Tuesday, October 30, 2012

Baby Traveller: Ketika Ibu Rumah Tangga Menulis

Judul: Baby Traveller: Kisah Seru Saat Traveling
Bersama Bayi dan Balita
Penerbit: Delasarfa Book
Penulis: Ida Mulyani, Dkk

Fenomena yang sangat menggembirakan saat ini datang dari ibu-ibu rumah tangga yang antusias menggeluti hobi menulis di sela pekerjaan mengurus rumah tangga dan anak-anak. Tulisan-tulisan mereka sebagian besar terkumpul dalam buku antologi, atau kumpulan karya sastra, dalam hal ini esai nonfiksi. Pasti ada pertanyaan, bagaimana bisa para ibu rumah tangga itu menyempatkan diri untuk menulis di antara bertumpuknya tugas kerumahtanggaan yang menyita waktu dan tenaga?


Saya juga seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari berada di rumah bersama ketiga anak saya yang masih balita. Saya sudah menulis sejak remaja, dan hobi menulis ini masih saya gemari sampai sekarang. Ternyata tidak mudah membagi waktu antara menulis dan mengasuh anak. Memang,  untuk tugas rumah tangga semacam mencuci, menyetrika, dan membersihkan rumah, ada seorang asisten yang membantu. Tetapi tidak dengan mengasuh anak. Saya mengasuh ketiganya sendiri. Suami membantu saat sempat, berhubung jam kerjanya padat. Satu anak masih bayi, sehingga semakin susah membagi waktu untuk menulis. Ketika sedang menulis, ada saja permintaan anak-anak yang harus saya turuti, berhubung mereka masih membutuhkan bantuan saya dalam melakukan banyak hal.

Jadi, jika ada ibu rumah tangga yang mampu menulis di sela kegiatan kerumahtanggaannya, itu patut diacungi jempol. Tentulah mereka telah berhasil menyingkirkan segala hambatan untuk bisa menulis, dari mulai tugas rumah tangga yang tak habis-habis, rengekan anak-anak, fisik lelah, dan waktu yang terbatas. Hasil tulisan para ibu rumah tangga itu, dikumpulkan dalam buku antologi, yang sebagian besar isinya tentang pengalaman mereka dalam tugas kerumahtanggaan dan pernikahan. Misalnya saja buku antologi yang satu ini; Baby Traveller.

Buku yang disusun oleh Ida Mulyani ini, mengumpulkan kisah-kisah pengalaman para ibu saat bepergian dengan anak-anaknya yang relatif masih bayi. Sebagaimana yang kita ketahui, membawa bayi atau balita dalam perjalanan jauh bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar bayi cenderung rewel dalam perjalanan. Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk mengantisipasinya. Sebagai ibu yang juga sering mengajak anak-anak jalan-jalan, saya juga merasakan hal yang sama. Saya pernah membawa anak-anak naik bus yang sedang penuh sesak, lalu anak-anak menangis karena gerah, disertai muntah-muntah. Belum lagi anak yang bayi pup di dalam bus, dan diapersnya bocor.

Di dalam buku Baby Traveller, kita juga akan membaca pengalaman para ibu ketika membawa bayi atau balitanya bepergian, dari wilayah domestik sampai internasional. Misalnya pengalaman Dewi Irianti ketika harus ke Australia bersama bayinya, berdua saja, dan itu menjadi pengalaman pertamanya ke luar negeri dengan membawa bayi. Ada juga pengalaman Atik HW, yang sering mengajak anak-anaknya ke luar negeri, mengikuti tugas suaminya yang berpindah-pindah negara. Bagaimana Atik menahan gemas dengan tingkah seorang anaknya yang pup di toilet pesawat, dank arena tak tertahankan, pupnya tercecer ke mana-mana, sedangkan pesawat akan mendarat. Dari kisah mereka, kita diberikan tips bagaimana menghadapi perjalanan ke luar negeri bersama anak-anak yang masih balita.

Cerita menggemaskan juga datang dari Dian Onasis, yang dulu pernah kesal dengan ibu-ibu yang membawa anak di perjalanan dan si anak rewel bukan main. Ternyata dia mengalami hal yang sama setelah punya anak. Putrinya, Billa, rewel bukan main saat naik kereta api menuju Malang. Pandangan sinis para penumpang pun mendarat kepadanya, seperti ketika ia memandang sinis ibu-ibu yang tak dapat mengatasi kerewelan anak mereka di perjalanan. Ternyata tak mudah menenangkan anak yang rewel dalam perjalanan.

Pengalaman Viana Akbari membawa bayinya yang baru berumur 36 hari dari Jakarta ke Solo, patut kita contek. Dengan persiapan yang baik, membawa bayi dalam perjalanan jauh ternyata tak masalah. Sayangnya, hal yang sama tak terjadi pada Indri Astuti, yang justru kehilangan bayinya dalam perjalanan rekreasi keluarga. Pengalamannya benar-benar tragis, dan membuat saya teringat terus membayangkan bayinya yang baru berumur 3 bulan, jatuh dari gendongan dan meninggal dunia.

Dan masih banyak lagi kisah para ibu yang membawa bayi dan balita mereka dalam perjalanan jauh maupun dekat. Kisah-kisah itu disertai tips bepergian dengan bayi dan balita, yang dapat diambil manfaatnya oleh pembaca. Semua kisah ditulis dengan bahasa sederhana dan  mudah dipahami, bahasa para ibu. Para ibu yang ingin bepergian dengan anak-anaknya, boleh membaca buku ini. Tips-tipsnya bisa dijadikan antisipasi saat bepergian dengan bayi dan balita.

Baby Salim mau travelling bersama tas bayi
hadiah dari Bunda Atik HW

6 comments:

  1. Hmm..keren ya mbak ibu rumah tangga
    selain bisa ngrus rumah tangga, bantu suami cari nafkah, sekarang nulis buku lagi. :)

    Oh ya, maaf baru respon giveawaynya.
    Pengumumannya besok ya mbak,
    makasih udah ikutan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, sekarang banyak ibu rumah tangga yang jadi penulis, hehehe... salah satunya buat ngilangin stres :D

      Moga saya menang giveawaynya mba yah.. :D

      Delete
  2. keren keren keren..

    karena saya cowok, belum menilai dari segi traveler bersama bayinya.. tapi kagum dengan ide menulis dari cerita sehari2.. hehe..

    Salut banget tuh, idenya cerdas.. beberapa kali saya kepikiran pengen banget mau nulis, tapi eh tapi kebanyakan mikir.. kebanyakan angan-angan.. haha

    materi yang mau ditulis kadang terlalu berat, terlalu ilmiah dll, sehingga rasa malas dan ragu tidak hentinya2 datang, meskipun ketika belum mulai sekalipun.. wkwk..

    lhoh lhoh lhoh?? apa2an ini?? kok saya jadi curhat disini?? haha..

    iya, maaf ya, saya terinspirasi banget, sampe2 peristiwa2 di kampus (karena saya masih kuliah) bisa jadi untuk bahan tulisan yang nantinya bisa dimuat dalam sebuah buku.. Aamiin.. semoga segera terwujud deh impian menulis bukunya..

    hehe.. makasi ya ibu2 rumah tangga yg sudah menginspirasi.. hihi.. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah banyak kok tulisan-tulisan yg diangkat dari pengalaman sehari-hari. Mahasiswa juga bisa lho.. dari kejadian-kejadian kecil aja, yg ada hikmahnya atau ada lucu-lucunya.
      Ayo nulis, jangan banyak mikir. Eh, nulis harus mikir yah? :D

      Delete
    2. iya, harus tetep mikir, tapi gag boleh kebanyakan, kalo kebanyakan mikir ntar gag nulis-nulis.. hehe.. makasi bunda.. :)

      Delete
  3. waaah..sepertinya merepotkan ya tp jg menyenangkan...

    FYI..Ayo sukseskan visit jawa tengah 2013 dengan menjadi bagian dr event tersebut :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...