Wednesday, June 26, 2013

Impian ABG: Melebihi Bintang di Langit

Andy Lau sewaktu muda
www.hkfilm.net
Mau melanjutkan nulis novel, tapi pikiran kosong. Kemarin itu saya lagi mikirin apa ya, tahu-tahu saya mikirin mimpi saya dulu waktu duduk di bangku SMP. Sebenarnya saya malu sih menceritakan mimpi itu di sini, karena setelah dipikir-pikir kok tinggi banget ya. Gak masuk di akal dan memang gak jadi kenyataan setelah saya dewasa. Yah, namanya juga mimpi. Mumpung gratis, bermimpilah setinggi mungkin. Anak-anak baru gede memang imajinasinya setinggi langit, gak kayak orang dewasa yang realistis. Hmm.. jadi sebenarnya saya bermimpi menjadi apa sih?


Saya ingin jadi artis! Ooh.. artis… ah, biasa kale… Eh, saya bukan ingin menjadi artis Indonesia, apalagi artis sinetron. Tapi, saya ingin jadi artis Mandarin! Yup, saya bermimpi bisa main film di Hongkong bareng Andy Lau dan kawan-kawan. Wkwkwkwk… sila tertawa sepuasnya. Memang pas zaman saya SMP, film-film Mandarin lagi booming di televisi dan bioskop Indonesia. Mirip seperti film dan drama Korea saat ini. Dan, sudah tentu saya menjadi salah satu ABG yang menggemari film-film itu dan bahkan bermimpi menjadi artis Mandarin.


Film Mandarin yang banyak diputar adalah film kungfu dan gangster, jadi banyak adegan berantem. Nah, saya bermimpi jadi artis yang jago kungfu. Walaupun dulu itu mustahil ada artis Indonesia yang bisa main film di Hongkong, ceritanya kan saya mengkhayal kalau saya sudah dewasa dan artis Indonesia sudah bisa main film di Hongkong. Tapi ternyata sampai sekarang belum ada ya artis Indonesia yang berhasil main film di Hongkong? Agnes Monica, kabarnya pernah main film di Taiwan, sayangnya bukan Hongkong. Zaman saya SMP dulu, artis Hongkong sama ngetopnya dengan artis Hollywood dan Bollywood. Artis Korea? Belum dikenal!

Di mimpi saya, tentu saja saya menjadi artis yang cantik dan terkenal, selalu menjadi tokoh protagonist di dalam film. Daya khayal cukup tinggi, sampe-sampe saya tahu jalan cerita semua film yang saya bintangi. Kayaknya besok-besok mau saya tulis jadi novel. Saya pacaran dengan actor Hongkong yang anak tunggal dari seorang konglomerat kaya, jiyaaaah! Tinggi banget ya mimpinya, jadi ngakak nih kalo ingat lagi. Pacarannya putus nyambung, karena saya punya banyak penggemar cowok dan pacar saya itu cemburu. Oh ya, saya bahkan sudah punya nama untuk pacar saya, seakan saya bisa menebak masa depan. Namanya, Rick Lee.  (wkwkwkwk… ampuuun dah!).

Lanjuuuut…. Berhubung saya artis Indonesia yang berhasil menjadi artis di Hongkong, otomatis saya menjadi artis kebanggaan di Indonesia karena membawa nama Indonesia ke duniaaaaaaa Internasional. Intinya mah, saya jadi terkenal di mana-mana. Cuma aja, sebagaimana artis-artis Hongkong lainnya, saya telat nikah. Gak tau kenapa ya, mungkin terpengaruh bacaan tentang riwayat hidup artis-artis Hongkong yang nikahnya telat-telat. Andy Lau saja baru menikah setelah umur 50 tahun. Jadilah saya berpikir bahwa kelak saya juga akan telat menikah, kalau beneran jadi artis Hongkong.

Tapiii… saya gak seperti artis-artis Hongkong lain yang suka kumpul kebo (hidup bersama sebelum menikah). Ceritanya, saya jadi artis yang sopan. Pakaian pun sopan. Saya pacaran dengan Rick Lee tanpa melanggar batas-batas norma agama. Kalau dipikir, memang agak gak masuk akal, sementara zaman saya SMP saja artis-artis Hongkong itu sudah gak bener gaya hidupnya. Apalagi setelah saya dewasa? Belakangan (setelah dewasa), saya menonton film-film Hongkong yang dibuat di masa sekarang, adegan-adegannya sudah jauh lebih “berani” daripada dulu, sekalipun itu film kelas 1.

Oh ya, film Hongkong itu ada kategorinya: kelas 1 untuk film box office yang adegan-adegannya layak ditonton masyarakat umum, kelas 2 untuk film biasa saja yang adegan-adegannya layak ditonton masyarakat umum, dan kelas 3 untuk film semi porno. Nah, kalau film kelas 3, artis-artisnya pun spesial dan jarang bisa main di film kelas 1 dan 2. Film kelas 1 itu pemainnya, diantaranya Jet Lee, Jacky Chan, Andy Lau, Chow Yun Fat, yang sekarang menjadi actor legendaries Hongkong.

The Bodyguard From Beijing, salah satu
film Mandarin favorit saya
sumber foto: www.loveasianfilm.com

Film kelas 1 akan dibuat sesopan mungkin, baik itu pakaian pemain wanita maupun adegannya. Dulu, adegan ciuman tidak ditampilkan dengan vulgar. Sekarang, batasan itu semakin menipis, dan sudah mendekati film kelas 3. Jadi, rasanya aneh kalau saya sekarang menjadi artis Hongkong yang sopan. *mikir…..

Ngomong-ngomong kok saya tahu ya soal film-film itu? Lah iya, wong saya sampe ngliping berita-beritanya. Saya rajin beli majalah dan tabloid yang ada berita tentang artis Hongkong. Dulu, banyak sekali majalah yang memberitakan mereka, seperti sekarang ini, banyak majalah yang memberitakan tentang artis Korea. Ya, kira-kira saya sama deh dengan ABG alay sekarang yang tergila-gila dengan artis Korea, lalu mengkhayal setinggi mungkin. Tapi, kenapa saya pengen jadi artis?

Well, jawabannya standar saja: kaya dan terkenal. Dari dulu sampai sekarang, menjadi kaya dan terkenal adalah impian remaja.  Terlalu sering membaca tentang honor-honor para artis membuat saya memimpikan bisa memiliki kehidupan seperti mereka. Glamour. Sekarang, apakah saya masih memimpikan itu?

Yaah, siapa sih yang gak mau jadi kaya dan terkenal? Hanya saja sekarang sudah lebih realistis, lagipula harta gak dibawa mati. Sejauh ini, impian saya cukup menjadi penulis yang bisa menghasilkan karya legendaries, karya yang diingat sepanjang masa. Itu saja masih jauuuh dari harapan. Saya masih harus berjuang menghasilkan karya yang fenomenal. Menjadi artis, apalagi artis yang cantik dan pujaan, kayaknya sudah gak mungkin lagi wong sudah emak-emak dan gembrot. Cukuplah itu menjadi impian masa remaja yang membuat bibir senyum-senyum.

Eit, apakah mimpi saya hanya itu? Iya, memang hanya itu. Waktu SD, saya belum punya mimpi. Kalau ditanya mau jadi apa, saya hanya mengikuti apa yang dikatakan teman-teman. Saya gak punya mimpi di dunia akademis, semacam ingin menjadi dosen, peneliti, bankir, dan lain sebagainya. Memang sejak kecil saya sudah menyadari bahwa jalan hidup saya ada di dunia seni. Menulis, bagi saya adalah bagian dari seni. Setidaknya bila saya gagal menjadi artis film, kelak novel-novel saya difilmkan. Itu berarti saya masih berhubungan dengan dunia seni peran.

Mimpi ini yang membuat langkah saya tak berhenti, merangkai barisan kata di mana saja. Dan saya bersyukur mimpi masa kecil saya tak terwujud. Ngebayangin gimana kelak kalo beneran jadi artis Mandarin. Weew… saya harus beradegan mesra dengan lawan jenis, berpakaian seksi, dan tentu saja gak pakai jilbab. Saya bersyukur mendapatkan hidayah berjilbab saat masih kuliah. Oh ya, bukan berarti saya gak berusaha mewujudkan mimpi menjadi artis itu lhoo…. Saya pernah mengirimkan formulir lomba model di majalah-majalah remaja, untungnya gak ada yang lolos. Ya iyalah, wong muka gak ngartis, latar belakang ekonomi keluarga juga pas-pasan. Dulu itu di formulirnya ada isian tentang gaji orang tua. Dari situ aja udah bisa dibaca peserta yang lolos tuh bakal yang gimana. Pastinya kalangan “the have.”

Orang tua juga gak ngijinin saya jadi artis, apalagi almarhumah Mama. Beliau udah ngeri aja dengan pergaulan artis-artis. Khawatir nanti kalau ganti baju, ada kamera tersembunyi, dan saya direkam tanpa busana. Kenyataannya memang banyak kan kasus-kasus begitu di dunia artis? Zaman saya dulu, gak ada satu pun artis Indonesia yang berjilbab.  Baru sekarang ini, muslimah berjilbab bisa diterima di kalangan perfilman seperti Okky Setiana Dewi. Tapi toh pekerjaannya juga terbatas, hanya untuk film-film islami.

Yah, inilah jalan saya: menjadi ibu rumah tangga yang penulis. Saya tak menyesali jalan hidup ini, karena yakin semua yang diberikan oleh Allah Swt adalah yang terbaik.


6 comments:

  1. Hahahahaha.... jaman aku abg aku malah benci setengah mati dengan wajah yg kata orang mirip artis mandarin .... lucu khayalannya leyla

    ReplyDelete
  2. Kenapa benci, mbaaaa? Kan caem lho, orientaaal... :D

    ReplyDelete
  3. hihi.. aku jg suka andi lau pas jadi yoko itu loh :)

    ReplyDelete
  4. aduuuh saya suka Andy Lau. Sekarang udah jadi engkong2 kali' yaaa.
    Eh ibu RT itu profesi terkece loh, jangan salah ^^

    terima kasih, Mbak. Udah terdaftar ^^

    ReplyDelete
  5. kesukaan kita sama nih mbak, sampe bikin klipping isinya artis mandarin semua, btw, andy lau kan dulunya kerja di salon ya kalau ga salah hehe...

    ReplyDelete

  6. panjang tulisan sebanyak 1202 kata tanpa judul, keterangan gambar dan tulisan “diikutsertakan ...” padahal ketentuannya sepanjang 500-800 kata. Jadi... kurang dari aturan kan? Alias melanggar aturan. Kata ‘kurang’ sebgaai penghalus, Mbak.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...