Monday, April 15, 2013

Pohon Belimbing Warisan

Tulisan ini disertakan dalam tantangan #8MingguNgeblog yang diadakan oleh Anging Mammiri.

Pohon Belimbing di depan rumah
"Kakek sudah ndak punya apa-apa lagi, Nduk." Mata tua itu menatapku, sebelum melanjutkan ceritanya. "Semua sudah diambil oleh anak-anak. Kulkas diambil yang mbarep, AC diambil yang tengah, sampai semua piring juga dibawa anak-anak. Kakek cuma disisakan dua piring." 


Miris aku mendengarnya. Di usia tuanya, sepeninggal istri tercinta, beliau harus menghabiskan sisa hidup sendirian. Keenam anaknya sudah menikah dan meninggalkannya satu per satu. Tak cukup pergi, semua anaknya mengambil pula barang-barang yang ada di rumah beliau. Harta warisan, meski orang yang mewarisi masih hidup.

Hmmm.. kupikir-pikir, harta warisan apa yang sudah kuambil dari orang tuaku? Astaghfirullah! Apakah kita termasuk anak-anak yang menanti harta warisan orang tua? Alhamdulillah, orang tuaku tidak meninggalkan harta warisan apa pun. Semua sudah habis untuk pengobatan penyakit ibuku. Hanya tertinggal sebuah rumah sederhana dan perabotan rumah tangga yang tak lagi baru. Kulkas sudah tidak dingin, televisi sudah buram layarnya, mesin cuci tentu saja masih dipakai. Tega sekali kalau aku memintanya dari ayahku yang masih tinggal bersama dua adikku.

Aku pernah meminta sebuah televisi dari ayahku (ayahku punya dua, dan tagihan listrik membengkak karena semua tv dinyalakan padahal tidak ditonton). Tapi, apa jawab ayahku? "Itu televisi kenang-kenangan waktu masih ada Mamah." Meskipun ada dua, tak satu pun boleh kubawa. Saat itu, aku baru menikah dan belum mampu beli teve. Ini sungguhan. Gaji suamiku habis untuk membangun rumah. Sebagai pasangan pengantin baru, kami benar-benar memulai semuanya dari nol. Menumpang tinggal di rumah ayahku hanya dua bulan, lalu segera pindah ke rumah sendiri dengan tanpa membawa perabotan rumah tangga apa pun. Ibu mertua menyumbangkan kompor gas dan peralatan dapur bekas (beliau punya banyak, karena pernah membuka usaha restoran). Selain dari itu, kami tak punya apa-apa. Sampai anak pertama lahir pun, aku masih mencuci pakai tangan. Jadi, untuk hiburan di rumah, aku meminta satu televisi milik ayahku, dan ditolak!

Hati orang tua mana yang tega melihat anaknya "menderita." Tahu-tahu ayahku datang membawa televisi baru! Subhanallah! Orang tua memang tak pernah perhitungan pada anaknya, demikian juga dengan kakek tetanggaku itu. Aku tak berani lagi meminta sesuatu kepada ayahku. Seharusnya setelah menikah, anak-anaklah yang memberi kepada orang tua.

Namun, ada yang diberikan lagi oleh ayahku, sebagai penghias rumahku. Pohon belimbing. Iya, benar, pohon belimbing. Pohon belimbing itu semula kecil, ditaruh di dalam pot. Ayahku menyuruhku menanam pohon belimbing di depan rumah, supaya halamannya teduh. Subhanallah, pohon belimbingnya cepat tumbuh besar dan berbuah, meskipun banyak ulat, hiks! Kalau di rumah ayahku, buahnya aman-aman saja. Berhubung rumahku ini dekat kebun, jadi tertular ulatnya. Buahnya jarang yang selamat. Tapi, lumayanlah pohonnya membuat teduh rumah kami.

Itulah harta warisan ayahku untukku. Aku tak berani meminta yang lain, apalagi saat beliau masih hidup. Katanya, orang tua berharap anak-anaknya hidup, tetapi anak-anak barharap orang tua cepat mati supaya hartanya cepat diwariskan. Semoga saja kita tak termasuk anak-anak yang demikian. Alangkah ruginya anak-anak yang masih memiliki orang tua tapi tak sempat berbakti kepada mereka.

Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mamiri

7 comments:

  1. Orang tua berharap anak-anaknya terus hidup.. lalu sang anak malah berfikir sebaliknya. Miris ya bu..

    ReplyDelete
  2. sama mbak.. aku baru menikah n rumah sndiri tanpa tivi bahkan tanpa lemari yg layak hehe, nyuci pake tangan mpe punya 2 anak.. baru bisa beli krn dikasih sariwangi.. alhamdulillah.
    ya, smoga jadi anak yg tdk mengambil warisan sebelum diberikan.. na'udzubillah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  3. mbaaa.....tak akn kubiarkan keempat orang tuaku sendirian dihari tuanya...meski tak ada warisan pun.....hikss....(malam ini terhalang tablet yg terkena flu...blog ku o blog ku)

    ReplyDelete
  4. wah mba tulisannya mengingatkan saya pada pohon belimbing di sebelah rumah saya, kata ibu nantinya akan diwariskan juga, sukses 8 minggunya ya :)

    ReplyDelete
  5. kadang ortu ga ngasih karena dia pengen ngasih yang lebih baik dari yang si anak minta, bun. pengalamanku gitu :')

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...