Friday, May 31, 2013

Komunitas Penulis Itu Perlu!

Tulisan ini disertakan dalam 8 Minggu Ngeblog oleh Anging Mammiri.

Saya pernah menyampaikan di sebuah seminar kepenulisan, bahwa salah satu pendorong seorang calon penulis agar terus bersemangat menulis adalah dengan bergabung di komunitas penulis. Di dalam komunitas penulis, calon penulis akan mendapatkan suntikan semangat, informasi lowongan menulis, bahkan partner diskusi karya, meskipun tidak selalu karyanya cepat diterbitkan. Komunitas penulis yang pertama kali saya ikuti adalah Forum Lingkar Pena yang digagas oleh Helvy Tiana Rosa (HTR). Saya termasuk angkatan awal, meski bukan yang pertama, bergabung di FLP. Komunitas yang kini anggotanya sudah puluhan ribu dan tersebar di berbagai negara ini,  sangat berjasa dalam proses karir kepenulisan saya.

Segera Terbit: Surga yang Terlarang

Nazma menoleh, dan jantungnya langsung berdebar kencang. Jarak antara dirinya dengan Faisal begitu dekat. Ia tak mampu bergerak, untuk sekadar menjauhkan dirinya beberapa sentimeter dari lelaki yang memenuhi kepalanya setahun belakangan. Tak terasa lamanya waktu yang telah dilewatinya untuk mengagumi lelaki itu, dari semula tidak mengenal sama sekali, menjadi sedemikian dekat.
“Eh, iya, Pak….” Nazma menjawab, sebisa mungkin menghilangkan kegugupannya.

Usia 23 Tahun, Sudah Harus Mandiri

“Mulai sekarang kamu gak dapat uang saku lagi ya. Kamu harus cari sendiri, kan sudah lulus kuliah.”

Ucapan mamaku itu membuat lantai tempatku berpijak terasa membelah dan siap menerkam tubuhku serta menguburku hidup-hidup. Usiaku baru menjelang 23 tahun, ketika aku lulus kuliah dari S1 Ekonomi Pembangunan di Undip, Semarang. Aku sudah belajar mandiri sejak kuliah di tempat yang jauh dari orang tua, harus kos, dan cari makan sendiri. Tapi, mandiri dalam arti sebenarnya, tanpa sokongan orang tua lagi? *tepok jidat.

Thursday, May 30, 2013

Marina UV White dengan Ekstra SPF 15, Optimal Melindungi Kulit dari Pengaruh Buruk Sinar UV


Walaupun saya jarang ke luar rumah, saya suka pakai pelembab tubuh dan wajah yang mengandung tabir surya atau Sun Protection Factor (SPF). Saya pilih Marina Hand and Body Lotion dengan SPF 15, karena kandungannya lengkap tapi harga terjangkau. Saya jadi rajin pakai hand and body lotion dengan SPF, sejak pindah ke Citayam, Bogor. Meskipun lokasinya di Kota Hujan, tapi cuacanya puanaaas banget. Baru beberapa minggu saja, kulit saya sudah menghitam. Padahal, tadinya lumayan cerah hehe….Itu membuat saya kehilangan percaya diri. 

Ibu Rumah Tangga pun Butuh Komunitas


Tulisan ini diikutsertakan dalam 8 Minggu Ngeblog oleh Anging Mammiri Minggu Kedelapan

Sering sekali kita mendengar ibu rumah tangga yang stress dan depresi, padahal sehari-hari ada di rumah. Kalau dipikir-pikir, di rumah itu kan enak ya? Bisa tidur dan makan sesukanya, tidak ada yang memerintah. Lain kalau bekerja di kantor, terikat peraturan kantor. Makan hanya bisa di jam makan siang. Kerja tidak boleh sambil mengobrol. Belum lagi kalau bos galaknya minta ampun. Tapi kenapa kok malah banyak ibu rumah tangga yang stress, bahkan depresi? Kadang saya juga bingung saat ada teman sesama ibu rumah tangga, yang hidup berkecukupan, suami mapan, anak-anak sehat, tapi kok depresi sampai dirawat di rumah sakit? Ada apa, hayo?

Wednesday, May 29, 2013

Mother, Author, Blogger, Quiz Hunter

Menjelang usia 32 tahun, tak terasa sudah puluhan tahun kulalui dengan berbagai peristiwa. Sejak kecil, aku hanya seorang anak yang biasa saja, bahkan cenderung terlambat dibandingkan teman-teman lain. Aku tidak melewati masa sekolah di Taman Kanak-Kanak, karena kondisi keuangan orang tua yang pas-pasan. Tak heran saat masuk SD, aku tidak tahu apa-apa dan harus belajar dari awal. Aku tertinggal dibandingkan teman-teman lain. Seingatku dulu, almarhumah Ibu, tak banyak mengajariku membaca, menulis, dan menghitung karena sibuk bekerja. Aku diasuh oleh pembantu dan adik sepupu Ibu yang bergantian tinggal di rumah kami selagi mencari pekerjaan di Jakarta. Otomatis, di sekolah, aku menjadi korban bullying dari guru kelas dan teman-teman, karena dianggap "bodoh."

Wednesday, May 22, 2013

Perempuan dan Bisnis: Fokus, Telaten, dan Serius


Kalau berbicara mengenai perempuan dan bisnis, pikiran saya pasti langsung teringat Bunda Khadijah RA, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Siapa yang tak mengenal latar belakangnya sebagai pengusaha wanita yang sukses? Bahkan, Rasulullah pun pernah bekerja kepadanya sewaktu belum menikahinya. Berkat pekerjaan itu pula, Rasulullah dipinang oleh Khadijah dan keduanya bahu membahu menjalankannya bisnis. Sebagai wanita, Khadijah menyerahkan urusan perniagaan kepada karyawan-karyawannya. Beliau menjalankan bisnisnya dari rumah, sambil sesekali mengecek usahanya. Subhanallah, itu kondisi yang ideal sekali dan saya juga ingin bisa begitu.

Seandainya Saya Tidak Ngeblog, Stres dan Bete Melanda


Berpikir seandainya saya tidak ngeblog, hmm… sudah hampir tiga minggu ini saya diuji dengan koneksi internet yang supeeeer lolaaaa…. Koneksinya lumayan baik di atas jam 1 sampai jam 4 pagi. Itupun gak bener-bener lancar. Masih harus sabar, tapi lumayanlah. Masalahnya kan saya gak selalu bisa bangun dini hari. Untuk menyiasatinya, saya tidur selepas Magrib. Untung anak-anak juga tidur jam segitu. Tapi yang kasihan suami saya, pulang ke rumah gak ada yang nunggui, hehe…. Minggu-minggu itu, saya juga berusaha fokus untuk mengerjakan novel yang dimaksudkan untuk lomba. Saya bela-belain ngeblog, di antara kesibukan nulis novel dan internet yang lola, demi tantangan 8 Minggu Ngeblog dari Anging Mammiri. Alhamdulillah, saya masih bisa mengikuti tantangannya, dan tulisan ini disertakan untuk 8 Minggu Ngeblog oleh Anging Mammiri Minggu Ketujuh.

Tuesday, May 21, 2013

Luve Litee, Es Krim untuk Kesehatan dan Kecantikan


Suatu hari, saya  melihat kicauan seorang teman saya di Twitter yang sedang mengikuti kuis dari sebuah produk es krim Luve Litee. Kuisnya menyuruh peserta membuat kalimat cinta yang ditujukan kepada orang terkasihnya. Bila menang, orang terkasihnya itu akan mendapatkan kiriman es krim Luve Litee secara gratis disertai kartu ucapan yang berisi kalimat cinta tersebut. Sekali dua kali melihat teman saya mengirim kalimat cinta untuk suaminya (tentu saja kalau menang, es krimnya akan dikirim ke rumahnya juga), saya sempat ingin ikutan. Dalam benak saya berpikir, “es krim Luve Litee itu es krim apa, ya? Kok aku baru tahu?” Tapi, untuk mengikuti kuisnya, saya masih maju mundur, karena kurang bisa menulis pesan romantis.

Friday, May 17, 2013

Mengubah Kritik Menjadi Keripik


Tulisan ini disertakan dalam 8 Minggu Ngeblog Anging Mammiri Minggu Keenam. 

Suatu malam, saya membaca kultwit seorang penulis muda, yang usianya jauh lebih muda dari saya, mengenai emosi positif. Jadi ceritanya dia emosi dengan kejadian bertahun-tahun lalu ketika dia baru saja menerbitkan novel pertamanya. Ada seorang penulis yang memberikan komentar di resensi novelnya. Komentar yang masih membekas hingga sekarang. Sebuah komentar yang bisa disebut kritik. Intinya mah, teman penulis kita yang muda belia ini merasa tersinggung oleh komentar penulis lain terhadap dirinya. Nah, dia bertekad untuk membuktikan bahwa dia seorang penulis yang hebat. Dan menurut dia, sekarang dia sudah bisa membuktikannya dengan keberhasilan memenangkan sayembara menulis dan novel-novelnya diterbitkan oleh penerbit ternama.

Thursday, May 16, 2013

Dua Sisi Hati yang Berbeda

abstrak hati
sumber gambar dari kidhanang.blogspot.com

Hati juga memiliki dua sisi, baik dan buruk, hanya Allah SWT yang tahu. Kita tak dapat menerka hati orang lain. Jalan yang terbaik adalah berusaha memperbaiki hati sendiri. Tulisan ini diikutsertakan pada 8 Minggu Ngeblog oleh Anging Mammiri, minggu keenam.

Terkadang, orang yang terlihat riya itu hanya bermaksud mensyukuri nikmat Allah SWT, sedangkan orang yang terlihat rendah hati itu justru tidak mensyukuri nikmat Allah SWT. –bunyi status fesbuk seorang kawan di fesbuk.

Wednesday, May 15, 2013

Don't Judge a Book From It's Cover


Tulisan ini disertakan dalam 8Minggu Ngeblog Anging Mammiri Minggu Keenam.

Pernah tidak merasa salah membeli buku? Saya pernah dan sering. Akibatnya, banyak buku yang mubajir. Sampai hari ini belum juga selesai dibaca. Apalagi saya ini penggemar obralan. Beberapa buku obral memang bagus, tapi lebih banyak yang tidak bagus. Maklum, kantong emak rumah tangga, terbatas sekali. Jadilah saya membeli buku yang relatif terjangkau. Harga satu buku di atas Rp 50 ribu, buat saya masih sangat mahal. Di lapak obralan, saya bisa mendapatkan tiga buku dengan selembar uang 50 ribu. Tapi…  risikonya harus ditanggung sendiri. Banyak buku yang mubajir karena setelah dibaca, tidak menarik hati.

Galau? Tahajud Lah Yaw...

sumber foto dari www.wasathon.com

Sosial media ini memang sangat unik. Setiap hari kita bisa membaca update status, kicauan, maupun curhatan panjang kawan-kawan maya di facebook, twitter, dan blog. Macam-macam saja curhatnya. Yang ibu rumah tangga pengen kerja, ibu bekerja pengen berhenti kerja, remaja yang baru putus cinta, anak muda yang gelisah karena susah cari kerja, dan sebagainya.  Saya sendiri juga gak terlepas dari status berisi keluhan, ketika saya merasa beban di dada ini perlu untuk dibagi ke seluruh dunia.

Monday, May 13, 2013

Acer Srikandi Blogger 2013: Apresiasi Positif Untuk Emak-Emak Blogger


Tadinya saya bingung mau menulis apa lagi ya tentang ajang Srikandi Blogger 2013 yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Kumpulan Emak-Emak Blogger. Saya sudah dua kali menuliskan tema ini dalam tulisan berjudul: Mati Suri, Hidup Kembali, dan Eksis Bersama Blog dan Srikandi Blogger 2013: Ajang Eksis Emak Rempong. 

Saturday, May 11, 2013

Sepenggal Kisah Tentang Cinta Pertama


Tulisan ini disertakan dalam 8 Minggu Ngeblog yang diadakan oleh Anging Mammiri

Ketika masih duduk di bangku SD, aku ingin sekali menjadi anak SMP. Sepertinya menyenangkan menjadi anak SMP. Setelah duduk di bangku SMP, aku ingin jadi anak SMA. Sepertinya menjadi anak SMA lebih asyik. Dan sekarang adalah hari pertamaku menjadi anak SMA. Apakah benar menjadi anak SMA akan se-asyik yang kubayangkan?

Monday, May 6, 2013

Jajan Pinggir Jalan: Enak, Murah, tapi Harus Hati-Hati

Nasi uduk: salah satu makanan pinggir jalan
yang enak dan murah
foto: dok pribadi

Berbicara soal makanan pinggir jalanan, saya paling senang makan di pinggir jalan. Bukan apa-apa, harganya memang murah meriah. Di Indonesia ini, makanan pinggir jalan memang menjadi raja. Di kota-kota besar, sampai kota kecil, gerobak-gerobak makanan pinggir jalan pasti ada. Yang paling terkenal adalah Jalan Malioboro, Yogyakarta. Hei, siapa sangka ternyata keunikannya justru terletak pada deretan penjual makanan yang menawarkan makan sambil lesehan? Harganya pun sangaaat murah, sangat terjangkau untuk kantong siapa pun. Saya pernah makan di pinggir jalan Malioboro. Tidak lesehan, pedagangnya tidak menyediakan tempat untuk lesehan. Memang ada yang menyediakan tempat lesehan, ada juga yang tidak. Saya membeli satu porsi nasi, gudeg, dan  telur, harganya hanya Rp 5.000. Gudegnya enaak sekali. Suami saya bahkan sampai ingin ke Jogja lagi, hanya untuk memakan gudegnya.

Sunday, May 5, 2013

Hidup Penuh Warna, Nikmati Saja


Tulisan ini disertakan dalam 8 Minggu Ngeblog yang diadakan oleh Anging Mammiri minggu keempat.

Belakangan ini saya baru menyadari kalau saya sudah diblock dari hubungan pertemanan di facebook oleh seorang teman facebook yang sudah beberapa kali kopi darat. Kami bergabung di sebuah grup rahasia, dan sering curhat-curhatan bersama kurang lebih 49 anggota lainnya. Jadi, bisa dibilang hubungan kami sudah dekat. Nah, saya baru sadar kalau saya diblock olehnya, saat saya membaca status seorang teman, yang juga temannya, dan dia mengomentari status itu tapi saya tak bisa membaca komentarnya. Kejadian itu sudah beberapa kali berlangsung, sehingga sampailah saya pada kesimpulan bahwa saya diblock. Kalau kita diblock oleh teman FB, otomatis kita tak bisa melihat jejaknya lagi di FB, baik itu status maupun komentar-komentarnya.

Thursday, May 2, 2013

Rumah Impianku dengan Semarak Warna Impian


Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap keluarga. Sebelum membeli barang mewah lain, sebaiknya kita membeli rumah dulu. Kalau sudah punya rumah, rasanya tenang dan tenteram. Gak usah mikir bayar kontrakan setiap tahun atau kos per bulan, gak bingung nyari kontrakan baru setiap kali ada masalah dengan kontrakan yang lama, dan tentu saja gak repot mesti pindah-pindah rumah kontrakan. Apalagi kalau anak sudah banyak dan bersekolah di lokasi tertentu, pasti akan repot kalau kita pindah-pindah rumah terus. Tinggal di rumah kontrakan juga gak bebas, ada aturan yang mengikat dengan pemilik kontrakan. Belum lagi konflik-konflik yang muncul antara pemilik kontrakan dan kontraktor (sebutan untuk pengontrak rumah), yang sering saya dengar dari teman-teman yang masih mengontrak. Dan tentunya, kalau sudah bertahun-tahun berkeluarga tapi masih mengontrak, ada saja pandangan miring dari keluarga besar atau orang-orang di sekitar. Punya rumah itu benar-benar harus diusahakan. Untuk itulah, saya rela menghemat pengeluaran rumah tangga, jarang beli baju dan aksesoris wanita lainnya, demi bisa mewujudkan rumah impian.

Sahabat Itu Berbagi


Dulu saya pernah menuliskan di sebuah kertas, isinya: “Ya Allah, beri aku seorang sahabat.”

Saya memang sedang merasa sendiri. Tak ada teman berbagi. Kata orang, saya judes. Makanya gak ada yang mau berteman dengan saya. Entahlah. Saya sendiri tak ada niat untuk judes. Memang sudah bawaannya begitu. Tapi, hidup “sendiri” pun tak enak. Apalagi saat jauh dari keluarga. Syukurlah, saya mendapatkan seorang sahabat yang kerap menemani saya.

Wednesday, May 1, 2013

Lindungi Anak-Anak Kita dari Miras!



“Si tukang rumput belum datang, ya?” tanya suami saya, malam itu, sepulang dari kantor.

“Belum. Agak diragukan juga dia mau datang,” jawab saya. Dan ternyata benar. Si tukang rumput itu tak pernah muncul lagi di kompleks perumahan kami. Kabarnya, dia menghilang sambil membawa barang curian. Pertemuan terakhir dengan si tukang rumput yang masih tetangga rumah kami itu, menyisakan trauma. Ketika itu, saya sedang membeli nasi uduk, dia menatap saya dengan mata merah. Saya pikir dia baru begadang, alias kurang tidur. Ucapannya membuat saya takut,