Tiba-tiba engkau ada
Kemudian engkau hadir
Laksana kerdil kumemanggil
Lihat aku lebih dalam
Di matamu kumelihat ada cinta yang tersirat
Tirani hati merebak
Barangkali aku salah
Kuterdiam bukan bisu
Musik terus mengalun dari komputer yang kugunakan untuk mengetik naskah novelku. Liriknya membuatku dapat menyelami perasaan tokoh-tokoh novelku. Carmen, gadis 15 tahun yang memendam cinta kepada Terry, kakak kelasnya. Kumasukkan juga lirik tersebut ke dalam naskahku, agar nanti pembaca juga ikut mendengarkan senandung lirih Melly, dan ikut terhanyut ke dalam perasaan Carmen. Musik juga membuat jemariku begitu lincah menari di atas tuts keyboard, memunculkan inspirasi yang tiada henti. Hingga akhirnya naskah itu diterbitkan dan dibaca oleh banyak remaja. Beberapa di antaranya mengirimkan email sembari bertanya:
"Kak, bagaimana caranya menulis novel yang bisa bikin pembaca hanyut di dalamnya? Aku ikut ngerasain kesedihan Carmen di novel Endless Love ini."
Ah, senangnya mendapatkan apresiasi positif dari pembaca. Bahagianya melebihi jumlah royalti yang didapatkan dari hasil penjualan buku. Itu kenapa aku masih setia menulis buku dan membagi perasaanku. Menjawab pertanyaan di atas, hanya satu saja. Putarlah musik yang sesuai dengan perasaan si tokoh dalam novel, entah itu saat si tokoh sedang jatuh cinta, patah hati, gembira, dan sebagainya. Musik akan memberikan ruh kepada tokoh-tokoh di dalam novel, sehingga novel tidak hambar dan kering.
Sebagaimana ada cerita di dalam novelku, maka di dalam musik pun ada cerita pribadi dari musisi. Tidak ada yang muncul dengan sendirinya. Semua memiliki cerita yang berasal dari pengalaman hidup sang penulis lirik. 11 Januari oleh Gigi ditulis oleh Armand Maulana untuk mengingatkan hari jadi pernikahannya dengan sang istri.
Era digital telah membuat musik dapat dinikmati secara illegal. Kalau dulu kita harus membeli kaset, sekarang kita bisa mengunduhnya di internet. Tapi, pernahkah kita berpikir bahwa itu akan mematikan musisi? Ya, aku mengakui kesalahanku dulu menikmati musik secara gratis dan ilegal dengan mengunduh di internet atau membeli DVD bajakan. Bagaimana jika novel-novelku dibajak orang dan aku tak mendapatkan royalti sepeser pun? Bukankah aku juga akan menangis?
Mari hargai karya musisi sebagaimana karya para penulis novel dengan membeli secara legal. Untuk musik, kita bisa mengunduhnya secara legal di aplikasi MelOn Indonesia yang dapat diunduh gratis di Play Store dan Apps Store. Setelah diunduh, kemudian daftar dengan menuliskan email dan nomor ponsel, atau masuk melalui Facebook, Google +, dan indihome. Bagi pelanggan indihome dapat masuk melalui SmartLogin.
Untuk tujuh hari pertama, kita dapat download lagu dan streaming secara gratis, asal ada koneksi internet saja. Koleksinya lengkap, dari lagu lokal maupun internasional. Setelah tidak gratis lagi, kita bisa membelinya, dengan harga yang terjangkau. Bisa pilih paket download dan streaming semua koleksi MelOn. Satu hari Rp 3.000, satu minggu Rp 15.000, dan 1 bulan Rp 50.000, dan dibayar dengan memotong pulsa Telkomsel karena aku memakai Telkomsel. Atau bisa juga potong pulsa dari nomor Indosat. Di luar kedua operator seluler itu, kita harus membayar menggunakan kartu kredit.
Selain itu, aku juga mendapatkan kupon MelOn dari seorang teman (thanks ya Melly yang sudah memperkenalkanku dengan aplikasi ini dan kasih kupon MelOn!) yang langsung kutopup dan bisa streaming gratis selama sebulan. Kita juga bisa membeli album yang berisi kumpulan lagu dengan harga terjangkau, antara Rp 25.000 sampai Rp 65.000 per album. Hitung-hitung membantu musisi agar terus berkarya. Kualitas suaranya jernih dan ada liriknya sehingga kita bisa ikut bernyanyi. Selamat menikmati musik dan menghasilkan karya darinya. Seperti novel-novelku yang banyak terinspirasi dari musik yang kudengar.
Kabar baik untuk blogger. Ya, selain menulis novel, aku juga menulis di blog. Contohnya blog ini, dan aku masih punya beberapa blog lain. MelOn Indonesia menawarkan penghasilan jutaan rupiah untuk para pemilik blog dengan memasang widget MelOn Indonesia di blognya. Aku sudah melakukannya juga. Widget MelOnku sudah kupasang di badan bawah blog ini. Kalau ada pengunjung yang mendaftar dari widget MelOn kita dan melakukan pembelian album, maka kita mendapatkan fee juga. Lumayan kan, cuma tinggal pasang widget saja. Fee akan ditransfer ke rekening kita, karena di akun widget itu kita akan mengisi data, termasuk Nomor rekening kita.
Yuk, daftar dan beli lagu dari widget MelOnku! Ingat lho, pembajakan dalam bentuk apa pun adalah haram. Stop membeli barang bajakan atau mengunduh secara illegal.
aku sekarang kalo ngeblog ditemenin sama musik mbak, jadi seger, dari kemarin kerjaannya downlodin lagu mulu
ReplyDeleteaku jarang denger musik hehe makanya ga apal nama2 lagu ><
ReplyDeleteAku klo pas nulis buntu baru dengerin musik. Kalau pas nulis malah susah dgn musik hehe.
ReplyDeleteAku gak update lagu juga sekarang, kalau dengerin musik paling yg udah kukenal aja :))
Lagu2 di musik melon itu kualitasnya bagus, suaranya jernih karena aslinya. Btw sukses ya artikelnya :-)
ReplyDeleteaku juga suka dengerin musik , noted nih pakai melon semua ada
ReplyDeleteGak bisa ya hidup tanpa musik. Saking ke mana-mana selalu bareng musik, aku sering dibully anak-anak. Kayak orang yang lagi jatuh cinta, katanya. Wwkwkwk...
ReplyDeleteJadi pengen nyoba bikin cerpen sambil dengerin musik nih abis baca post ini :)
ReplyDeleteaku suka banget dengerin lagu. Soalnya bisa naikin mood dan jadi inspirasi. aplikasi melon, lagi booming ya sekarang. Ntar coba instal jg ah...
ReplyDeleteaku kadang denger musik kadang nggak mau denger musik karena khawatir terdistraksi...
ReplyDeleteSelamat ya mbak, menang juga akhirnya..hihi
ReplyDelete