Showing posts with label menang lomba blog. Show all posts
Showing posts with label menang lomba blog. Show all posts

Tuesday, July 21, 2015

ASUS Zenfone 4S dari Lomba Blog

Assalamu'alaikuuum.... setelah dijeda dengan BAB dan salat subuh yang agak telat gara-gara air PAM di rumah ibu mertua ini mati (nggak tau kenapa,  biasa deh PAM kan suka gitu), jadi terpaksa numpang BAB di rumah tetangga wkwkwk.... sekarang posting satu tulisan lagi yaak. Borongan nih, karena kemarin nggak bisa posting gara-gara lebaran. Lebaran saatnya kumpul keluarga, jadi ngeblognya libur dulu. Nggak lama kok liburnya, cuman tiga hari. 

Sunday, July 14, 2013

Eh, Kok Menang?

Hari ini saya mendapatkan kejutan. Dimention sama Mba Arin Murtiyarini dan Windi Teguh yang sama-sama jawara lomba blog, deg-degan pas lihat ternyata saya dimention karena jadi pemenang hiburan lomba blog "Ceritaku Bersama Miyako." Walopun cuma pemenang hiburan yang hadiahnya "paling-paling" merchandise, saya bersyukur banget karena nulisnya dekat deadline. Cuma SATU JAM menjelang deadline!

Monday, April 15, 2013

Alhamdulillah, Hadiah dari Pertamax Sudah Kuterima

Alhamdulillah, hadiah dari lomba blog Pertamax: Musik dan Pertamax, Mengharmonikan Hidup Saya, sudah kuterima. Cepat sekali, dari sejak diumumkan hari Selasa tanggal 9 April. Hari Kamis, aku dihubungi oleh adminnya. Aku harus ke kantor Pertamax untuk mengambil hadiah. Waduuuh... emak rempong begini mana bisa berangkat sendiri bawa tiga anak kecil-kecil. Kalau ada supir mah gak apa-apa. Soalnya gak punya pembantu dan tiga anak ini masih harus dipegangin. Ntar deh kalau anak-anak sudah agak besar, insya Allah bisa ke mana-mana bertiga. Setahun lalu waktu belum ada Salim, aku bisa pergi-pergi kopdar sama teman-teman membawa Ismail dan Sidiq. Tapi kalau sekarang karena ada bayi lagi, nanti kakak-kakaknya gak ada yang megangin.

Wednesday, April 10, 2013

Vini, Vidi, Vici (Aku Lihat, Aku Datang, Aku Menang)

Alhamdulillah, di awal bulan April ini berturut-turut keberuntungan berpihak padaku. Menang kuis dan lomba di beberapa tempat, meskipun hadiahnya gak gede-gede amat, tetap kusyukuri, karena aku gak mau kufur nikmat. Kalau ikut kuis dan lomba blog, sebenarnya aku gak mau lihat daftar pemenang. Nunggu ada yang manggil. Soalnya kalau lihat pengumuman sendiri, seringnya sih gak menang. Tapi minggu kemarin aku iseng lihat daftar pemenang lomba blog Mom's Diary yang diadakan oleh Sevenseas. 

Sunday, April 7, 2013

Jerawat Hilang, Pede Pun Datang




Ini kejadian paling gak enak banget sepanjang pengalamanku berjerawat (halagh!). Kejadiannya sudah lama sih, sekitar 5 tahun lalu ketika keluarga besar suamiku mengadakan hajat pernikahan adik suamiku. Berhubung kami dari keluarga calon mempelai laki-laki, jadi gak terlalu repot juga. Urusan baju dan make up seadanya saja. Hanya ibu mertua dan adik-adik perempuan suamiku yang dapat kebaya. Aku sih pakai baju biasa sajah, apalagi sedang hamil anak pertama.

Wednesday, February 13, 2013

Mau Nikah, Bikin Undangan dengan Undangan Pernikahan Online


18 November 2006

Undangan pernikahanku dulu
desain sederhana, tapi biayanya mahal 
Resepsi pernikahanku akhirnya terlaksana. Kulihat satu per satu undangan berdatangan dan menyalamiku (bersama suamiku, tentu) yang duduk di kursi pelaminan. Perasaanku campur aduk, antara bahagia, sedih, kecewa, gugup, dan banyak lagi. Tak mudah untuk melangsungkan pernikahan yang sudah direncanakan sejak 8 bulan sebelumnya. Apalagi keluarga kami baru ditinggal pergi oleh ibunda tercinta akibat penyakit kanker. Almarhumah ibuku sempat menyusun agenda acara akad dan resepsi, meski tak sempat menyaksikannya.

Saturday, January 26, 2013

Wonderfull 2012, Amazing 2013



Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian
Kecuali orang-orang yang beramal soleh,
Menetapi kesabaran, dan saling menasihati dalam  kebaikan
(QS: Al Ashr 1-4)

Waktu, bagiku terasa begitu sempit setelah ketiga putraku lahir satu demi satu. Saat aku masih single, banyak waktu luang yang bisa kumanfaatkan untuk diriku sendiri; menulis, membaca buku, shopping, ke salon, atau sekadar ngobrol-ngobrol dengan teman kos, adik, dan kerabat. Ketika sudah menikah dan punya anak, waktu 24 jam rasanya tak cukup. Kadang, aku kepingin jadi single lagi dan memanfaatkan dengan benar waktuku, agar tidak banyak dipakai untuk tidur. Yup, dulu itu aku hobi tidur. Di kos-an pun terkenal dengan sebutan Sleeping Beauty (halaaah.. ngaku-ngaku beauty). Bahasa Indonesia-nya (yang gak tepat benar dengan bahasa Inggrisnya, Putri Tidur). Sepulang dari kampus, makan, solat, langsung molor. Kalau udah molor juga susah dibangunin. Tidur siang kan mestinya cukup ½ jam sampai 1 jam, ini sih bisa sampai 3 jam. Betaaaah banget tidur.

Friday, January 25, 2013

Giveaway Senangnya Hatiku: Gak Pakai Pembantu Lagi


Tulisan ini sebenarnya tidak hendak diikutkan dalam even give away Pak Azzet. Berhubung sesuai dengan temanya, sekalian saja kuikutkan. Ini kali kedua aku mengikuti give away Pak Azzet. Yang pertama dulu tentang Asyiknya Ngeblog, dan tidak menang. Itu pertama kalinya aku ikut even give away di blog, lho. Kebetulan saat itu aku menulis tentang Asyiknya Ngeblog, lalu Windi Teguh menyuruhku mengikutsertakannya ke even GA Pak Azzet yang kebetulan temanya serupa.

Awalnya aku kurang berminat mengikuti even give away blogger, karena hadiahnya sedikit (jujur, xixixixi….). Tetapi setelah kuikuti, banyak manfaat yang kudapatkan. Dulu, waktu belum ikutan even-even GA seperti ini, jarang sekali pengunjung yang meninggalkan komentar di postinganku. Padahal, kalau melihat statistik blog, banyak juga yang membaca tulisanku. Eh, kenapa ya kok mereka tidak meninggalkan komentar? Setelah mengikuti even-even GA, aku baru mengerti. Rupanya ada etika nge-blog. Even GA itu adalah salah satu cara untuk mengeratkan silaturahim di antara blogger. Dengan mengikuti GA, otomatis kita meninggalkan komentar di penyelenggara, menjadi followernya, penyelenggara juga mungkin berminat menjadi follower kita, lalu di kemudian hari akan saling blogwalking.

Monday, December 24, 2012

Manfaat Televisi Semakin Lengkap dengan LG UHD 3D TV 84 Inchi


“Ini apa namanya, Kak?” tanyaku, pada gambar pelangi yang digambar sendiri oleh anakku di bukunya.
Rainbow! Rainbow!”

Aku terkejut. Tak menduga bila Ismail menyebut “pelangi” dalam bahasa Inggris. Seingatku, aku belum pernah mengajarkan kata itu kepadanya. Bukan hanya itu. Dia juga pernah mengucapkan kata “tolong” dalam bahasa Inggris. “Mama… helphelp….”

Hmmm…. Aku sibuk berpikir dari mana anak sulungku belajar kosa kata itu. Ayahnya juga belum mengajarkan. Saat itu, dia juga belum sekolah, jadi belum bergaul dengan teman-temannya. Akhirnya, aku menemukan jawabannya di film “Dora, The Eksplorer!”

Thursday, December 6, 2012

Saat Dia Tertidur di Sampingku

Kenangan manis di Kebun Binatang Ragunan

“Sendiri aja, Neng…? Kagak sama lakinya?”
“Kagak, kan udah cerai gua….”
“Lah emang ngapah?”
“Ribet punya laki. Mending kayak gini, enak ke mana-mana, gak cape.”
“Bukannya enak punya laki? Ke mana-mana kan ada yang nganterin?”
“Gak enak. Capek. Banyak maunya….”
“Kagak kawin lagi?”
“Gak ah. Enakan sendiri, bebas….”
“Ama supir angkot aja, bakalan dianterin ke mana-mana.”
“Ogah, ah… gua gak level sama sopir…. Lagian gua bisa kok sendiri ke mana-mana, gak perlu punya laki.”

Tuesday, December 4, 2012

Mewujudkan Asa di Tahun 2013


Akhirnya adikku yang manis, WindiTeguh, bikin Give Away (eh, gak tau ya dulu dia pernah bikin juga ato gak). Pas banget waktunya dengan kebengonganku di depan komputer, bingung mau nulis apa. Ada sih yang mau kutulis untuk lomba-lomba, tapi belom nyantol juga di otak. Berhubung tema dari Windi lebih ajib, nulis ini aja ah…..

Windi (aku panggil Windi aja,deh, soalnya dia lebih muda darikuh :D), menyuruhku menulis tentang resolusi 2013. Berhubung sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2013. Eeuuum… sebenarnya sudah lama aku gak bikin resolusi-resolusian. Semua kubiarkan mengalir begitu saja. Terakhir nulis resolusi tahun 2007 di blog MP yang sekarang sudah ditutup (hiks!). Berhubung Windi ngasih tantangan ini, baiklah akan kupikirkan resolusiku tahun depan apaan, yah? *mikir duluuu…..

Friday, November 30, 2012

Batik Bikin Aku Makin Cantik


“Kalau sudah nikah, harus selalu cantik di depan suami ya. Jangan pake daster batik, apalagi klo bolong…” kata seorang Ustazah, suatu ketika sebelum aku nikah.

Setelah menikah,

“Kok pake baju ini sih, Mah?” tanya suamiku, memandang daster dari bahan sifon yang kelihatan seksi dengan warna pink berkilau, plus renda-renda di pinggir kainnya.

“Bukannya seksi?” aku balik bertanya. Menurutku, daster gaya orang bule itu memang seksi meskipun gerah dipakainya. Apalagi dengan renda-renda yang menusuk-nusuk kulitku.

“Bagusan juga pake daster batik yang kamu punya itu….”
(aku memang punya daster batik, tapi dipakainya hanya kalau suami sedang ke kantor, alias siang hari. Malam hari, aku pakai baju tidur yang “gaya” biar kelihatan cantik di depan suami, hehehe…)

“Itu mah udah bolong. Jelek, pula….”

“Bukannya lebih seksi kalo bolong…. Lebih bagus lagi kalo….” (ups, sensor… takut ada perawan yang baca :P)

Thursday, November 1, 2012

Pencapaian Tertinggiku: Ibu Rumah Tangga yang Penulis


Pekerjaan           : Mengurus Rumah Tangga
Profesi               : Penulis

Sayang, tulisan “profesi” itu tidak tercantum dalam KTP-ku, hehe…. Apa pun, aku lega akhirnya aku menjalani apa yang ingin kujalani sejak masih remaja. Ya, ibu rumah tangga yang penulis, sebuah impian yang sudah kudambakan sejak masih remaja. Tak pernah aku berpikir untuk bekerja kantoran karena sifatku yang tak suka dikekang. Aku lebih suka bekerja sendiri, dengan waktu dan pekerjaan yang kutentukan sendiri. Dan yang lebih kusukai adalah adanya jadwal tidur siang. Pikir punya pikir, menjadi penulis lepas adalah profesi yang tepat untuk sifatku yang independen itu.

Novel pertamaku yang diterbitkan,
sekaligus menjadi juara kedua sayembara menulis novel
Namun, tak mudah untuk mencapai impian itu. Baiklah, aku ceritakan dulu prosesku meraih gelar sebagai “penulis.” Dulu, aku belum mengenal blog. Aku belum tahu bahwa kita bisa mempublikasikan tulisan kita di blog. Bahkan banyak kesempatan menulis di blog yang mendapatkan hadiah. Aku hanya tahu media majalah dan buku. Targetku pertama kali adalah, tulisanku dimuat di majalah, lalu diterbitkan menjadi buku. Prosesnya tidak mudah. Aku harus mengalami berulangkali penolakan dari redaktur majalah dan editor penerbit. Banyak alasan mengapa tulisanku ditolak. Jika aku mengirim 10 cerpen ke majalah, maka yang dimuat hanya satu. Menerbitkan buku jauh lebih sulit. Padahal, saat itu prosesnya tak semudah sekarang. Naskah harus diprint dulu dan dikirim melalui Pos. Sekarang, beberapa penerbit menerima naskah melalui surel.  

Perasaan kecewa ketika cerpen tidak dimuat, tidak sebesar saat novel-novelku ditolak penerbit. Sebab, mengirim novel membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada mengirim cerpen. Kalau cerpen hanya sekitar 6-10 halaman, novel bisa ratusan halaman. Biaya pos-nya juga lebih besar. Coba hitung saja berapa modal yang harus kukeluarkan untuk mengirim naskah:

Biaya rental komputer, karena belum punya komputer: RP 2.500 per jam
Biaya print naskah, Rp 500/ lembar
Biaya Pos, dihitung per kg.

Waktuku kini lebih banyak
untuk anak-anak
Sedangkan dulu aku hanya mahasiswa yang masih meminta uang dari orang tua. Kalau novel ditolak, duh, sedihnya. Tentu saja setiap penulis berpikir bahwa karyanya sudah bagus. Aku sendiri baru sadar kalau naskahku ada kekurangan, setelah bertahun-tahun kemudian, ketika kualitas tulisanku sudah meningkat, hehe… Tapi, pada waktu tulisan baru ditulis, yang ada di pikiranku hanyalah bahwa aku sudah melakukan yang terbaik, jadi tulisanku sudah yang terbaik.

Jalanku terbuka ketika aku mengikuti lomba menulis novel yang diadakan sebuah penerbit. Aku menjadi pemenang kedua, untuk naskah yang pernah ditolak sebuah penerbit. Bahkan, novelku itu menjadi best seller. Sejak itu, terasa mudah bagiku untuk mengirim naskah ke penerbit. Beberapa penerbit dengan suka cita menerima naskahku. Dalam setahun, ada 3-4 bukuku yang diterbitkan oleh penerbit yang berbeda-beda. Bisa dikatakan itu adalah masa keemasanku.

Ketika aku sudah merasa puas dengan dunia menulis, kuputuskan untuk membagi duniaku dengan seorang lelaki, dan kelak tiga orang anak yang lahir dari rahimku. Saat itulah tercapai impian yang telah ada sejak remaja. Pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anak, mengantar anak sekolah, mengurus rumah tangga, lalu menulis di saat luang.

Tidak ada yang salah dengan bermimpi, meskipun impian tak seindah kenyataan. Nyatanya, kegiatan menulis tak dapat selalu lancar dan beriringan dengan kegiatan mengasuh anak. Terlebih anak-anakku masih kecil-kecil. Ada saja godaan untuk tidak menulis, karena harus melayani kebutuhan mereka. Kadang kala aku kesal karena keinginan menulis tak dapat disalurkan, tetapi sering kali aku bahagia kala memandang wajah lelap mereka dalam tidurnya.

Sungguh, tak mudah rupanya bekerja dari rumah dengan tanpa seorang asisten pun yang membantu mengasuh anak. Anak-anak benar-benar masih membutuhkan perhatian ibunya. Ada saja ulah mereka untuk mencari perhatianku kala aku sedang memadu kasih dengan komputer bututku. Yang minta dibuatkan susu, yang minta mainan, yang ngacak-ngacak rumah, dan lain-lain. Di sinilah aku ditantang untuk menulis tanpa konsentrasi. Aku tidak  bisa benar-benar fokus pada tulisanku, ada saja gangguannya.

Alhamdulillah, meskipun repot dengan urusan mengasuh anak, aku masih bisa sesekali menulis. Bahkan mengikuti lomba menulis novel lagi, saat anak keduaku baru berusia enam bulan. Tak disangka, aku bisa menyabet juara ketiga. Kadang kala semangat menulis datang dan pergi, seiring dengan adanya motivasi dan kekecewaan. Target-target dipasang, dan beberapa harus diikhlaskan pergi karena ketiadaan waktu untuk menulis. Toh, aku tetap di sini, di depan meja komputer bututku, berusaha untuk tetap menulis, meski tak selalu bisa menulis.
Menjadi juara ketiga dalam lomba novel lagi,
saat sudah punya dua anak

Sebaliknya, kerapkali aku merasa bersalah ketika telah berjam-jam duduk di depan komputer, mengeluarkan semua isi kepalaku, sementara anak-anakku bermain sendiri. Aku merasa telah menelantarkan mereka. Jadi, seasyik apa pun aku menulis, aku harus bisa menghentikannya tatkala sudah melampaui batas waktu. Aku harus kembali kepada anak-anakku, meski masih banyak ide-ide di kepalaku yang ingin kutuangkan. Sebab, inilah jalan yang sudah kupilih; menjadi ibu rumah tangga yang penulis.

Thursday, October 25, 2012

Going to 30: Titik Balikku


Sibuk mengasuh anak yang usianyahanya terpaut setahun,
membuatku tak sempat menulis
Berhubung ada even give away bertajuk "Going to 30,” aku jadi mengingat kembali masa setahun lalu ketika usiaku menginjak 30 tahun. Kini usiaku memasuki 31 tahun. Ehhhmmm… apa ya yang istimewa saat memasuki usia 30 tahun? Aku tak terlalu memikirkannya, sebagaimana saat memasuki usia 17 tahun. Waktu mau 17 tahun, yang kupikirkan adalah “wah, berarti aku sudah boleh punya pacar, nih…” Hehehe…. Sedangkan saat memasuki usia 30 tahun, rasanya biasa-biasa saja. Takut tua? Tidak juga.

Monday, October 15, 2012

Lawan Korupsi dari Yang Terkecil


“Ya Allah, berilah kesempatan untuk ayahku agar bisa naik haji….”

Doa itu selalu kuucapkan setiap usai menunaikan salat.  Sebuah doa sederhana untuk ayahku, yang sampai pensiun dari Kementerian Agama, belum juga menunaikan ibadah haji.  Sedangkan nyaris semua teman kantornya, sudah menunaikan ibadah haji, dengan biaya dari negara.

Wednesday, September 12, 2012

Kenangan Lebaran 2012


Kalau saja tidak ada even giveaway dari Bunda Sumiyati, mungkin aku akan melewatkan begitu saja momen spesial lebaran kemarin. Bukan semata karena hadiahnya, meskipun tentu aku senang bila dapat hadiahnya. Melainkan karena tema giveawaynya yang luput dari pikiranku, padahal cukup berkesan untuk dituliskan; kenangan saat lebaran (2012) kemarin. Menuliskan kenangan ini, selain untuk mengisi waktu menjelang detik-detik melahirkan, juga agar blogku tetap terisi tulisan, mengingat sebentar lagi melahirkan. Minggu-minggu pertama usai melahirkan, kemungkinan blogku sepi tulisan :D

Monday, August 6, 2012

Berpuasa Saat Hamil, Insya Allah Bisa

Anak-anakku sudah ikut berpuasa
sejak dalam kandungan









Alhamdulilah, tahun ini Allah kembali menganugerahi saya momen berkesan; puasa di saat hamil. Ini kehamilan ketiga saya. Mulanya saya ragu, apakah kuat menjalani puasa saat sedang hamil delapan bulan? Pengalaman dua kali hamil, di usia 7-9 bulan kehamilan, nafsu makan meningkat drastis. Maunya makan terus, sampai susah jalan, hehehe…. Bagaimana kalau puasa nanti? Apakah bayinya tidak akan kenapa-kenapa? Bismillah. Saya niatkan saja untuk tetap berpuasa, meskipun sedang hamil.

Sunday, June 17, 2012

Ayo, Minum Susu... Susu Inovasi yang Sehat dan Halal untuk Pertumbuhan Anak

Sidiq, 3 tahun, minum susu pakai biskuit
Sudah lama saya ingin menulis tentang susu formula anak. Kebetulan ada lomba blog yang berkaitan dengan ini. Susu adalah minuman favorit saya sejak kecil. Ibu saya pernah mengatakan, bahwa di antara anak-anaknya, saya-lah anak yang paling suka minum susu. Namun, saat itu, susu masih menjadi makanan mahal untuk ukuran keluarga kami. Ibu memberi susu secara rutin, dimulai dari usia dua tahun, setelah disapih dari ASI, sampai kami duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian, kadang-kadang saja Ibu memberikan susu, terutama ketika akan ujian sekolah. Kata Ibu, otak kami bisa lebih “cling” kalau minum susu sebelum ujian. 

Tuesday, June 12, 2012

IBU RUMAH TANGGA HEBAT, PERLU PONSEL PINTAR UNTUK PEREMPUAN

Suatu hari, saya menonton sebuah acara kuis di televisi. Salah satu pesertanya adalah ibu rumah tangga. Ketika ibu itu diminta menjawab apa kepanjangan dari SPBU, dia langsung melewatkan pertanyaan tersebut karena tidak tahu. Lalu, pada kesempatan kedua, dia kembali ditanyakan pertanyaan yang sama. Dan lagi-lagi, dia masih tidak tahu. Wajahnya benar-benar menyiratkan kebingungan. Agaknya kata “SPBU” tidak pernah didengarnya seumur hidup.

Hah. Saya jadi seperti penonton sepakbola yang gemas melihat pemain andalan saya tidak juga memasukkan bola ke gawang. Gemas bin geregetan. Duh, Bu, jangan bikin malu profesi ibu rumah tangga, dong. Padahal, saat acara kuis itu ditayangkan, isu BBM naik sedang gencar-gencarnya. Setiap hari berita di televisi selalu menyiarkan reportase BBM yang berlokasi di SPBU. Eh, jangan-jangan, apa kepanjangan dari BBM juga tidak tahu ya? Apa perlu saya jelaskan ya kepanjangan dari BBM dan SPBU? Khawatir ibu-ibu yang baca tulisan ini juga tidak tahu :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...