lihat Lazada juga.

    ReplyDelete
  9. Lebih merasa aman belanja di marketplace dibandingkan di media sosial.
    Selain itu untuk memilih, membandingkan harga, juga jauh lebih mudah.
    Yg punya usaha kudu punya toko online di marketplace seperti Lazada. Lebih meyakinkan konsumen.

    ReplyDelete
  10. Saat tahun 2012 itu, aku sempat sih merasakan maraknya belanja melalui media sosial. Karena marketplace belum serame sekarang kan. Jadi kebanyakan orang belanjanya lewat sosmed. Hehehe

    ReplyDelete
  11. Sudah nyaman banget saat ini berbelanja menggunakan online shop.
    Hemat biaya macam-macam dan barang sampai di rumah.
    Selain itu juga pembayaran semakin mudah dengan berbagai macam cara pembayaran yang disediakan.
    Salah satu ecommerce terpercaya adalah berbelanja di Lazada.

    ReplyDelete
  12. Kalo di marketplace lebih aman juga sih menurutku. Karena uang kita dipegang sama pihak ketiga gitu jadinyaa ga akan ketipu

    ReplyDelete
  13. Saya kebetulan sudah berjualan di Lazada sejak 2017. Memang banyak pros dan cons nya, tapi yang jelas traffic nya sangat lumayan untuk penjualan.

    ReplyDelete
  14. Lazada salah satu market place yang lumayan sering aku kunjungi buat belanja sih, selain banyak penawaran yang menarik biasanya program promosinya kece kece amat.
    Kalau mau usaha jualan online, bagus juga kalau jadi seller Lazada dan memanfaatkan banyak programnya

    ReplyDelete
  15. Iya, sekarang belanja online makin diminati
    Dan emang kalau cari amannya, lebih baik belanja online di marketplace

    ReplyDelete
  16. Sekarang belanja di marketplace kayak punya garansi uang kembali, jadi tren beli beli dari marketplace mulai tumbuh

    ReplyDelete
  17. belanja di marketplace memang lebih aman dari belanja melalui media sosial yaa, karena sekarang banyak sekali penipuan online..

    ReplyDelete
  18. Haha. Quote banget ini. Meskipun penipu akan cari cara untuk terus menipu. Kalau ada indikasi penipuan, Lazada bisa segera menangani ya

    ReplyDelete
  19. Saya juga merasakan masa dimana Facebook sebagai salah satu media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk membeli barang secara daring. Dulu, sama sih Mba, saya pun hanya memesan dari teman yang saya kenal saja, dan sampai hari ini pun, ada salah satu teman yang akan selalu saya cari ketika ingin membeli buku secara daring.

    Time flies dan perkembangan teknologi makin pesat. Apalagi semenjak pandemi kemarin, rasanya kebiasaan untuk berbelanja secara langsung sedikit banyak, bergeser ke kebiasaan mencari berbagai kebutuhan secara daring. Lazada juga jadi salah satu marketplace terpercaya untuk mendapatkan berbagai barang kebutuhan ya, Mba.

    ReplyDelete
  20. Wah Lazada bisa banget nih jadi rekomendasi untuk memulai jualan online, karena mempermudah pembisnis online tentunya untuk meningkatkan penjualan.

    Btw, kak apa saya aja ya yang merasa tulisan di artikel blog ini cukup kecil, hehe.

    ReplyDelete
  21. Wah keren yaa jualan di Lazada, bisa dapetin pendampingan seller baru selama 90 hari jadi bisa tanya-tanya langsung kalau masih bingun cara jualannya.

    ReplyDelete
  22. Aku suka produk produk di lazada.. respon customer servicenya juga cepat saat kita komplain

    ReplyDelete
  23. Jualan online itu susah gak sih. Aku kok maju mundur ya. Takut gagal. Butuh bimbingan dari lazada biar tahu jualan online yang sukses.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....