Friday, October 21, 2016

HUT Komnas Perempuan Ke-18, Jangan Berhenti Peduli!

Komnas Perempuan
Sabtu, 15 Oktober 2016, saya berangkat memenuhi undangan Komnas Perempuan melalui komunitas Blogger Reporter di Jalan Latuharhari Menteng, Jakarta Pusat. Acara dimulai pukul 1 siang, karena para undangan diajak makan siang dulu. 


Hidangan ala Manado memanjakan lidah kami. Setelah makan dan Salat Zuhur, kami berkumpul kembali di ruang pertemuan di dalam gedung Komnas Perempuan. Sebelumnya saya berfoto di samping Pohon Harapan, di mana terdapat kartu-kartu yang berisi harapan para perempuan kepada Komnas Perempuan. 

"Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata Komnas Perempuan?" tanya MC. Saya sendiri berpikir bahwa Komnas Perempuan adalah sebuah lembaga pemerintah yang mengurusi masalah-masalah kekerasan pada perempuan. 

Ibu Yunianthi Chuzaifah, wakil ketua Komnas Perempuan menyampaikan sejarah dibentuknya Komisi Nasional untuk perempuan ini. Akibat peristiwa Mei 1998, ketika terjadi kerusuhan di negeri ini yang dipicu lengsernya Presiden Suharto. 

Komnas Perempuan

Terjadi pemerkosaan massal terhadap gadis-gadis keturunan Tionghoa. Sayangnya, tidak banyak orang yang percaya bahwa kejadian itu nyata. Saya adalah salah seorang yang percaya itu benar-benar terjadi karena Tante saya hampir saja menjadi korban.

Keluarga saya dari bapak saya memang punya darah keturunan Tionghoa dari nenek saya. Jadi, Tante saya punya kulit putih dan mata sipit. Saya sendiri masih mewarisi mata sipit tapi kulit tidak putih sih karena Mama saya orang Solo yang kulitnya hitam manis. 

Sewaktu terjadi kerusuhan, Tante saya yang belum berjilbab, sedang ada tugas lapangan bersama teman-teman kantornya. Di jalan, mobil kantor Tante saya itu disuruh berhenti oleh para preman yang terlibat kerusuhan. Melihat Tante saya yang berwajah Chinese, mereka langsung memecahkan kaca. Pecahannya terkena pipi Tante saya. 

Tante saya yang sudah berdarah-darah pipinya itu berteriak bahwa dia bukan Chinese. Preman-preman itu baru percaya setelah Tante saya mengeluarkan KTP dan melihat di kolom agama tertulis agama Islam. 

Sayangnya, walaupun Tante saya selamat, bekasnya tak pernah hilang karena luka pecahan kaca itu menyebabkan guratan panjang di pipi Tante saya yang awalnya mulus. Ah, kasihan mana masih gadis. Apalagi para gadis keturunan Tionghoa yang benar-benar diperkosa. Pasti rasa traumanya sulit hilang. 

Apa pun agamanya, apa pun etnisnya, kekerasan tak semestinya terjadi. Perempuan adalah korban paling rentan karena fisiknya yang lemah dan tidak mampu melawan. Para ibu-ibu yang peduli kepada korban kekerasan 98 ini kemudian membuat lembaga untuk memperjuangkan nasib para perempuan keturunan Tionghoa yang mengalami pemerkosaan. 

Mereka mengusulkan untuk membuat Komnas Perempuan. Perjalanan yang panjang sebelum akhirnya disetujui oleh Presiden BJ Habibie. Perlu waktu untuk membuktikan bahwa kasus pemerkosaan massal itu memang benar terjadi. 

Ya, karena saat mengalami kekerasan, hanya 1 dari 8 perempuan yang mau mengadu. Stigma yang terbentuk di masyarakat cenderung menyalahkan perempuan bila mengalami kekerasan. Komnas Perempuan ingin memperjuangkan hak-hak perempuan yang mengalami kekerasan. 

Komnas Perempuan

Di hari ulang tahunnya yang kedelapan belas ini, Komnas Perempuan mengundang Blogger untuk ikut menyelami asal mula berdirinya Komnas Perempuan dan turut mengabarkan kepada Indonesia bahwa ada lembaga yang membantu memperjuangkan hak-hak perempuan korban kekerasan.

Komnas Perempuan

Blogger dinilai mampu menyuarakan hak-hak perempuan korban kekerasan yang tidak bisa bersuara karena tak punya kuasa. Blogger bebas menulis tanpa harus melalui seleksi penerbit. Blogger adalah media bebas. Ibu Yuni sampai terharu karena para blogger rela datang menghadiri HUT Komnas Perempuan dan membantu menyuarakan hak-hak perempuan.

Acara ini diakhiri dengan keliling gedung Komnas Perempuan dan menyaksikan sejarsh-sejarah tragedi 1998 yang dikliping dan ditempel di dinding gedung Komnas Perempuan. Juga ada mural-mural bergambar Perempuan dengan tali terikat. Menandakan seorang perempuan yang terbelenggu dan sulit bersuara.

Komnas Perempuan adalah lembaga independen yang didirikan tanggal 15 Oktober 1998 berdasarkan surat keputusan Presiden No. 181 tahun 1998. Tujuannya untuk menyebarkan pemahaman tentang kekerasan pada perempuan dan upaya pencegahan dan penanggulangan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. 

Bayangkan jika kasus 98 didiamkan dan tidak ada usaha untuk membela hak-hak korban, siapa yang bisa menjamin hal yang sama tidak terulang di kemudian hari? Komnas Perempuan bukan lembaga pelayanan penanganan korban, sehingga dibentuk pula Unit Pengaduan untuk Rujukan. 

Komnas Perempuan (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan), Jl. Latuharhari No. 4B, Jakarta 10310. Telp. 0213903963, Fax. 0213903922. Email: mail@komnasperempuan.go.id. Web: www.komnasperempuan.go.id.


9 comments:

  1. mudah2an komnas HAm wanita terus maju dan bisa menyelesaikan banyak amsalah tentang perempuan

    ReplyDelete
  2. kalau inget 98 ngeri ya Mbak, kok bisa ya, orang Indonesia seberingas itu? :(. Kasus 98 saja gak kelar-kelar, yang hilang-hilang juga banyak kan ya.

    ReplyDelete
  3. Bener-bener bikin trauma ya mbak kalau perempuan mendapat perlakukan kekerasan seperti itu. Semoga Komnas Perempuan bisa terus membantu dan mengurangi kekerasan terhadap perempuan.

    ReplyDelete
  4. Waktu tahun 98 itu saya masih SD belum ngerti apa-apa tentang kerusuhannya. Dipikir kerusuhan demo mahasiswa biasa. Makin besar makin tau kejadian yang sebenernya, masih banyak orang yang hilang, lalu sampai ada berita ini. Sedih mba, saya nggak bisa bayangin rasanya jadi mereka sampai hari ini. Semoga Komnas HAM Perempuan ini bisa terus membantu melindungi siapapun perempuan yang mengalami kekerasan dimanapun mereka berada ya.

    ReplyDelete
  5. Iya, temenku chines anak trisakti sampai pakai cadar

    ReplyDelete
  6. Duh, kalau bicara korban kekerasan seksual selalu ada rasa geram tapi iya benar, sebagian korban tidak tau apa yang harus dilakukan sesudahnya. Kalau ada semacam panduan langkah2 yang bisa dilakukan korban, rasanya perlu sosialisasi lebih luas.

    ReplyDelete
  7. Dulu kerjaanku dekat banget sama komnas perempuan & sering main2 ke kantornya. semoga komnas perempuan terus berjaya & dapat menyuarakan hak2 perempuan dengan baik :)

    ReplyDelete
  8. 98 aku lagi kuliah tuh menyeramkan mbak

    ReplyDelete
  9. Apaa pemerkosaaan massal, ngerii banget ya Mak, sangat miris :(
    semoga KomNas Perempuan bisa mengatasi dan mengurangi kekerasan pada perempuan ya .
    Duh jadi khawatir,secara punya anak perempuan niy :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...